Fight For Dream - 16

811 109 9
                                    

Detak jantungnya berdegup kencang ketika Roseanne membuka mata, melirik ke arah jam di atas nakas dan ternyata itu sudah jam 8 pagi. Dia meringis ketika memaksakan diri bangun dari tempat tidur yang menyebabkan dia menjadi pusing. Memilih untuk duduk sebentar di tepi sambil mengikat rambutnya dengan asal, bertanya-tanya mengapa ponselnya tidak mengeluarkan alarm yang biasanya selalu membangunkan dia. Dia mencari-cari ponselnya dan menemukan tas kecil di lantai, tangannya meraih-raih tas dan dia hanya bisa merutuki kebodohannya karena ternyata ponselnya masih dalam posisi mati.

Melemparkan ponselnya ke sembarang arah, dia pun pergi ke kamar mandi. Menyikat gigi dan mencuci mukanya dengan cepat, lalu mandi dengan air hangat dengan cepat juga. Dia tidak memiliki waktu untuk menikmati sensasi dimana air hangat terasa memijat tubuhnya.

Keluar dari kamar mandi dengan cepat, dia segera berpakaian dan menyisir rambutnya agar terlihat rapi. Dia tidak memilih untuk berdandan, karena sial dia sudah melewatkan 15 menit untuk mandi asal-asalan, dan dia bahkan belum sarapan. Dia melirik ke ponselnya yang tergeletak di atas kasur, mencharger ponselnya, lalu keluar dari kamarnya. Dia akan mengambil kembali ponselnya nanti ketika jam makan siang.

Untungnya, beberapa hari yang lalu dia sempat berbelanja roti sehingga dia akan memilih untuk membuat sandwich cokelat kacang untuk sarapannya. Sangat sederhana. Sambil memakai sepatunya di dekat pintu, dia menggigit dan menahan sandwich nya agar tidak jatuh. Kemudian berlari keluar dari asramanya dengan cepat.

Tepat ketika dia berdiri di depan kelas, dia merapikan kembali pakaian dan rambutnya. Mengatur nafasnya dan memburu. Setelah tenang, dia mengetuk pintu dan mendengar Miss Anna menjawab dari dalam kelasnya.

Oke, tenang dia hanya terlambat sepuluh menit. Dosennya itu tidak mungkin akan marah. Dia tau sebaik apa dosennya meskipun dia sangat tegas.

"Pagi, Miss." Dia membungkuk dengan sopan.

"Roseanne, silahkan duduk. Kami belum memulai kelas."

Roseanne menghela nafas lega dan mengangguk. Mencari keberadaan temannya, lalu kemudian dia tersenyum sambil berlari kecil menuju tempat di samping Yeji.

"Hai, kau kesiangan hari ini."

"Ya, ponselku mati sejak semalam. Aku lupa menyalakannya karena langsung tertidur setelah pulang dari bioskop semalam."

Yeji terkekeh, menggelengkan kepalanya lalu kembali fokus pada Miss Anna, begitu juga Roseanne. Setelah dia mengeluarkan buku catatan dan beberapa barang yang dia perlukan, dia memfokuskan seluruhnya pada dosennya itu.

"Mungkin kalian sudah mendapatkan info di ponsel kalian, tetapi saya akan menjelaskan lagi." Miss Anna berkata, dan Roseanne tampak bingung. Tidak mengerti apa yang sedang dosennya bicarakan. "Kita tidak mengadakan kelas untuk hari ini."

"Tumben sekali." Dia bergumam.

"Kelompok grup yang di pimpin oleh Lisa berada di peringkat kedua dalam kategori dance group, sedangkan dance solo Lalisa Manoban berada di peringkat pertama. Maka, kita akan mempersiapkan kejutan untuk kedatangan mereka semua besok. Saya harap, kalian semua bisa membantu apapun yang kita persiapkan di lapangan nanti."

Itulah yang Miss Anna katakan, dan itu saja sudah berhasil membuat Roseanne yang ingin mencatat sesuatu, segera berhenti. Pulpen yang di pegangnya terjatuh dari tangannya, tubuhnya seketika menegang.

Tunggu, apa? Lisa... Mendapatkan juara pertama? Astaga. Itu... Luar biasa. Ya Tuhan, dia tau Lisa akan mendapatkan semuanya. Dan dia tidak tau apa-apa. Seketika itu juga, dia panik, terpukul oleh kesadaran yang menyentaknya.

Jika itu nyata, Lisa pasti berusaha menghubunginya, bukan? Lisa akan pulang besok, dan sahabatnya itu pasti berusaha memberi tahu itu, kan? Ya Tuhan, Roseanne, kau sangat bodoh. Dia tidak bisa menahan diri untuk mengutuk dirinya sendiri.

FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang