Chapter 27

8.5K 279 5
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Menangis? Rasanya hal itu sangat tidak berguna bagi Nara meskipun dia menangis darah sekalipun Max tidak akan melepaskannya begitu saja, pemuda itu justru semakin mencintainya.

Terkadang Nara berpikir apakah kekasihnya itu memiliki kelainan? Mengapa kisah mereka berbeda dari remaja lainnya? Dan ini semua tidak benar.

"Max? A-aku ingin makan terlebih dahulu," ucap Nara untuk mengurangi kegugupannya dan mengulur waktu.

Lelaki yang di panggil Max itu menoleh sebentar pada gadis yang sedang dia tarik menuju kamar apartemennya, suara hujan membuat suasana semakin mencekam dan jangan lupakan amarah Max yang dapat meledak kapan saja.

"Kamu masih berani mengaturku, mi amor? Setelah apa yang kamu lakukan beberapa hari ini?" sindir Max.

Max merasa harga dirinya terluka kala melihat gadisnya justru berbincang bahkan di sukai orang lain, Nara hanya miliknya! Sampai mati pun rasanya dia enggan untuk melepaskan Nara.

"Aku lapar Max, aku belum makan." ucap Nara dengan lirih.

Air mata gadis itu sudah berada di pelupuk mata dan hanya menunggu waktu untuk terjun namun sekuat tenaga Nara menahannya agar tidak terlihat lemah di depan kekasihnya meskipun pada akhirnya dia akan memohon ampun pada Max.

"Jangan keluarkan air matamu untuk hal yang tidak berguna sweetheart, aku tidak akan menghukummu jika saja kamu tidak melanggar aturan yang ku berikan." ujar Max.

"Itu hanya kesalahpahaman Max, aku bahkan tidak menoleh padanya sedikit pun, jika kamu tidak mempercayai ucapanku bukankah kamu bisa melihat CCTV tempat itu?" Nara masih mencoba untuk menjelaskan pada laki-laki itu.

"Aku percaya padamu , aku percaya, dan bajingan itulah yang salah. Apakah kata-kata itu yang kamu harapkan dariku?" balas Max.

Mendengar itu Nara terdiam, dia sangat mengetahui seperti apa karakter kekasihnya jika dia melakukan kesalahan sedikit apa pun itu.

"Jangan diam Nara, jika kamu merasa benar berikan alasan untukku." ucap Max, meskipun raut wajah pemuda itu sangat tenang namun sangat terbalik dengan suasana hatinya.

Dia sangat merindukan Nara tapi dia juga marah karena Nara tidak menolak kehadiran laki-laki lain saat tidak bersamanya. Dia hanya sedikit cemburu, apa itu salah?

"Aku salah, hukum aku lalu antarkan aku pulang." kata Nara pasrah.

Gadis itu pada akhirnya pasrah seperti biasanya. Setelah Nara mengatakan hal itu mereka sampai pada lantai di mana unit apartemen Max berada, dia langsung menarik pelan kekasihnya.

Max menyuruh Nara untuk duduk pada sofa dan mengunci pintu apartemennya sebelum duduk di samping gadis itu. "Kamu sudah siap? Hukuman kali ini berbeda, dan aku yakin kamu pasti menyukainya." Lihatlah bukankah Max adalah pemuda yang baik?

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang