Chapter 8

19.1K 535 3
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

"Gila! Si Shafa udah gila kayaknya." pekik Chelsea.

Nara dan Chelsea sedang berjalan ke arah toilet namun Chelsea melihat pemandangan di mana Shafa terus mengikuti Max ke mana pun kekasih temannya itu pergi, mulai dari kantin sampai ke toilet pun Shafa terus mengikutinya.

Netra Chelsea menatap tak percaya pada pemandangan di depannya, apakah Shafa tidak tahu jika Max sudah memiliki kekasih, atau gadis yang menjabat sebagai anggota osis itu memang tidak peduli pada fakta itu, dia hanya berharap keselamatan untuk Shafa.

Chelsea melirik ke arah Nara karena ingin tahu ekspresi macam apa yang akan Nara keluarkan saat ini, tapi harapan Chelsea sangat terbalik dengan realita. "Ra! Lo kok diem aja sih? Labrak kek terus jambak gitu biar tuh cewe kapok," geram Chelsea saat melihat Nara hanya memandang mereka tanpa minat.

"Cih, aku tidak sudi melakukan hal rendahan seperti itu, lebih baik cepat selesaikan urusan kita lalu kita makan." ujar Nara.

Di sisi lain, Max saat ini sudah di ambang batas kesabarannya karena gadis pengganggu itu terus mengikutinya ke mana pun dia pergi bahkan ke toilet sekalipun. Para sahabatnya yang melihat hal itu hanya diam tanpa ada niat untuk membantunya sama sekali padahal jelas-jelas mereka sendiri pun merasa risih.

"Berhenti mengikutiku dasar gadis gila!" bentak Max saat kesabarannya benar-benar habis tapi bukan raut ketakutan yang dia dapatkan dari Shafa, gadis itu justru terlihat sangat senang karena Max berbicara padanya.

"Ngga mau, kamu terima dulu pernyataan cinta aku baru aku pergi." ucap Shafa dengan santai.

"Sepertinya kamu gadis buta, tuli dan bodoh." sarkas Max, baru kali ini Max berkata kasar dan jika Nara mendengarnya sudah pasti dia akan di ceramahi.

"Shafa cuman suka sama kak Max, emangnya salah?" lirih Shafa.

Max melihat keadaan sekitar toilet yang ternyata lumayan sepi lalu menyeringai saat mendapatkan ide untuk menyingkirkan gadis di depannya ini, Max tidak mau Nara marah hanya karena hal ini karena kemarahan Nara berarti dia harus menghukumnya dan Max sedang tidak ingin menghukum gadis itu saat ini, hanya saat ini.

"Kamu ingin jadi kekasihku?" tanya Max dengan sedikit lembut namun tatapan matanya seakan mengatakan hal lain.

"MAU-MAU!" jawab Shafa dengan semangat membara seakan tidak sadar jika Max bukanlah laki-laki yang mudah berpaling, tapi apa salahnya memperjuangkan cintanya?

"Kamu berteman dengan Nathan bukan?" tanya Max lagi.

"Iya, kenapa? Kamu cemburu ya? Kalau kamu cemburu Shafa bakal jauhin Nathan kok." ujar Shafa.

"Tidak-tidak, kamu hanya perlu memberikan nomor ini pada Nathan dan katakan jika dia menginginkan uang maka hubungi nomor itu." ucap Max sambil mengeluarkan satu kertas berisi nomor ponsel seseorang.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang