Chapter 49

7.1K 189 11
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Tubuhnya sakit, sangat sakit. Nara hanya mengenakan piama putih tipis yang Max belikan untuknya, gadis itu kini sedang duduk termenung di balkon kamarnya, tidak ada suara yang keluar dari bibir gadis itu. Otaknya terus memutar kejadian yang membuat harga dirinya hancur berkeping-keping.

Air matanya selalu luruh jika dia mengingat kejadian semalam, dia memang salah karena menggoda Max terlebih dahulu tapi itu bukan kemauannya, dia di jebak oleh kekasihnya sendiri dan kekasihnya itu mengambil sesuatu yang sangat berharga darinya.

Perasaan marah, benci, dan cinta yang menjadi satu membuatnya bingung. Haruskah dia benar-benar pergi dari hidup Max? Kekasihnya itu akan semakin menjadi-jadi jika sudah seperti ini dan dia tak ingin dijadikan budak nafsu oleh kekasihnya itu.

Max mencintainya, tapi cara kekasihnya menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang membuatnya tertekan. Dia ingin menjadi pasangan normal yang saling berbagi kasih sayang dengan cara yang baik dan tidak ada pihak yang dirugikan seperti ini.

Hubungannya dengan Max sudah benar-benar toxic, atau lebih tepatnya sejak awal hubungan mereka sudah tidak sehat dan Nara sadar jika dia melanjutkan semua ini maka dia hanya akan terluka setiap harinya. Max memang sangat mencintainya dan Nara bersyukur akan hal itu tapi tidak bisakah Max bersikap sewajarnya dan tidak terlalu mengekangnya seperti ini?

Netra gadis itu menatap kosong pemandangan di depannya, air matanya kembali jatuh. "Aku memang mencintainya tapi jika seperti ini gadis mana yang akan sanggup melaluinya?" batin Nara, kejadian semalam merupakan kejadian terburuk yang pernah ada dalam hidupnya.

Nara merasa jika dia lebih baik di siksa menggunakan pisau dan yang lain dari pada kesuciannya di renggut begitu saja, sekarang dia harus apa?

"Honey?" panggil Max, dia melangkahkan kakinya menuju balkon tempat Nara sedang duduk.

Pakaian yang Nara kenakan berhasil membuatnya sedikit mara, tapi dia harus menahan amarahnya. Bagaimanapun Max mengerti jika gadisnya itu pasti sedang bersedih karena baru saja kehilangan kesuciannya.

Netra biru itu menatap Nara seperti biasa, tatapan memuja dan takut kehilangan, tidak akan ada yang mampu menandingi cinta seorang Maximillan untuk Kanara, tidak akan ada!

"Sweetheart ganti pakaianmu terlebih dahulu, aku tidak ingin gadis kesayanganku ini jatuh sakit." ucap Max penuh kekhawatiran, tangannya bergerak untuk menuntun Nara berdiri dan masuk ke dalam kamar mereka.

Tatapannya turun pada dada gadis itu yang sedikit terbuka, hal itu berhasil membuat nafsunya kembali memuncak tapi dia baru saja menyelesaikan malam panas mereka, jadi Max tidak ingin terkesan memaksa gadisnya, ya setidaknya untuk kali ini, karena Max tidak yakin jika dia dapat menahan diri di hari berikutnya.

Max menuntun Nara untuk duduk di pangkuannya dengan posisi menyamping, tangan besar itu bergerak untuk mengelus rambut cokelat Nara dengan pelan seakan-akan sedang menyalurkan kasih sayang dan cintanya yang teramat berlebihan pada Nara.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang