Chapter 16

11.1K 329 2
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Suasana gudang yang sepi membuat seseorang yakin jika tempat ini aman untuk menghubungi orang yang mungkin saja dapat membantunya, jari laki-laki itu menekan tombol di teleponnya dan menunggu beberapa saat hingga telepon itu benar-benar tersambung, "Halo? Apa penawaran itu masih berlaku?" ucapnya.

"Who's this?" tanyanya.

"Ini aku, orang yang kamu tawari untuk menjadi pengedar beberapa minggu yang lalu." Ingin sekali dia memaki siapa pun yang menjawab teleponnya saat ini, tapi dia harus menahan amarahnya agar orang itu mau membantunya.

"Wah, tidak aku sangka kamu akan benar-benar menghubungiku. Dan ya, penawaran itu berlaku sampai kapan pun, datang saja ke alamat yang tertera jika ingin bergabung."

"Aku akan datang jam sepuluh malam nanti, ku harap kamu bisa menepati janjimu."

"Hahaha, tentu saja anak muda, kamu pikir organisasi kami adalah organisasi penipu?" Suara gelak tawa dari orang yang berada di sambungan telepon itu cukup membuatnya jengkel.

Kesal karena merasa di permainkan, dia langsung menutup sambungan teleponnya dan melangkahkan kakinya menjauh dari area gudang untuk masuk ke dalam kelas karena bel akan berbunyi sebentar lagi.

***

Max sedang bersama dengan para sahabatnya di warung butut saat ini, warung itu terlihat sangat ramai karena kerumunan anak muda yang sedang berkumpul sambil menunggu bel masuk sekolahnya berbunyi.

"Eh! Gue denger minggu depan bakal ada murid baru!" seru Deo yang tentu saja memancing perhatian banyak orang karena suaranya yang lantang.

Bima yang pada awalnya hanya mendengus malas dan tidak peduli seketika mengernyitkan dahinya ketika Deo melanjutkan perkataannya, "katanya sih anak Wervylous, gue denger dia kelas dua belas."

"Gila! Siapa yang berani masuk ke sekolah musuhnya? Ngga waras emang!" pekik Bima dengan dramatis.

Zain yang mendengar itu seketika menatap Bima dengan senyum mengejeknya, "Lo belagak kayak orang waras aja pake ngatain orang lain,"

"Sialan lo Jenal!" balas Bima tidak terima.

Zain yang mendengar itu sontak membulatkan matanya, "Ima! Panggil gue Zain bukan J-E-N-A-L!"

"Anak ngga tahu diri lo Za! Emak lo udah milih nama bagus malah ngga terima," maki Bima sambil melemparkan kulit kuaci yang sedang dia makan.

"Lo berdua kalau mau ribut keluar deh, kita lagi bahas anggota Wervylous yang mau pindah." pinta Tora.

"Tau tuh ribut mulu," imbuh Praja.

Max hanya diam dan tidak berniat untuk menimbrung obrolan para anggotanya yang sedang berdiskusi tentang siapa yang berani masuk ke kandang musuh berkedok sekolah itu.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang