Chapter 17

10.5K 359 2
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Nara berjalan dengan plastik berisi belanjaannya yang dia beli di supermarket dekat perumahannya, gadis itu tidak sadar jika sedang di ikuti oleh seseorang atau mungkin lebih? "Siapa orang-orang di belakang?" tanya Nara pada dirinya sendiri saat menyadari jika ada yang mengikutinya.

Meskipun jam masih menunjukkan pukul delapan malam namun area perumahannya sudah mulai sepi dan hanya di terangi beberapa lampu tiang yang sudah sedikit usang membuat dia sedikit takut, ingat hanya sedikit lagi pula jika dibandingkan dengan suasana kamar Max mungkin Nara akan lebih memilih untuk berada di jalan seperti ini.

"Lo kayaknya emang ngga punya rasa takut ya?" celetuk salah satu pemuda itu tiba-tiba dan hal itu tentu saja membuat Nara sedikit terkejut.

Nara langsung membalikkan tubuhnya agar dapat melihat siapa yang mengikutinya, gadis itu menaikkan sebelah alisnya dan menatap mereka dengan lekat, "Kalian siapa?" tanya Nara dengan raut wajah datarnya.

"Kita bukan orang jahat kok, kita anggota Arexza yang kebetulan nongkrong di depan supermarket tadi dan ngelihat lo jalan sendirian jadi kita ikutin karena udah malam, bahaya, apalagi lo cewenya si bos." jawab salah satu pemuda itu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena tatapan Nara yang terkesan mengintimidasinya.

Netra gadis itu dapat melihat tiga laki-laki yang mengenakan jaket khas anggota Arexza, dia sangat mengenali jaket itu. Jaket yang berlambang bunga Atropa Belladona, bunga yang memiliki julukan Deadly Nightside dan juga pistol yang berada di bagian belakang jaket itu sedangkan di bagian depan hanya ada tulisan Arexza.

Nara tidak mengenali siapa mereka, lagi pula jika dia mengenali tiga laki-laki itu Max pasti akan menghukumnya dan melarangnya untuk berinteraksi dengan siapa pun lagi. Tiga laki-laki itu menyadari raut wajah Nara yang penasaran namun bibir gadis itu tetap terkatup dan tidak berbicara atau bertanya lebih lanjut.

"Oh ya, kenalin gue Seno." ujar pemuda bernama Seno, Seno Tamara.

"Gue Arsenio Bu bos, salam kenal ya!" ucap pemuda di sebelah Seno bernama Arsenio Brown itu.

"Kalau yang ini Michael Rodriguez, dia tunawicara tapi dia bisa dengar kok." Michael yang mendengar namanya di sebut langsung melambaikan tangannya pada Nara sebagai tanda perkenalan, dia menatap Nara dengan senyum cerahnya membuat Nara sedikit melupakan tentang aturan yang Max buat.

"Michael salam kenal ya, untuk kalian juga salam kenal." ujar Nara dengan sedikit ramah, mengingat ketiga pemuda ini mau mengikutinya hanya untuk memastikan keselamatannya. Meskipun Nara yakin tanpa mereka ikuti pun Nara akan selamat karena gadis itu tahu jika Max menempatkan beberapa orang di sekitarnya untuk mengawasi semua yang dia lakukan dan menjamin keselamatannya.

Netra hitam Seno menatap ragu-ragu pada Nara yang terlihat sangat memukau dengan baju sederhananya, tak heran jika ketuanya itu sangat tergila-gila pada Nara. "Bu bos rumahnya masih jauh? Kita lanjut jalan aja biar cepet nyampe," tanya Seno mencoba untuk memecahkan kecanggungan di antara mereka.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang