NEVARA
"Ra, akhir-akhir lo ini ngelamun terus." tegur Chelsea.
Chelsea tidak berbohong temannya itu memang terlihat lebih pendiam akhir-akhir ini, bahkan Nara mengabaikan beberapa teman sekelasnya yang hendak mengajak gadis itu berkenalan. Nara memang baru mulai membuka diri pada orang lain, setelah mendapatkan izin dari Max tentunya.
Netra cokelat itu melirik singkat pada Chelsea, "Entahlah aku hanya merasa sedikit tidak nyaman," kata Nara.
"Maksud lo?" Alis Chelsea mengerut, dia tak mengerti apa maksud temannya itu.
"Ck, aku juga tidak tahu apa yang ku rasakan Sea." decak Nara kesal.
Mengangguk singkat, Chelsea tersenyum jahil. "Maksud lo galau? Serius Ra? Galauin apa emangnya?" ucap Chelsea.
"Galau? Kosakata macam apa itu?" balas Nara sambil menatap malas pada Chelsea.
"Ya gitu deh intinya, lo ngga nyaman kenapa?" tanya Chelsea.
Hembusan nafas kasar terdengar di telinga Chelsea, melihat Nara yang mengalihkan arah pandangannya Chelsea bergegas membuka ponselnya dan mengetik sesuatu lalu mengirimnya pada seseorang.
"Aku hanya merasa kehidupanku saat ini terlalu nyaman, aku tidak terlalu menyukainya karena bisa saja setelah ini sesuatu yang besar akan menimpaku." ucap Nara.
Rasanya kehidupannya yang sekarang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, mungkin yang berubah hanya temannya yang kian bertambah banyak tapi selebihnya Nara merasa tidak ada yang berbeda.
Tapi sikap Max terasa sangat berbeda baginya, entah kenapa dia merasa jika kekasihnya itu terlalu menjaga jarak saat ini dan Nara tidak menyukainya sama sekali, katakan dia serakah karena selalu merasa kurang.
Beranjak dari tempat duduknya Nara berjalan keluar kelas menuju lapangan tempat di mana lomba-lomba itu diadakan, kelasnya memang tidak bertanding untuk hari ini karena mereka sudah bertanding di hari pertama.
Suasana sekolahnya sangat ramai, tak adanya kegiatan belajar dikelas membuat lapangan dan koridor sekolah dipenuhi oleh siswa yang sedang menonton pertandingan.
"Ra, pacar lo kok ngga keliatan dari tadi?" tanya Chelsea saat sudah berhasil menyusul langkah kaki Nara.
Kini kedua gadis itu duduk pada salah satu bangku di tepi lapangan, hari ini adalah hari pertandingan bagi kelas sebelas atau angkatan Nathan, memikirkan lelaki itu Nara menjadi teringat percakapan mereka beberapa hari yang lalu, ugh– rasanya Nara ingin kabur saja ke angkasa karena malu.
Bagaimana tidak malu, dengan lantang dia menolak Nathan padahal Nathan hanya ingin menawarkannya menjadi bagian dari panitia event kali ini karena mereka kekurangan anggota.
"Tuh kan lo ngelamun lagi!" seru Chelsea membuyarkan lamunan Nara.
Gadis itu sudah bersusah payah mengajak Nara berbincang tapi teman sekelasnya itu justru sibuk dengan pemikirannya sendiri dan itu membuat Chelsea jengkel, jika saja tuan sialannya itu tak menyuruhnya untuk selalu berada di samping Nara dia pasti sudah berkeliling sekolah saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevara Obsessive Boyfriend
Ficção Adolescente(17+) WARNING!!! (CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, OBSESI, NARKOBA, DAN KONTEN SENSITIF! BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR BALIK LAGI NANTI PAS UMUR KALIAN UDAH CUKUP YA) *** Dia Maximillan, lelaki dengan netra biru yang selalu berkilat...