NEVARA
Max menghisap batang rokok yang berada di sela-sela jarinya dan memandang hiruk pikuk kota Jakarta dari balkon apartemennya, seperti biasa pemandangan yang dia dapatkan hanya kemacetan dan kepadatan kota memangnya apa lagi yang dapat Max lihat?
"Sepertinya membuat mereka saling melenyapkan satu sama lain tanpa harus turun tangan adalah ide yang bagus," gumam Max di sela-sela kegiatannya.
Pemuda itu tampak sangat fokus melihat pemandangan yang di suguhkan sambil memikirkan cara yang bagus untuk menyingkirkan mereka tanpa harus turun tangan, bukankah akan lebih menyenangkan jika hanya menjadi pemain di belakang layar?
Max mengecek ponselnya saat ada pesan yang masuk dan benar saja itu adalah pesan dari Joe yang mengatakan jika pengganggu satu masuk perangkap, bibirnya menyeringai melihat pesan itu, jika di bandingkan dengan memenangkan balapan motor Max lebih memilih mendapatkan pesan itu.
"Ah, sudah di mulai ternyata, ku harap hasilnya tidak mengecewakan." Max mematikan ponselnya dan meletakkan ponselnya.
Membayangkan jika rencananya berjalan dengan mulus lalu Nara menjadi gadis penurut membuatnya senang bukan main apa lagi jika dia bisa memiliki Nara dengan seutuhnya Max rasa hidupnya akan sempurna jika itu terjadi.
Setelah menghabiskan lima batang rokok Max masuk ke dalam kamar apartemennya dan masuk ke dalam ruangan Favorite-nya yang berisi foto dan barang-barang Nara yang dia kumpulkan sendiri.
Netra birunya menatap foto-foto itu dan menyentuh permukaan foto itu satu persatu hingga pandangannya tertuju pada salah satu foto yang dia ambil ketika pertama kali Nara mendapatkan hukuman setelah tiga hari menjalani hubungan dengannya.
Mengingat momen itu membuat perasaan senang itu kembali lagi, momen di mana Nara yang sedang di hukum pertama kalinya di dalam apartemen ini karena satu kesalahan yang menurutnya sedikit fatal padahal menurut Nara dia hanya menyapa adik kelas yang satu ekstrakurikuler dengannya.
Dia ingat dengan jelas bagaimana Nara memohon untuk yang pertama kalinya, bahkan gadisnya itu menangis kejar saat melihat pisau kesayangannya untuk pertama kali bahkan memohon untuk tidak di bunuh dan berjanji akan memberikan apa pun yang Max inginkan.
"Gadisku cantik, bahkan sangat cantik baik itu dulu maupun sekarang."
Merasa jika dia sudah sedikit puas memandangi semua foto Nara yang beragam itu mulai dari yang sedang menangis dan hanya mengenakan underwear hingga foto dimana Max memasukkan jarinya pada mulut Nara dan memaksa gadis itu untuk menggigitnya, Max keluar dari ruangan itu dan menguncinya rapat agar tidak ada yang tahu dan bisa masuk ke dalam ruangannya sembarangan meskipun itu Nara.
Setelah melepaskan kaos yang dia kenakan dan berbaring pada tempat tidur sebelum kegelapan menghampirinya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevara Obsessive Boyfriend
Novela Juvenil(17+) WARNING!!! (CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, OBSESI, NARKOBA, DAN KONTEN SENSITIF! BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR BALIK LAGI NANTI PAS UMUR KALIAN UDAH CUKUP YA) *** Dia Maximillan, lelaki dengan netra biru yang selalu berkilat...