NEVARA
Sepasang kekasih itu sudah berada di taman. Baik Nara maupun Max bersikap seperti biasa, seolah-olah tak terjadi apa pun sebelumnya. Tapi bukankah memang sudah seharusnya seperti itu?
"Di mana temanmu?" tanya Max.
Netranya tak kunjung menemukan gadis yang Nara anggap sebagai sahabat, padahal Max menganggap Zella sebagai gadis pengganggu yang sangat menyebalkan yang harus dia singkirkan.
"Mungkin masih di jalan," jawab Nara dengan malas.
"Ada apa dengan nada bicaramu, Kanara?" tanya Max lagi setelah mendengar jawaban dari Nara, bukan nada bicara seperti itu yang Max harapkan dari kekasihnya.
Nara sebenarnya enggan untuk membalas perkataan kekasihnya, tapi jika dia diam justru Max akan semakin marah, kekasihnya itu memiliki kesabaran setipis tisu.
"Ngga, aku cuman sedikit pusing." alibi Nara.
"Pusing? Kenapa tidak mengatakannya dari tadi. Lebih baik kita pulang sekarang, kabari temanmu kalau kamu sakit." ujar Max dengan khawatir.
"I'm okay, jangan berlebihan." ucap Nara dengan senyum terpaksa yang sialnya justru semakin membuat Max terpesona padanya.
"Baiklah," balas Max.
Mereka memutuskan untuk duduk pada salah bangku taman, tidak ada yang berusaha memulai percakapan di antara keduanya. Dan Max hanya bersandar di pundak Nara, sesekali mengendus leher putih mulus kekasihnya itu.
"Max stop, di sini banyak orang." ucap Nara sambil berusaha menyingkirkan kepala Max dari pundaknya.
"Hanya untuk saat ini."
Max menuruti apa yang Nara inginkan, dia menjauhkan wajahnya dari ceruk leher gadis itu. Sangat disayangkan dia harus menghentikan aktivitas favoritnya itu.
Dari tempat duduknya, Nara dapat melihat siluet Zella yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka, saat pandangan keduanya bertemu Nara langsung berlari menuju Zella, mendekapnya dengan erat. Mengabaikan Max yang sedang melayangkan tatapan tajam pada Zella.
"Maaf, kalian udah nunggu lama?" tanya Zella saat sudah melepaskan pelukannya.
Max berjalan mendekat pada mereka dan berdiri tepat di samping Nara sembari memeluk pinggang gadis itu dengan erat, "Nona Zella kamu tahu aturanku bukan? Jangan pernah memeluknya lagi." tegas Max.
Mendengar penuturan dari kekasih sahabatnya itu Zella hanya memutar bola matanya malas, dia benci kekasih sahabatnya itu. Zella tentu tahu segila apa aturan yang Max berikan pada Nara, jika bukan karena Max adalah orang yang berbahaya, sudah dari awal dia menghasut sahabatnya agar meninggalkan Max.
Tapi Zella tidak ingin kejadian itu kembali terulang, dan mengharuskan dia bersikap seperti saat ini. Takdir sahabatnya sangat buruk karena bertemu dengan iblis seperti Max.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevara Obsessive Boyfriend
Teen Fiction(17+) WARNING!!! (CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, OBSESI, NARKOBA, DAN KONTEN SENSITIF! BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR BALIK LAGI NANTI PAS UMUR KALIAN UDAH CUKUP YA) *** Dia Maximillan, lelaki dengan netra biru yang selalu berkilat...