Chapter 13

12.9K 396 1
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

 Max membawa Nara menuju rumahnya kali ini karena memang tidak ada orang di rumahnya dan seluruh peralatan yang biasa Max gunakan untuk menghukum Nara sedang berada di kamarnya atau Max memiliki cadangan, mungkin?

"Kamu membuatku marah untuk yang ke sekian kalinya Nara, tidak-kah kamu berpikir bagaimana perasaanku?" tanya Max sambil menyeret Nara untuk masuk ke dalam rumah.

"M-maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyinggung perasaanmu." jawab Nara dengan air mata yang tak kunjung berhenti, hidungnya sudah memerah dan jangan lupakan bibir Nara yang basah karena air mata membuat Max menahan keinginannya untuk mencium bibir Nara dengan kasar saat ini juga.

Max menampilkan senyum manis pada kekasihnya, "Aku memaafkanmu tapi hukuman tetap hukuman, kali ini kamu menginginkan hukuman seperti apa sayang?" tanya Max lagi.

"Aku ingin pergi ke sekolah, aku mohon kali ini saja." mohon Nara dengan sungguh-sungguh.

"Aku sudah pernah membatalkan hukuman untukmu saat kamu berbohong waktu itu bukan? Jadi tidak ada ampun untuk kali ini dan seterusnya." kata Max sambil menutup pintu kamar lalu menguncinya.

Max mulai membuka lemari kesayangannya dengan hati-hati dan mengambil sebuah borgol lalu berjalan menghampiri gadisnya yang hanya berdiri bagai patung. "Kamu pakai ya? Aku tidak akan lama." ujar Max.

Tangannya memasang borgol pada tangan Nara dengan sedikit paksaan lalu menyeret gadis itu untuk duduk pada sisi tempat tidurnya. "Max, aku mohon a-aku tidak a-akan mengulanginya lagi." mohon Nara terus menerus, gadis itu sangat takut lagi pula siapa yang tidak takut jika dihadapkan dengan iblis berwujud manusia tampan seperti Max.

"You're beautiful, very beautiful and your beauty that attracts a lot of attention." ucap Max sambil mengelus wajah Nara yang sangat teramat cantik di matanya.

Kulit putih hidung mancung dan bola mata yang berwarna cokelat terang seakan menghipnotisnya untuk beberapa saat. "Aku menginginkanmu, sungguh." bisik Max dengan suara rendahnya.

"Jangan s-sekarang, kamu sudah berjanji tentang hal itu Max." balas Nara.

"Cintai aku sebagaimana aku mencintaimu darling, apakah itu sulit?" Laki-laki itu tahu jika Nara menerimanya karena takut bukan karena cinta pada awalnya dan sekarang apakah masih tidak ada cinta sedikit pun?

"Baiklah jika kamu tidak mencintaiku setidaknya kamu bersedia hidup bersamaku," ujarnya dengan santai.

"Aku akan mencintaimu jika saja kamu bersikap normal," ucap Nara.

"Aku normal Nara! Kamu pikir aku gila?!" bentak Max lagi.

Dia waras dan bersikap normal tentunya bagaimana bisa Nara mengatakan hal itu, dia hanya mencintai Nara dengan sepenuh hati apakah itu tidak normal?

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang