Roseanne hanya bisa menghela nafas melihat Lisa baru saja pulang dari kelas dance nya. Dua minggu belakangan ini, Lisa memang sibuk sekali dengan latihannya. Wajar saja, karena selain dia harus menampilkan dance grup, dia juga mengikuti perlombaan dance solo. Jadi, latihannya pun bertambah.
Jujur saja, Roseanne tidak tega karena sahabatnya itu pergi pagi hari dan baru pulang menjelang malam. Sekitar jam 7 atau jam 8 malam. Dengan wajah kelelahan dan lengket dengan keringat.
Terkadang, di saat makan siang dia ingin sekali menyelinap pergi dari Jennie, Jisoo dan juga Yeji untuk pergi melihat Lisa. Hanya sekedar memastikan apakah Lisa di sela latihannya makan dengan baik? Tapi, Roseanne tidak bisa melakukannya. Latihannya keras dan tertutup.
Roseanne hanya bisa melihat Lisa di pagi hari, dia berusaha memasak setiap pagi untuk Lisa atau membuat sarapan sederhana tapi cukup mengenyangkan untuk Lisa, dan ketika malam di sela dia mengerjakan tugasnya, Roseanne akan selalu memastikan dia memasak setiap hari untuk Lisa. Setidaknya, jika dia tidak tau apakah Lisa makan siang dengan benar atau tidak, dia harus memastikan jika Lisa sarapan dan makan malam dengan baik.
Itulah yang Roseanne lakukan untuk Lisa selama dua minggu ini. Terkadang, mereka juga hanya mengobrol seadanya karena Lisa yang kelelahan. Sebenarnya, Roseanne tidak keberatan sama sekali. Tetapi, di sisi lain, bolehlah Roseanne merasa rindu?
Ugh, terkadang Roseanne agak takut mengakui perasaan itu. Perasaan tidak ada Lisa di sampingnya. Perasaan saat Lisa tidak memegang tangannya sepanjang jalan karena Lisa yang selalu buru-buru untuk pergi ke kelas dance, atau ketika Lisa memperhatikan dia saat makan siang.
Itu semua berkurang selama dua minggu. Dan apakah dia boleh merasakan rindu itu? Rindu untuk temannya? Itu sama sekali tidak di larang kan?
Yah.. Meski sejujurnya itu tidak hilang sepenuhnya. Lisa masih memperhatikan dia setiap ada kesempatan, tetapi kadang dia merindukan saat-saat keadaan mereka yang hening, hanya merasakan perasaan masing-masing dengan dia bersandar di pundak Lisa.
Dia sudah lama tidak melakukan itu. Dia sudah lama tidak merasakan sentuhan tangan Lisa di telapak tangannya.
Dan astaga, apa yang sudah Lisa lakukan padanya? Mengapa dia merasa sangat menempel pada Lisa? Mengapa dia merasa kehilangan Lisa bahkan ketika Lisa masih ada di sekitarnya.
Bagaimana jika Lisa sudah pergi nanti?
"Rosie, apa kau menangis?"
Roseanne tersentak dan mengangkat tangannya pada pipinya yang ternyata basah. Dia... Menangis. Ya, dia menangisi Lisa.
Roseanne tidak buta akan perasaannya sendiri. Sejujurnya, dia sebenarnya tau apa yang dia rasakan. Hanya, dia tidak mau mengakuinya. Dia takut. Sangat takut.
"Hai, Rosie! Aku bicara padamu." Suara Lisa terdengar agak menyentak. Itu membuat kening Roseanne mengernyit. Dia tak suka nada bicara Lisa.
"Ya, aku mendengarkan. Tidak perlu bicara dengan nada tinggi padaku." Kata Roseanne.
Matanya memperhatikan Lisa yang duduk di konter ujung, di mana dia selalu meletakkan makan malam untuk Lisa.
"Aku memanggilmu berulang kali dan kau tidak mendengarkan." Kata Lisa tampak kesal.
"Oke? Dan kau kesal sekarang?" Roseanne bertanya tak percaya pada raut wajah yang Lisa tunjukkan.
"Apakah tidak boleh? Aku di abaikan di sini. Kau tidak mendengar suaraku yang memanggilmu."
Lisa yang bahkan tidak menyentuh sedikit pun makanannya membuat Roseanne kesal. Apa-apaan itu? Mengapa Lisa tidak dengan cepat memakan masakannya? Apakah dia bosan dengan masakanku? Baiklah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅
FanficM] Perjuangan meraih mimpi, berarti perjuangan untuk mempertahankan kamu, dan kita. Entah itu persahabatan, atau cinta. Cerita ini penuh rollercoaster WARNING : GXG STORIES!!