ACDD 34# AISFA NAZIYA ALMAHYRA

23.4K 1.5K 123
                                    

ACDD 34# AISFA NAZIYA ALMAHYRA

"Berusaha melupakan dan belajar mencintai secara bersamaan itu bukan suatu hal yang mudah."

~Aisfa (Cinta dalam Doa)~

🕊🕊🕊

"Kamu masih simpan diary-nya Aisfa?" tanya Ning Izza hati-hati pada suaminya.

Di tangannya terdapat diary Aisfa yang ia temukan di bawah tumpukan pakaian Gus Alfatih.

Gus Alfatih yang baru pulang dari kafe tidak menjawab. Pemuda itu menyambar handuk di belakang pintu lalu masuk kamar mandi.

Ning Izza menghela napas berusaha sabar.
"Sabar, Za. Mungkin dia lagi capek."

Tak mau dikuasai kemarahan, Ning Izza keluar dari kamar menuju halaman belakang untuk mencari udara segar sekaligus menentramkan isi pikirannya yang kacau.

Ning Izza mendongak dan mengibas-ngibaskan tangannya di depan mata berusaha menghalau air mata agar tidak sampai jatuh.

"Udah lima bulan, tapi dia gak bisa lupain Aisfa juga. Emangnya aku kurang apa sih?" kesalnya menghentakkan kakinya ke tanah.

"Kalau kayak gini terus aku bisa capek. Boleh nggak kalau aku nyerah?" Mata Ning Izza penuh dengan gumpalan air.

"Emang dia sehebat apa sih sampai bisa buat Gus Al tergila-gila?"

"Dia cuman anak kurang kasih sayang, mantan badgirl yang suka balapan liar dan bikin temannya lumpuh. Dia nggak mempunyai keistimewaan sehebat itu hingga buat Gus Al tergila-gila sama dia. Dia gak pantas buat Gus Alfatih yang mendekati sempurna."

Kecemburuan buta Ning Izza pada Aisfa membuat gadis itu menjelek-jelekkan Aisfa. Ia tahu semua masa lalu Aisfa dari cerita Gus Alfatih.

"Maksud kamu, Aisfa gak sebaik dan seshalihah kamu?" Tiba-tiba Gus Alfatih datang.

Ning Izza tertegun di tempatnya saat suara itu menusuk telinganya. Gadis itu memejamkan mata takut. Pasti suaminya akan murka.

"M—maksud aku—" Ucapannya terpotong.

"Saya gak nyangka kamu bisa berkata seperti itu? Kamu pernah tidak terima dengan penilaian Abi terhadap Aisfa, tapi kamu sendiri lebih memandang Aisfa rendah." Gus Alfatih tertawa lirih.

"Mungkin ini sebabnya Allah tidak meletakkan cinta di hati saya untuk kamu dan malah membuatnya menjadi milik Aisfa. Karena walaupun Aisfa baru berhijrah, dia tidak suka menyombongkan diri dan merendahkan orang lain. Seharusnya kamu yang paham agama sudah tahu kalau perkataanmu itu tidak baik," sarkas Gus Alfatih.

Ning Izza tersulut emosi. "Aku gak bilang begitu, Gus. Gus yang menyimpulkan sendiri."

"Tapi sudah jelas perkataan kamu tadi menyudutkan dia, Ning. Kalau seandainya Aisfa ada di sini, dia pasti sakit hati mendengarnya," bentaknya.

Ning Izza merasa ada sesuatu yang mencuat hingga ke ubun-ubun membuat telinganya mendidih dan wajahnya merah.

"Bagus! Kalau seandainya dia masih ada di sini, kalian akan bersatu. Kita gak bakalan nikah, Gus. Dan aku gak bakalan tersiksa kayak gini."

Aisfa (Cinta dalam Doa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang