Wajah Lisa begitu lembut, tersenyum hangat ketika dia masuk ke area kampusnya. Anginnya tenang, seperti biasa selalu begitu di sore hari dan dia senang. Dia dan teman-temannya otomatis di giring ke area taman yang kini penuh dengan berbagai makanan dan minuman, alat barbeque, serta satu panggung megah.
"Woah, kita akan mengadakan pesta?" Dia melihat teman-temannya juga sama terkejut sekaligus senang seperti dirinya.
"Ya, ku rasa begitu. Ini pantas di dapatkan setelah kerja keras kalian selama ini." Pelatihnya berkata.
Lisa melihat sekeliling lagi, tersenyum lebih lebar saat musik santai mengalun. Dia berjalan ke salah satu tenda, mengambil minumnya. Menyesap jus jeruk saat matanya berkeliaran, mencari seseorang.
Mau bagaimana pun, dia tidak bisa berhenti mencari keberadaan Roseanne. Wanita yang sudah mengganggu pikirannya selama mereka berjauhan. Terlebih dengan beberapa perasaan yang tidak menentu, yang dia inginkan hanyalah berbicara dengan Roseanne, memeluk dan menghirup aromanya, mengabaikan semua pemikiran yang membuat dia dan Roseanne menjauh belakangan ini.
"Lisa!"
Itu bukan suara yang terlalu Lisa harapkan. Tetapi dia berbalik, menyimpan gelasnya dan berlari menuju ke dua temannya. Menabrakkan diri pada mereka dengan Jisoo di kanannya dan Jennie di kirinya.
"Astaga, aku merindukan kalian." Kata Lisa, menolak melepaskan pelukan mereka untuk sementara waktu.
"Aku juga merindukan anak nakal ini." Jennie terkekeh saat Lisa meninju perutnya main-main dan pelukan mereka terlepas.
"Lisa," Mata Jisoo berkaca-kaca dan Lisa tertawa kecil, membawa Jisoo kembali ke pelukannya. Memberikan tepukan ringan di punggung sahabatnya itu.
"Kau begitu merindukanku, ya?" Lisa menggoda, sedikit berharap Jisoo akan tertawa atau mendengus karena godaannya. Tetapi yang dia terima, Jisoo membenamkan wajahnya di pundak Lisa, wanita itu benar-benar menangis.
"Aku sangat merindukanmu, bodoh. Terlebih, kau membuatku bangga dengan prestasimu itu. Bagaimana aku tidak menangis?"
Lisa melirik ke arah Jennie yang kini matanya juga berkaca-kaca. Ya Tuhan, dia kewalahan dengan perasaan haru ini. Padahal setelah kemenangannya, dia hanya bisa menangisi Roseanne. Bahkan tidak pernah menangis haru akan kemenangannya.
Namun kenyataan seolah menyentaknya. Di depannya, kedua sahabatnya menangis haru karena kejuaraan yang dia raih. Begitu banyak keringat yang di keluarkan dan rasa takut selama pelatihan, dan rasanya dia juga bangga pada dirinya sendiri dengan apa yang sudah dia raih.
"Kau membuat Lisa menangis juga, Jisoo." Jennie merengek. Jisoo segera melepaskan pelukannya dan melihat sahabatnya.
"Setidaknya itu air mata kesenangan. Kami tidak akan memberikan air mata kesedihan untukmu." Jisoo tersenyum menghapus air mata di pipi Lisa.
"Terima kasih." Lisa berkata, menatap satu per satu sahabatnya.
"Sudah!" Jennie berkata, suaranya lebih kencang dari biasanya. "Berhenti menangis dan lihatlah ke sekeliling. Kita semua sudah menyiapkan pesta kejutan. Jadi, Lisa... Apa yang ingin kau makan?"
"Mari kita mulai dengan jagung bakar!" Lisa berteriak. Jisoo dan Jennie tertawa terbahak-bahak. Keduanya spontan menarik Lisa ke stan jagung bakar. Sepanjang menunggu jagungnya jadi, Lisa terus tersenyum konyol. Menceritakan apapun yang terjadi selama dia berada di Amsterdam.
**
Ternyata, 30 menit menghabiskan waktu dengan makan, bernyanyi bersama band kampusnya dan melompat seperti tidak ada hari esok cukup melelahkan, tetapi Lisa merasa cukup menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅
FanfictionM] Perjuangan meraih mimpi, berarti perjuangan untuk mempertahankan kamu, dan kita. Entah itu persahabatan, atau cinta. Cerita ini penuh rollercoaster WARNING : GXG STORIES!!