Author POV
"Rosé, apa-apaan ini? Aku sedang berlibur dan mendapatkan telepon dari Lisa bahwa kau akan pergi. Apa maksudnya dengan ini?"
Roseanne duduk di tepi tempat tidur, ponsel di samping telinganya. Mata menatap pintu kamar mandi yang tertutup cukup lama. Masalahnya, dia menjadi khawatir karena Lisa mengunci diri agak lama di dalam sana.
"Jisoo, ini hanya...sedikit salah paham." Roseanne agak bingung bagaimana menguraikan kata-kata.
"Benarkah?" Suara Jisoo terdengar tidak yakin. "Lalu mengapa Lisa sangat ketakutan? Rosé, serius. Aku bisa menjemput Lisa sekarang juga jika kau menyakitinya."
Ancaman Jisoo bukan hanya omongan belaka. Roseanne sangat tau bagaimana Jisoo akan bersikap. Dia tau, Jisoo bisa melakukan apa saja untuk Lisa.
Jisoo mungkin membiarkan Lisa menjalin hubungan dengannya, tapi dia juga tau bahwa perasaan yang Jisoo miliki pada Lisa tidak hilang begitu saja.
"Ini hanya sedikit salah paham. Dia pergi sebelum aku menjelaskan semua padanya. Beri aku waktu, oke? Aku akan bicara padanya."
Dari hembusan nafasnya, Roseanne tau Jisoo enggan melepas Lisa begitu saja.
"Bisakah aku mempercayakan Lisa di tanganmu, Rosé? Sejujurnya, aku jarang sekali melihat dia panik dan ketakutan seperti itu. Menakutkan sekali mendengar Lisa menangis."
Jantung Roseanne berdegup kencang, rasanya sesuatu jatuh ke perutnya dan itu membuat dia mual membayangkan Lisa menangis, takut dan panik di waktu yang bersamaan.
"Percaya padaku, tolong. Aku janji, aku ingin bicara dengannya dan semuanya akan baik-baik saja." Kata Roseanne.
Mengabaikan perasaan ragu di dalam dirinya.
"Beri dia waktu untuk tenang dulu, kalau begitu. Setelah itu kau bisa bicara dengannya." Nada Jisoo terdengar enggan. "Aku sedang berada di Korea juga untuk sekedar informasi. Jadi, jika kau membutuhkan bantuan, hubungi saja aku."
"Terima kasih. Aku janji aku akan memperbaiki ini. Maaf sudah membuatmu khawatir." Roseanne menatap kembali ke pintu kamar mandi yang tertutup, isak tangis Lisa tidak lagi terdengar.
"Hubungi aku kapanpun." Jisoo mematikan panggilan.
Roseanne terdiam sesaat. Meletakkan ponsel di atas meja. Mungkin jika dia tidak begitu memikirkan Lisa, dia bisa saja memikirkan mengapa Jisoo berada di Korea juga sementara keluarganya berada di tempat yang sama dengan keluarga Lisa? Tapi, dia ingin mengesampingkan pemikiran itu karena tujuan utamanya adalah bicara dengan Lisa.
Ketakutan itu memeluknya. Bagaimana jika Lisa tidak mendukung keinginannya untuk mengejar mimpinya?
Apakah mereka akan selesai?
Ya Tuhan, tidak.
Mereka tidak akan putus secepat itu. Roseanne tidak mau melepaskan hubungan yang pertama kali dia jalani ini. Dia tidak mau melepaskan orang yang begitu luar biasa seperti Lisa.
Tidak. Roseanne harus bisa meyakinkan Lisa bahwa semuanya akan berjalan dengan baik.
***
Rosie pergi, Rosie pergi, Rosie pergi.
Kamu di tinggalkan lagi, kamu di tinggalkan lagi, kamu di tinggalkan lagi.
Kata-kata itu bercampur, berbisik di telinga kanan dan kiri Lisa. Air mata sudah mengering, tetapi getaran di tubuhnya masih berasa. Mata Lisa turun, menatap tangannya yang gemetar. Dia mengangkat pandangan, menatap pantulan cermin dirinya yang berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅
FanfictionM] Perjuangan meraih mimpi, berarti perjuangan untuk mempertahankan kamu, dan kita. Entah itu persahabatan, atau cinta. Cerita ini penuh rollercoaster WARNING : GXG STORIES!!