Chapter 18

10.5K 309 8
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Matahari mulai menunjukkan sinarnya dengan perlahan dari ufuk timur membuat sepasang kekasih yang masih terlelap di alam mimpi sedikit terganggu karena cahayanya yang berhasil masuk lewat sela-sela jendela kamar.

"Astaga! Jam berapa sekarang?"

Mata Nara membelalak sekejap saat melihat arah jarum jam di nakas samping tempat tidurnya, gadis itu langsung mengguncang tubuh Max yang masih setia berbaring di sampingnya, tidak ada sahutan atau pergerakan dari Max membuat Nara kesal dan mencubit sedikit lengan laki-laki itu.

"Max! Cepat bangun kita kesiangan!"

Nara terus mengguncang tubuh kekasihnya yang hanya mengenakan bawahan entah ke mana kaos yang semalam Max pakai. Max mulai mengerjapkan mata saat Nara dengan lancang memencet hidungnya hingga kesusahan bernapas, "Gunakan cara lain sayang, kamu mau aku mati muda?"

"Ck, cepat mandi di lantai bawah sekarang sudah jam enam lebih dua puluh lima!" teriak Nara, gadis itu seolah mendapatkan keberanian dari mahluk halus.

"Galak sekali, bagaimana jika kita mandi bersama agar lebih cepat?" goda Max yang masih bersandar pada headboard tempat tidur sambil menatap Nara yang masih bergerak ke sana kemari menyiapkan keperluan sekolah mereka.

"Jangan bermain-main Max! Aku tidak ingin terlambat ke sekolah," kesal Nara saat menyadari jika Max bahkan belum beranjak sedikit pun dari tempatnya, gadis itu mengabaikan Max dan langsung pergi ke kamar mandi dan tentu saja membawa pakaian gantinya.

"Padahal aku hanya bercanda," gumam Max saat melihat Nara yang sudah masuk ke dalam kamat mandi.

Max menuruti perkataan Nara untuk mandi di lantai bawah, saat sampai di bawah pemuda itu dapat melihat kedua sahabatnya sedang sarapan, hanya mereka berdua karena ayah dan bundanya harus pergi ke kantor pagi-pagi karena ada rapat.

Suara langkah kaki Max mengalihkan perhatian saudara kembar itu, netra keduanya menatap Max yang terus berjalan dan mengabaikan mereka yang sedang duduk. "Loh? Nara mana? Kok belum keluar?" tanya Atlas yang membuat Max menghentikan langkahnya.

"Nara sedang mandi dan tentu saja belum keluar karena jika sudah kamu pasti dapat melihatnya." jawab Max lalu meninggalkan mereka yang masih mencerna maksud dari pemuda itu.

Atlas melirik ke arah kembarannya yang sedang fokus makan seakan dunia milik sendiri, "Menurut lo kenapa Max ngomong kayak gitu?" tanya Atlas sambil mengernyitkan kedua alisnya mencoba untuk menebak apa maksud dari perkataan ketuanya itu.

"Gue tahu lo ngga pinter jadi ngga usah di pikirin," jawab Althair dengan asal tanpa melihat lawan bicaranya.

"Sialan lo Al!" maki Atlas yang sudah kepalang kesal.

Althair hanya memutar bola matanya malas melihat kelakuan Atlas yang semakin absurd, Tidak sadar diri emang.

"Gue berangkat duluan deh," pamit Althair, tujuannya berangkat lebih awal bukan karena ingin masuk sekolah lebih pagi tapi ingin berhenti di tengah jalan untuk mengamati aktivitas orang lain seperti biasanya.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang