Chapter 37

7.2K 247 4
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Apa yang terjadi pada Nara adalah sepenuhnya kesalahan Regal, tapi tidak dapat Max ungkiri jika dia juga bersalah karena sudah membebaskan Nara, ingatkan Max untuk tidak pernah memberikan Nara kebebasan lagi setelah ini.

Suasana kelas yang hening dan di sertai suara gemuruh hujan di luar membuat mereka merapatkan jaket yang mereka kenakan untuk mencari kehangatan, berbeda dengan yang lain Max justru merasa sedikit gerah atau mungkin ini adalah amarah yang masih dia pendam karena belum memberikan Regal balasan yang setimpal.

Kira-kira apa balasan apa yang cocok untuk pelaku pelecehan seperti Regal? Rasanya Regal meninggal pun masih belum cukup untuk Max, Regal harus merasakan neraka dunia terlebih dahulu sebelum pergi ke neraka yang sesungguhnya.

"Menjadikannya budak pun rasanya tidak cukup, lalu apa yang cocok untuk seonggok manusia tidak berguna sepertinya." gumam Max, Max tidak sadar jika para sahabatnya sedang memperhatikannya.

Bukan karena Max sedang melamun atau diam saja karena Max biasanya juga tidak banyak tingkah atau bicara seperti Deo dan yang lain tapi mereka memperhatikan bibir Max yang terluka, kenapa bibirnya? Itulah yang ada dalam benar mereka.

"Ssttt lo tanya ke Max coba kenapa bibirnya kayak gitu? Apa dia di pukul sampe luka gitu?" bisik Deo pada Zain yang sedang mengupil.

Zain menatap Max sebentar lalu mengalihkan tatapannya pada Deo, "Lo gila? Si bos lagi mode senggol bacok gitu mana berani gue!"

"Ck! Emangnya lo ngga penasaran apa?" pancing Deo.

Mengangguk pelan Zain menatap Deo. "Penasaran sih, tapi jangan gue gimana kalau kita tumbalin Atlas aja?" usul Zain.

"Si Atlas akhir-akhir ini lagi murung, gue ngga tahu kenapa yang penting jangan dia." balas Deo.

Atlas yang merasa di tatap mencari pelaku yang menatapnya dan netranya bertemu dengan netra hitam milik Deo. "Mau apa lo?" ucapnya dengan galak.

"Buset! Galak bener pak, jadi takut gue." canda Deo agar tidak terlalu canggung.

Deo kembali mencari mangsa yang akan di tumbalkan selain Atlas dan Zero tentunya karena kedua pemuda itu tidak mungkin mau dia suruh-suruh.

"Yo lihat si Bima, dari pada dia gangguin si Cherry terus mending kita suruh nanya ke si bos." usul Zain.

Deo mengangguk setuju mendengar usul dari Zain, anggap saja mereka sedang menolong Cherry dari buaya macam Bima.

"Bim!" panggil Zain.

Bima yang merasa di panggil pun mengalihkan perhatiannya dari Cherry dan menatap Zain dengan heran, apa yang diinginkan sahabatnya itu? Tapi apa pun itu firasat Bima mengatakan jika itu pasti hal buruk.

"Sini woi!" panggil Deo.

Bima menuruti perkataan Deo dan mendekati dua manusia tidak berguna seperti Deo dan Bima, "Mau apa lo? Pake manggil-manggil gue segala."

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang