Chapter 12

14.1K 424 2
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Lelaki jangkung dengan netra biru itu sedang berjalan seorang diri di lorong sekolah meski jam masih menunjukkan pukul enam pagi, bibir tebalnya menyeringai saat melihat orang yang dia cari, let's play.

"Butuh bantuan?" tanya Max saat sudah berhadapan dengan mangsanya kali ini.

"Jangan ikut campur urusanku." jawabnya dengan ketus.

Nathan menatap Max dengan sorot kebencian yang sangat kentara, bayang-bayang hidupnya yang berantakan di tambah ibunya yang selalu menuntutnya untuk selalu tampil sempurna membuatnya muak. Mendapat tatapan penuh kebencian itu justru membuat seorang Maximillan semakin bersemangat untuk membuatnya lebih menderita.

"Ah, sayang sekali. Kudengar kamu sedang membutuhkan uang dalam jumlah banyak," ucap Max dengan tampang kasihan yang tentu saja itu hanyalah topeng semata.

Netra hitam Nathan menatap nyalang dan penuh aura permusuhan pada Max. "Bukan urusanmu. Kamu memang lebih tua dariku tapi kelakuanmu seperti anak-anak yang tidak pernah dididik," ucap Nathan dengan sarkas.

"Jangan menilaiku seperti itu, jika gadisku mendengarnya itu bukan hal yang baik untukmu." ancam Max, niat awal ingin memancing emosi adik sahabatnya itu tapi justru dia yang terpancing tapi dia tak akan menyerah begitu saja.

"Benarkah? Aku akan sangat bersyukur jika Nara mendengarnya tapi jauh lebih bagus jika Nara bersedia kabur bersamaku seperti dulu." ujar Nathan dengan menampilkan senyuman yang dapat membuat siapa saja berpikir jika Nathan adalah tipe laki-laki yang lembut dan tidak banyak tingkah.

Max menggeram marah pada pemuda di depannya itu, kejadian dua tahun yang lalu masih teringat dengan jelas di mana Nara berusaha untuk pergi darinya bersama dengan bajingan di depannya ini, beruntung dia dapat menggagalkan rencana mereka dan membuat Nara lupa akan sosok Nathan meskipun mereka bertemu lagi tapi Max akan menjauhkan Nara dari jangkauan Nathan seperti yang biasa dia lakukan pada pengganggu lainnya.

"Sangat di sayangkan sepertinya keinginanmu tak akan pernah terwujud, Nara-ku tidak akan pernah lepas dariku dan tidak akan kubiarkan siapa pun membantunya dan jangan lupakan kekuasaanku Nathan, aku bisa membuat hidup orang lain hancur sepertimu." jelas Max sambil menekan kata Nara-ku.

"Lagi pula bukankah sebentar lagi akan ada yang masuk penjara? Aku rasa kamu harus segera bersiap-siap." Max menyeringai penuh kemenangan saat melihat Nathan tak berkutik. "jika kamu tidak ingin masuk penjara, hubungi saja nomor itu," imbuhnya lalu meninggalkan Nathan yang masih mematung memikirkan nasibnya.

Max melangkah dengan santai, suasana hatinya sangat bagus hari ini di tambah Nara yang sangat menurut sejak satu minggu yang lalu membuatnya semakin cinta pada gadis cantik itu.

"Hah... Aku merindukan gadisku lagi." lirihnya.

"Sedang apa dia saat ini? Sial. Jika saja bukan karena ingin menyingkirkan pengganggu-pengganggu itu pasti aku sedang bersama gadisku saat ini." gumamnya dengan senyuman yang lebar sambil membayangkan dia sedang bersama dengan kekasihnya.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang