NEVARA
Rasa takut kini mendominasi Shafa, setelah Nara di bawa pergi oleh Nathan yang ada dalam pikirannya hanyalah bagaimana cara menyelamatkan diri dari Max dan kedua kakak Nara.
Shafa benar-benar tidak mengharapkan ini semua terjadi, ini diluar kendalinya padahal Shafa hanya ingin menekan Nara agar mau meninggalkan Max dan pergi dari kehidupan Max. "Aku harus gimana? Ayah pasti ngga mau bantu aku," gumam Shafa di dalam kamarnya.
Suasana malam yang mencekam menambah ketakutan pada gadis itu, Shafa takut jika ada seseorang yang tiba-tiba menyerangnya dan mencelakai Shafa atau kemungkinan terburuk yaitu Shafa akan dibunuh.
Shafa memeluk dirinya di kamar mandi dan mengunci pintu itu rapat-rapat, "A-aku ngga sengaja, gimana ini?"
Shafa terus meracau dan berteriak jika dia tidak sengaja tapi melihat sifat Max kemungkinan Max tidak akan peduli Shafa sengaja atau tidak karena jika Nara sudah terluka maka orang itu sudah pasti salah di mata Max.
Seseorang masuk ke dalam kamar Shafa yang gelap dan hanya terkena sinar bulan dari cela-cela jendela, netra hitamnya menatap setiap sudut kamar seolah-olah sedang mencari dimana mangsanya berada.
Mendengar racauan dan teriakan dari kamar mandi membuat dia melangkahkan kakinya dan mendobrak pintu kamar mandi dengan cepat, dapat dia lihat jika mangsanya kali ini sedang meringkuk ketakutan di lantai kamar mandi yang dingin.
"Gue pikir lo bakal bunuh diri, ternyata ngga. Ya syukurlah, kan lo harus bertanggung jawab dulu." ucapnya dengan seringai mengerikan.
Shafa terkejut saat menyadari siapa yang masuk secara paksa ke dalam kamar mandinya padahal dia sangat yakin jika dia sudah mengunci rapat-rapat semua pintu, tubuhnya beringsut mundur saat orang itu semakin maju padanya.
"J-jangan mendekat!" teriak Shafa, dia menyesal kenapa dulu dia merengek meminta kamar yang kedap suara.
Sekarang Shafa tidak dapat lari atau berteriak meminta bantuan karena Shafa yakin jika tidak akan ada yang mendengarkannya, "A-aku mohon jangan b-bunuh a-ku," ucap Shafa ketakutan.
Air matanya meluruh dengan deras ketika melihat orang itu mengeluarkan palu dan kapak kecil dari jaketnya, bagaimana bisa kedua benda itu muat dalam jaket itu? Jaket itu dia modifikasi agar dapat membawa senjata tajam. Jaket khas Wervylous yang biasanya terlihat memukau bagi Shafa kini terlihat mengerikan, dia tidak tahu jika jaket itu ternyata dapat menyimpan sesuatu yang berbahaya di dalamnya.
"K-kak R-regal jangan maju!" teriak Shafa saat Regal benar-benar mendekat ke arahnya.
Melihat Shafa yang ketakutan Regal menaikkan satu alisnya heran, "Kenapa Shafa? Lo takut? Ke mana semua nyali lo waktu berhadapan sama Nara?" tanya Regal.
Tangisan itu semakin kencang kala Regal mengangkat tinggi-tinggi kapak yang dia bawa dan dia arahkan pada kepala Shafa, melihat Shafa yang histeris ketakutan membuat Regal semakin bersemangat untuk membuat gadis yang sedang bersimpuh itu ketakutan, sial Regal jadi membayangkan jika Shafa adalah Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevara Obsessive Boyfriend
Fiksi Remaja(17+) WARNING!!! (CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, OBSESI, NARKOBA, DAN KONTEN SENSITIF! BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR BALIK LAGI NANTI PAS UMUR KALIAN UDAH CUKUP YA) *** Dia Maximillan, lelaki dengan netra biru yang selalu berkilat...