Chapter 59

6.8K 194 8
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Mendengar apa yang Romy laporkan membuat Max menyeringai, ah semua ini terasa sangat mudah baginya dan itu membuat Max merasa bosan tapi tak lama lagi rasa bosannya itu akan hilang.

"Romy, kau tahu konsekuensinya bukan? Datanglah ke markas The Diamond malam ini dan minta hadiah pada mereka, katakan saja aku yang menyuruhmu datang." ucap Max dengan seringai di wajahnya.

Romy yang mendengar itu hanya bisa termangu di tempatnya sambil menelan salivanya dengan susah payah, siapa yang tidak takut jika masuk ke dalam tempat penyiksaan berkedok markas itu. Langkah kaki Romy terasa sangat berat terlebih lagi Max yang masih menatap datar padanya dengan seringai mengerikan di bibir tebal itu.

Melihat Romy yang sudah sepenuhnya keluar dari ruangan Max segera menghubungi para bawahan yang dia tugaskan untuk mengawasi Nara, setelah menunggu selama beberapa detik akhirnya panggilan telepon itu tersambung.

"Kau terlalu lama untuk sekedar menjawab teleponku Neo." sindir Max.

"Maaf tuan, kami sedang mengejar nona yang kabur dari villa itu," lapor Neo dengan suara nafas yang terengah-engah, sepertinya Neo masih berlari saat ini tapi Max tidak peduli yang terpenting Nara tidak lepas dari pengawasannya.

Telepon itu Max matikan sepihak karena merasa informasi yang Neo sampaikan tidak berguna sama sekali, Max beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju jendela besar yang menampilkan pemandangan kota, netranya hanya menatap lurus tanpa arti pada objek di depannya itu. 

"Berapa lama lagi aku harus menunggu? Semua ini terasa sangat membosankan untukku." gumam Max sambil melihat jam tangannya dengan seksama.

Netranya terus memperhatikan ke mana jarum jam itu bergerak dan menunggu waktu di mana dia harus pergi sebagai penyelamat bagi Nara, Max sangat yakin jika rencananya tidak mungkin gagal dan keyakinan itu berasal dari pemikirannya sendiri. Setelah menunggu selama lima menit akhirnya pintu ruangan terbuka yang menampilkan Chris dengan balutan jas hitamnya,

"Bagaimana? Persiapannya sudah selesai?" tanya Max tanpa mengalihkan tatapannya dari jendela besar itu.

Chris berjalan mendekat pada Max lalu memberikan satu kotak hitam yang ketika dibuka terdapat empat potong jari dengan ukuran yang berbeda-beda, senyumnya terbit kala membayangkan ekspresi Nara nantinya setelah dia berikan empat potong jari ini sebagai mahar.

"Chris, simpan jari itu dengan baik lalu perintahkan pada mereka untuk segera menyelesaikan drama murahan itu dan tangkap Regal serta yang lain tanpa sisa." titah Max setelah menormalkan kembali ekspresinya, kini hanya raut wajah datar nan dingin yang terlihat dari wajah tampan itu.

Chris menganggukkan kepalanya dengan sopan lalu meminta izin untuk undur diri dari hadapan Max, setelah kepergian Chris dari ruangannya rasa bosan Max semakin menjadi-jadi tapi sekarang masih pukul empat sore sedangkan dia baru boleh beraksi saat jam sebelas malam lalu membawa Nara pulang tepat sebelum hari pernikahan mereka.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang