Chapter 55

6.7K 194 3
                                    

NEVARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEVARA

Persiapan pernikahan Max dan Nara sudah hampir selesai dengan sempurna, Lana mengerjakan tugasnya dengan sangat baik karena bagaimanapun yang akan menikah adalah anak semata wayangnya jadi wajar saja jika dia mengurusnya dengan sempurna tanpa cela.

Dan kabar tentang pernikahan sepasang kekasih itu sudah beredar di sekolah bahkan kolega bisnis Max, tidak ada yang berani mengatakan hal buruk tentang pernikahan dua orang itu. Mereka tidak berani berspekulasi yang tidak-tidak, padahal dalam otak mereka sudah menyiapkan segala macam kata yang ingin mereka keluarkan tentang pernikahan yang mendadak ini.

Sepasang kekasih yang akan menikah padahal keduanya masih berusia sangat muda tentunya hal yang patut untuk dicurigai, jika bukan karena perjodohan maka kemungkinan terbesarnya adalah karena accident.

"Bianca, Nara temen sekelas lo kan?" tanya Paula, Bianca yang mendengar itu lantas mengangguk menyetujuinya.

Netra hitam Bianca menatap Paula dengan alis yang terangkat sebelah, "Kenapa emangnya? Gue saranin jangan ngomongin dia nanti lo kayak Shafa," ucap Bianca mencoba untuk mengalihkan pembicaraan mereka.

Bisa gawat jika tuannya tahu kalau dia membicarakan Nara dengan orang lain, karena tuannya itu sangat tidak suka nama Nara disebut sembarangan oleh orang-orang terlebih lagi bagi kaum adam. 

Bianca yakin jika tuannya akan menghukum mereka dengan hukuman yang tidak bisa di katakan ringan namun untuk ukuran seorang Max itu termasuk ringan, entahlah Bianca pun bingung.

Chelsea menghampiri Bianca dan Paula yang sedang berbicara di sudut kantin itu, suasana kantin sedikit sepi karena sebagian murid memilih untuk bolos, lagi pula untuk apa berangkat? Ujian kenaikan sudah selesai dan mereka hanya tinggal menunggu hasil kerja keras mereka.

Lain halnya dengan Bianca dan Chelsea yang harus tetap sekolah karena menjalankan tugasnya, mereka bahkan bisa sekolah karena ada tugas yang diberikan.  Chelsea mendekat pada Bianca lalu menepuk bahu gadis bersurai merah itu, "Di panggil Mr Romy," ucapnya.

Bianca yang mengerti arah pembicaraan Chelsea langsung menyusul teman satu organisasinya itu dengan cepat dan mengabaikan Paula yang sedang menatap bingung padanya, kedua gadis itu sampai di ruangan kepala sekolah lalu menutup kembali pintunya agar tidak ada yang melihat atau mendengar.

"Kalian sudah datang ternyata," Basa-basi Romy pada gadis yang bahkan usianya terpaut empat belas tahun dengannya.

Chelsea dan Bianca menunduk sopan pada atasannya itu, aura yang dikeluarkan kedua gadis itu terasa sedikit berbeda dari biasanya. Tidak ada tatapan jahil yang biasa Chelsea keluarkan dan tidak ada raut wajah ceria pada Bianca.

"Ada apa Mr?" tanya Bianca.

Romy mendekat pada dua gadis itu lalu mengeluarkan kertas yang berisikan tulisan Max, "Tuan menyuruh saya untuk memberikan ini pada kalian, beliau tidak mau mengirim pesan karena malas membuka ponsel." jawab Romy.

Nevara Obsessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang