Chapter 15

11.9K 318 3
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

"Gadisku ternyata sangat nakal," gumam Max dengan seringai di wajahnya setelah melihat pesan yang di kirim oleh orang suruhannya.

Meskipun marah tapi dia tidak mau berbuat gegabah seperti biasanya mengingat jika pemuda yang bersama Nara di foto itu adalah anak seorang polisi jadi mau tidak mau dia harus menggunakan cara yang biasa dia gunakan dulu.

Saat ini Max sedang berada di kantor ayahnya, Olan Benedicto. Max duduk di kursi yang tersedia di ruangan itu dengan tenang dan membaca berkas-berkas yang ayahnya berikan padanya dengan teliti, Olan memberikan sedikit tugas untuk Max agar dia belajar cara mengoperasikan sebuah perusahaan dengan baik dan mungkin memberikan pelajaran berharga bagi para tikus yang berbuat curang di perusahaannya.

"Max, kerjakan tugasmu dengan baik lalu datanglah ke tempat biasa." ujar Olan lalu pergi dari ruangannya menuju tempat rapat dengan para kliennya.

"Dasar pak tua menyebalkan, kenapa ibuku mau dengan laki-laki seperti dia." gumam Max.

Max mengerjakan apa yang di minta ayahnya dengan serius meskipun sesekali menggerutu karena di beri tugas yang cukup sulit yaitu menangani dana perusahaan yang tiba-tiba menurun. 

"Sepertinya para tikus kotor itu suka bermain di sini," gumam Max lagi sambil melihat data para tikus itu, ternyata mereka tidak lebih dari manusia yang memanfaatkan kekuasaannya hanya demi keuntungan pribadi dan itu terlihat sangat menjijikkan di matanya.

"Hukuman apa yang pantas bagi pemakan uang haram? Sepertinya hukuman mati pun masih sangat kurang, mengingat tindakan mereka yang merugikan banyak orang."

"Dan kalian para pak tua tunggu ajal kalian." lanjutnya sambil meneliti profil itu dengan seksama.

Max terus mengerjakan tugasnya sampai waktu menunjukkan jam makan siang tanda jika dia harus pergi ke Markas organisasi gelap yang ayahnya pimpin. Laki-laki itu pergi dari ruangan ayahnya dengan santai dan melangkah keluar menuju basemen gedung lalu masuk ke dalam mobilnya.

"Aku merindukan gadisku, sedang apa dia?" gumamnya.

Tanpa pikir panjang Max menekan tombol panggilan pada ponselnya, mendengar suara gadisnya mungkin bisa mengurangi tingkat kerinduan di hatinya, ingat hanya mungkin!

"Halo?" sapa Nara saat telepon tersambung.

"Max?"

"Max jangan bermain-main! Sekarang sedang jam belajar," kesal Nara karena Max tak kunjung membuka suara.

Max terkekeh pelan mendengar Nara yang kesal padanya, rasa rindunya kian bertambah saat mendengar suara halus milik kekasihnya dan memaki para tikus yang mengharuskannya berpisah dengan Nara untuk memberi mereka keadilan atas apa yang mereka perbuat.

"Jangan marah sayang," bujuk Max.

"Ada apa? Aku sedang berada di dalam kelas," tanya Nara dengan suara pelan agar tidak ketahuan guru jika dia sedang menerima panggilan telepon.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang