"Rosie! Rosie!"
Lisa praktis melompat dari kasur Roseanne dan keluar dari kamar, mencari keberadaan sahabatnya. Dia tersenyum lebar saat melihat sahabatnya sedang berada di dapur.
Roseanne hanya memakai celana olahraga pendek dan kaus yang kebesaran dengan rambut yang di sanggul acak. Lisa sempat berhenti sebentar mengamati penampilan Roseanne yang entah mengapa menarik di matanya.
Ketika sahabatnya itu berbalik, Lisa membuat ekspresi se-netral mungkin.
"Sapaan yang bagus. Selamat pagi Lisa." Roseanne mencemooh main-main. "Kenapa bersemangat pagi ini?"
"Oh, selamat pagi Rosie." Lisa mengatakan hampir malu. "Aku punya kabar menyenangkan!"
Melihat semangat yang berbeda dari Lisa, membuat Roseanne menatap penasaran pada sahabatnya.
"Apa itu?"
"Pelatihku baru saja mengirim pesan, dan kau tau? Kami di beri libur dua hari. Yang artinya, hari ini dan besok aku bisa menikmati akhir pekanku dengan bebas! Kau mengerti itu kan? Pelatihku memberi libur!" Ujar Lisa begitu semangat, melompat seperti anak kecil di depan Roseanne.
"Itu bagus sekali! Aku yakin pelatihmu tidak sejahat itu. Lihat? Yang kau takutkan tidak terjadi." Ujar Roseanne mengingatkan, karena sepanjang malam Lisa masih khawatir tentang sikap pelatihnya.
Lisa tersenyum lebar, melompat ke pelukan Roseanne. Masih melompat dalam pelukan itu. Dan Roseanne tidak bisa untuk tidak ikut melompat bersama Lisa.
Sampai mereka melepaskan pelukan dengan nafas terengah-engah karena terlalu senang.
"Ya, seharusnya aku tidak khawatir." Lisa membenarkan. "Terima kasih sudah bersamaku sepanjang malam."
"Ngomong-ngomong, kau yang menemaniku tidur karena kau tidur di kasurku. Bukan sebaliknya. Tapi apapun itu, terserah." Roseanne berbalik untuk kembali membuat sandwich keju milik Lisa, dan menyuapi sepotong sandwich untuk Lisa. "Jadi, apa yang akan kau lakukan di hari liburmu?"
Lisa berpikir sebentar, tidak memiliki ide yang baik untuk memikirkan hari liburnya. Karena dia tak menyangka dan tidak berharap jika hari libur akan datang.
"Aku tidak tau. Mungkin hanya menonton film. Apa kau mau menemaniku?" Tanya Lisa setengah berharap Roseanne akan menyanggupi ajakannya.
"Hmm, tidak buruk tapi membosankan. Bagaimana dengan pergi ke luar? Apa kau tidak menginginkannya?"
Lisa cemberut karena dia sungguh tidak memiliki ide akan pergi ke suatu tempat. Sambil berjalan ke meja makan, dia memikirkan sesuatu dan menunggu Roseanne duduk di depannya.
Roseanne hendak bicara, tetapi Lisa lebih dulu buka suara.
"Mungkin pergi ke taman siang hari, bagaimana?" Usul Lisa tak yakin. Tetapi kemudian dia membulatkan mata mengingat sesuatu. "Oh! Aku pernah ingin mengajakmu ke jembatan! Di sana sangat indah pada malam hari. Ayo pergi sepanjang hari."
Melihat antusias Lisa, membuat senyum Roseanne merekah. Sesungguhnya, dia ingin melakukan segala cara agar bisa melihat semangat Lisa seperti ini setiap hari.
Semangat Lisa memberi energi untuk Roseanne. Matanya yang cerah, cara bicaranya yang antusias, dan bahkan gerakan tangannya. Itu membuat Roseanne ikut bersemangat juga.
"Kalau begitu, apa aku perlu memasak sesuatu untuk kita bawa ke taman?" Tanya Roseanne, mengingat taman biasanya di gunakan untuk piknik dadakan oleh banyak orang.
"Tidak, tidak perlu." Kata Lisa, tak ingin wanita itu repot-repot masak. "Kita bisa membeli makanan di luar. Tapi, mungkin kita bisa membawa beberapa potong buah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅
FanfictionM] Perjuangan meraih mimpi, berarti perjuangan untuk mempertahankan kamu, dan kita. Entah itu persahabatan, atau cinta. Cerita ini penuh rollercoaster WARNING : GXG STORIES!!