Fight For Dream - 39

554 87 23
                                    

Author POV

Roseanne baru membuka mata, dengan cepat tersentak saat melihat sisi tempat tidurnya kosong. Koper menghilang, Lisa tidak ada di sampingnya.

"Sial, sial, mengapa aku tertidur? Bodoh!" Gerutu Roseanne cepat membungkus tubuhnya dengan pakaian.

Lisa tidak mungkin pergi tanpa berpamitan dengannya. Tidak, ketika inilah terakhir kali mereka bertemu pandang, merasakan pelukan dan ciuman perpisahan.

Air mata sudah membasahi pipinya saat Roseanne memakai sandal rumah, melompat ke balkon dan tidak menemukan pacarnya di situ. Dia pergi ke kamar mandi yang kosong. Barang-barang Lisa telah menghilang.

"Jangan beraninya kau pergi tanpa mengucapkan sesuatu padaku, Lalisa!" Gumam Roseanne.

Dada Roseanne bergemuruh, nafasnya tidak beraturan. Gadis pirang itu berlari melewati anak tangga, tidak mendapati siapa pun di sana. Tidak ada satu pun keluarganya, yang menyakitkan sepatu putih Lisa yang biasanya tersimpan di dekat pintu telah hilang.

Seluruh tubuh Roseanne bergetar, air mata tumpah membasahi pipinya, jatuh ke pakaiannya. Merasa lemah, dirinya pun jatuh bertumpu lutut. Membiarkan kesedihan mengambil alih.

Dadanya terasa sakit bukan main. Roseanne meremas pakaiannya sendiri untuk meredakan sakit di dadanya. Isak tangisnya memilukan. Yang Roseanne inginkan hanyalah melihat Lisa untuk terakhir kalinya.

"Uh, sial, rasanya di luar dingin sekali." Keluh seseorang saat pintu terbuka.

Kedua wanita itu mematung melihat Roseanne tengah menangis di tengah ruangan, jatuh, seluruh tubuhnya bergetar tak terkendali.

"Alice, ini salahmu karena telah memintaku mengantarmu mencari kue di pagi hari dan membiarkanku meninggalkan pacarku yang sedang tertidur." Gumam Lisa melirik Alice tajam.

"Aku tidak tau dia akan bangun cepat mengingat dia baru tidur satu jam yang lalu." Balas Alice bergumam, merasa bersalah melihat adiknya bahkan tidak menyadari keberadaan mereka berdua.

Lisa menyerahkan kantong berisi beberapa kue kesukaan Roseanne untuk mereka makan pagi ini. Perlahan, Lisa pun mendekati pacarnya. Semakin dekat dia dengan pacarnya, semakin hatinya sakit mendengar isak tangis yang memilukan.

Ikut berlutut di samping Roseanne, Lisa pun perlahan menarik wajah Roseanne yang menunduk. Dia langsung melihat mata Roseanne yang memerah, dan pipi yang begitu basah.

Roseanne tersentak, berhenti menangis ketika dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Lisa di depannya, tersenyum tipis seraya berusaha menghapus pipinya yang basah.

"Sayang, maafkan aku." Bisik Lisa ketika pacarnya bahkan tidak bergerak, hanya menatap ke arahnya.

Barulah ketika Roseanne mendengar suara Lisa, dia menghembuskan nafas yang sejak tadi tertahan sembari menarik Lisa ke pelukannya.

"Sial, kau sungguh ada di sini. Kau belum pergi. Kau tidak pergi tanpa berpamitan denganku. Syukurlah, Ya Tuhan." Bisik Roseanne memeluk Lisa begitu erat.

Aroma Lisa begitu nyata. Pelukan, elusan ringan yang Lisa berikan juga sangat nyata. Lisa benar-benar ada di depannya.

"Apa yang kau pikirkan? Tentu saja aku tidak akan pergi tanpa berpamitan denganmu. Tolong, salahkan Alice untuk ini semua." Ujar Lisa.

Roseanne menghela nafas lagi saat dia menjauhkan diri dari Lisa. Pacarnya kemudian membantu dia berdiri dan membawanya ke sofa. Roseanne segera meringkuk ke pelukan Lisa ketika mereka duduk di sofa.

Rasanya masih begitu menyenangkan berada di pelukan Lisa saat ini. Akhirnya Roseanne tersenyum ketika matanya bertemu tatap dengan mata pacarnya.

"Kemana kamu pergi? Kopermu?"

FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang