053

2.1K 189 10
                                    

Jennie melangkahkan kakinya begitu pasrah akan takdir hidupnya yang membawanya menuju ruang altar bukan bersama Lisa yang sesuai dengan keinginannya, melainkan bersama Jackson yang kini tidak ia inginkan.

Jennie Pov.

Aku mencoba untuk menyadari kenyataan hidupku bahwa beberapa menit lagi aku akan menjadi istri dari seseorang yang bukan aku inginkan.

Aku tidak perduli bagaimana keadaan make up ku setelah aku benar-benar tidak dapat menahan derasnya air mata ini. Appa.. Ya appa tidak ada disampingku, disaat wanita lain berjalan menuju altar dimana seorang ayah mengantarkannya kepada pelabuhan hati anaknya. Tidak dengan appaku, dia tidak mengantarkanku kepada calon suamiku.

- FlashBack

Satu minnggu sebelum hari pernikahanku, aku menemui appa dihospital. Sebenarnya setiap dua minggu sekali aku selalu menyempatkan waktu menemui appa untuk sekedar melepas rindu. Tapi hari ini aku akan sedikit berbicara serius kepadanya.

Ceklek...

Appa tidak ada diruangannya, namun aku memutuskan untuk menunggunya.

10 menit kemudian appa datang.

"ahh hayy baby, how are you today?" tanya appa melepaskan Jas dokternya lalu menghampiriku.

Tanpa menjawab pertanyaannya aku segera memeluknya "uuhhhh I miss you so much Girl."

"I miss you more appa." ucapku

Appa membawaku duduk di sofa, "bagaimana keadaan eomma mu?" aku masih merasakan bagaimana appa merindukan eomma, tapi selama ini appa tidak lagi pulang kerumah.

Aku tersenyum lalu kembali memeluknya "dia baik, dia masih istrimu yang mengatur pola hidupnya dengan baik mengikuti setiap perintahmu untuk memakan buah dan sayuran di jam yang kau anjurkan. Meminum obat secara rutin dan berolahraga sesuai jadwal senggangnya." jawabku

Appa tertawa mendengar jawaban yang selalu aku berikan dengan detail.

"appa." panggilku dalam pelukannya..

"humm? Why baby?." tanya appa tangannya begitu lembut mengelus punggungku.

"kau akan menggandengku menuju altar untuk berjalan di hari pernikahanku dengannya.?" tanyaku

Appa segera melepaskan pelukannya, aku menatap raut perubaahan pada wajah lelaki yang sangat aku sayangi yang kini tidak lagi muda namun masih sangat tampan.

"apa kau menginginkannya?" tanya appa.

Aku menggeleng dengan mata terpejam seolah mengingat kenyataan hidupku.

"aku tidak menginginkan pernikahannya,- "
Namun ucapanku terpotong olehnya

"begitupun appa, "

"appa tidak ingin mengantarkan dan menyerahkan putri sematawayang appa kepada apa yang bukan menjadi kebahagiaannya. Appa tidak ingin nak, appa akan mengantarkanmu menuju altar jika kau menikah bersama apa yang kau inginkan. Maafkan appa, sesak rasanya jika appa melihatmu bersanding dengan orang yang bukan menjadi kebahagiaanmu. Minggu sebelumnya eomma mu menemui appa, dia sepertimu meminta agar appa mengantarkanmu menuju altar pernikahan tapi dengan tegas bahwa appa tidak akan melakukannya. Sayang, sekali lagi appa minta maaf bukan appa tidak menyayangimu tapi appa berharap tuhan mendengar doaku, doa yang selama ini appa panjatkan agar kau menemukan kebahagiaanmu yang sesungguhnya, agar aku bisa melihat duniaku kembali yaitu senyuman yang ada pada dirimu, menyambut pagi appa, menambah semangat kerja appa dan membuat appa selalu sehat."

BEAUTY ANGELS - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang