NEVARA
Waktu berjalan dengan cepat, dan tak terasa Nara sudah menjadi siswa sekolah menengah atas selama empat bulan, dan tentu saja dengan Max yang senantiasa mengawasinya.
Nara tidak pernah absen untuk menemui kekasihnya sesuai dengan yang Max katakan 'temui aku jika tidak ada guru di kelasmu' dan tentu saja Nara hanya bisa menurutinya.
Chelsea menatap Nara yang sedang melamun, dia heran melihat Nara yang menjadi pendiam, padahal Nara tidak sependiam ini ketika mereka baru berteman.
Chelsea sedikit mendorong Nara dengan pundaknya, menyadarkan gadis itu. "Nara! Jangan ngelamun, nanti Miss Jesselyn marah lagi." bisik Chelsea.
"Ah, maaf." ucap Nara dengan pelan.
"Istirahat nanti lo mau ketemu sama pacar lo? Gue denger dua minggu yang lalu pacar lo mukulin anak orang lagi, itu beneran?" tanya Chelsea dengan berbisik.
"Iya," jawab Nara singkat.
"Untung pacar lo cucu pemilik sekolah jadi ngga di keluarin," ucap Chelsea lagi.
Netra Nara melirik penuh tanda tanya pada Chelsea, "Memangnya itu sesuatu yang bisa dibanggakan? Membuat masalah lalu membiarkan orang lain mengurusnya sisanya, sangat tidak bertanggung jawab." balas Nara saat merasa jika apa yang Chelsea katakan bukan hal yang patut dibanggakan.
Mendengar itu Chelsea menatap kagum pada Nara, "Hehe, iya juga, tapi dia pacar lo."
Nara tersenyum getir, "Ya, sayangnya."
"Anyway, ada Cafe baru, mau kesitu?
Chelsea seakan tidak pernah kapok untuk mengajak Nara berbicara bahkan ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas, lalu untuk apa Chelsea menyadarkan Nara dari lamunannya? Tentu saja untuk Chelsea jadikan sebagai teman bicaranya.
"Aku tidak tertarik," acuh Nara.
Saat akan membalas perkataan Nara, tiba-tiba bel istirahat berbunyi dan seluruh penghuni kelas langsung beranjak dari tempatnya, begitu pun dengan Nara.
"Tuh anak kalau bukan teman sebangku, udah gue cincang dari dulu." kesal Chelsea saat nara meninggalkannya begitu saja.
"WOI! TUNGGUIN GUE!" teriak Chelsea.
Nara dan Chelsea sedang berjalan menuju kantin saat ini, Nara melihat ke arah lapangan ternyata sedang ada pertandingan basket antar kelas. "Ra, cowo lo tuh, banyak banget yang naksir." celetuk Chelsea.
Nara tidak menjawab perkataan Chelsea, matanya fokus menatap objek di lapangan, siapa lagi jika bukan Max, dan Max yang menyadari keberadaan Nara langsung menghampiri gadis itu, menarik tangannya menuju bangku penonton.
"Kamu sudah makan?" tanya Max.
Gadis itu menggeleng pelan dengan senyum tipis, "Belum, hari ini bunda bangun kesiangan jadi aku akan makan di kantin." jawab Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevara Obsessive Boyfriend
Teen Fiction(17+) WARNING!!! (CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, OBSESI, NARKOBA, DAN KONTEN SENSITIF! BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR BALIK LAGI NANTI PAS UMUR KALIAN UDAH CUKUP YA) *** Dia Maximillan, lelaki dengan netra biru yang selalu berkilat...