Chapter 2

33.5K 1.1K 4
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa saat yang lalu, tapi Nara enggan untuk beranjak dari tempat duduknya karena kakaknya juga sudah memperingatkan untuk tidak pergi ke kantin tanpa mereka, atau setidaknya memberitahu mereka.

"Lo ngga ke kantin?" tanya Chelsea pada Nara yang tengah melamun, dia menatap Nara menunggu jawaban dari gadis itu. 

Mendapati pertanyaan dari teman barunya, Nara mendongakkan kepalanya lalu tersenyum tipis. 

"Aku bawa makanan dari rumah." jawabnya sambil menunjukkan kotak bekal abu-abu miliknya.

"Makan di kantin aja, sekalian temenin gue." ajak Chelsea.

Sebenarnya Chelsea tidak benar-benar ingin ditemani, hanya saja Chelsea berpikir jika Nara adalah anak pemalu yang tidak akan berbicara jika tak ada yang bertanya.

"Emang boleh bawa makanan dari luar kantin?" tanya Nara.

Dia sangat malas untuk keluar dari kelas, kekasih gila-nya itu bisa saja mencari kesalahan sekecil apa pun itu untuk menghukumnya, dan itu cukup untuk menjadi alasan agar dia tetap diam di kelas. 

Tapi sepertinya, teman sebangkunya ini tak akan menyerah begitu saja.

"Boleh kayaknya. Udah ah, ayo ke kantin." jawab Chelsea asal.

Chelsea langsung menarik tangan Nara tanpa mendengar jawaban gadis itu lagi lalu berjalan menuju kantin sekolah.

Lorong sekolah memang selalu ramai, entah karena siswa yang sedang bermain atau hanya sebatas lewat. Dan suasana ramai seperti ini berhasil membuat Nara merasa tidak nyaman.

Jika dulu dia sangat suka dengan keramaian, tapi dua tahun ini dia lebih suka dengan suasana yang hening dan terkesan tenang, tak ribut dan gaduh seperti sekarang.

Dua gadis itu memasuki area kantin dan mencari bangku yang kosong, sayangnya semua bangku penuh. Keduanya berdiri tak jauh dari pintu masuk kantin yang memang sangat ramai, sepertinya mereka terlambat datang ke kantin dan mungkin mereka akan makan di taman, karena tak ada lagi bangku yang kosong.

Di waktu yang sama, Atlas dan para sahabatnya baru saja masuk area kantin, membuat seisi kantin menatap mereka dengan tatapan yang beragam. Terlebih lagi para gadis yang menatap mereka dengan tatapan memuja.

Tidak semua, karena sebagian menganggap mereka sebagai pembuat onar di sekolah, dan menurut mereka sangat menjengkelkan melihat para berandalan itu.

Saat melangkahkan kakinya, Atlas tak sengaja melihat adiknya yang sedang berdiri bersama seorang gadis yang belum dia kenal itu.

Dan Althair yang juga menyadari keberadaan adiknya langsung saja berlari ke arah mereka, meninggalkan Atlas dan yang lain di depan pintu kantin, membuat para temannya menghela nafas sabar melihat kelakuan Althair.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang