NEVARA
Gelisah, itulah yang Zella rasakan sekarang. Gadis itu sedang gelisah dan bingung atas semua yang menimpanya akhir-akhir ini, Ayahnya sudah di curigai polisi dan Rio yang mulai ketahuan hingga laki-laki itu memutuskan untuk bersembunyi untuk sementara waktu.
Tidak ada yang berjalan mulus sesuai rencananya, dan Zella benci fakta itu. Zella merasa jika dia sudah kalah dari sahabatnya yang lemah itu, siapa lagi jika bukan Nara. Gadis itu terus memutar otak untuk mencari cara agar dapat melenyapkan Nara dengan cepat.
Zella sudah tidak peduli lagi tentang status sahabat yang ada diantara dia dan Nara, yang terpenting baginya hanyalah dapat menghilangkan akar masalah lalu kembali hidup tenang seperti dulu sebelum Nara menjadi alasan semua ini terjadi.
Zella tidak peduli apa pun itu caranya akan dia lakukan asal tidak membahayakan keluarganya, meskipun dia tahu resiko yang akan dia dapatkan nanti tapi gadis itu terlanjur dikuasai oleh dendam dan rasa iri.
"Si jalang itu selalu sama Max, sialan gue bahkan ngga dapat kesempatan buat ngirim pesan ke Nara karena ponselnya pasti di pegang sama si Max." geram Zella dengan suara rendah yang menandakan jika gadis itu sudah kepalang kesal dengan semua yang terjadi.
Suara ketukan pintu membuat Zella tersadar dari lamunannya dan menyuruh orang itu masuk, langkah kaki itu semakin mendekat padanya tapi Zella masih enggan untuk menatap orang yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.
"Lo udah mirip mayat hidup," cibirnya disertai dengan kekehan.
"Diem lo! Ini semua gara-gara lo ya!" tukas Zella sambil menunjuk wajah Dean.
Dean yang mendapati Zella sedang kesal justru tersenyum manis dan meraih tangan Zella lalu mengecupnya dengan pelan, netra Zella membulat kala mendapatkan perlakuan itu dan langsung menarik tangannya kembali lalu mendorong bahu Dean agar sedikit menjauh darinya.
"Mau apa lo?!" tanya Zella dengan garang.
Suara tawa pelan dari Dean justru membuat Zella semakin kesal, laki-laki itu seolah sedang mengejeknya yang tidak bisa berbuat apa pun hingga saat ini.
"Slow dong, ngga usah ngegas gue ke sini mau nata ulang rencana kita karena Regal masuk rumah sakit." jawab Dean sedikit lebih serius dari sebelumnya.
"Lo udah tau kabar itu? Padahal Om gue udah nutup kasus itu biar ngga ada yang tau," ucap Zella.
"Lo tau kalau gue punya koneksi yang cukup kuat, jadi ngga usah heran." balas Dean.
Zella mendengus malas mendengar nada sombong dari Dean, laki-laki itu memang tidak berbohong mengenai koneksi yang dia miliki meskipun tidak sekuat itu tapi setidaknya sedikit berguna bagi rencana yang akan mereka jalankan.
"Regal emang masuk rumah sakit tapi gue yakin ngga lama lagi dia bakal keluar dari rumah sakit, karena orang gila itu ngga mungkin biarin Nara bebas sama Max." ujar Zella, raut wajah gadis itu terlihat sedikit serius dari biasanya dan Dean cukup terpukau dengan keseriusan yang Zella miliki.
Yah –pada akhirnya musuh terbesar adalah orang terdekat kita, bukan orang yang dengan jelas menyatakan jika mereka membenci kita. Malang sekali nasib Nara, tidak ada yang tahu bagaimana kehidupan Nara yang sebenarnya, bahkan para sahabat Max pun hanya dapat melihat sekilas dan mereka menyimpulkan semuanya dari hal yang mereka lihat sekilas itu.
"Lo serius ngga sih?!" amuk Zella lagi saat melihat Dean justru berbaring di tempat tidurnya.
Jika ayahnya tahu mungkin Dean sudah di usir dari rumahnya, tapi sangat di sayangkan Damian saat ini tidak berada di rumah karena harus mengunjungi salah satu kartel narkobanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevara Obsessive Boyfriend
Fiksi Remaja(17+) WARNING!!! (CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, OBSESI, NARKOBA, DAN KONTEN SENSITIF! BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR BALIK LAGI NANTI PAS UMUR KALIAN UDAH CUKUP YA) *** Dia Maximillan, lelaki dengan netra biru yang selalu berkilat...