Fight For Dream - 09

1K 129 10
                                    

Sepanjang hidupnya Roseanne tidak pernah bangun tidur dengan perasaan bahagia. Bukan berarti dia selalu bangun dengan perasaan sedih, tapi ini berbeda. Bangun dengan Lisa masih ada di sampingnya, menyelimuti tubuh dengan tangan panjangnya. Itu perasaan baru bagi Roseanne, tapi rasanya sangat menyenangkan.

Ini masih terlalu pagi sebenarnya. Masih jam 6 pagi. Dia memiliki kelas jam 9 pagi nanti, tapi dia akan bersyukur untuk menikmati paginya dengan melihat wajah Lisa.

Roseanne menjulurkan wajah untuk melihat wajah Lisa. Memperhatikan setiap garis wajah tenang gadis berponi itu. Poninya yang kini tersampir ke samping, memperlihatkan keningnya membuat cantik Lisa bertambah. Dia tak mengerti mengapa Lisa tidak percaya diri jika dahinya terbuka.

Tuhan, dia begitu cantik. Aku tidak tahan. Bagaimana mungkin, menatap dia tertidur saja bisa membuat jantungku berdegup kencang?

Tangan Roseanne menyentuh dadanya sendiri, dimana jantungnya berdegup kencang. Dia heran, mengapa perasaannya pada Lisa berkembang. Roseanne tau dia tertarik pada Lisa, dia tau bagaimana rasanya tertarik dengan seseorang, dia pernah mengalaminys dulu di sekolah. Hanya saja sekarang Roseanne merasa berbeda. Tidak pernah ada yang membuat Roseanne berdegup seperti ini. Seperti ini bukan rasa tertarik biasa.

"Selamat pagi cantik." Suara serak Lisa menyapa, matanya masih terpejam dan tangannya mengerat di sekitar pinggang Roseanne.

"Lisa?" Roseanne memanggil, karena dia pikir Lisa tidak sadar sudah memanggilnya cantik. Atau, apakah Lisa sedang mimpi?

Tak lama, Lisa membuka matanya dan langsung menatap Roseanne. Segera tersenyum lembut pada si pirang.

"Tidurmu nyenyak?" Tanya Lisa.

Bagaimana mungkin tidak?

"Ya, sangat. Aku terkejut aku tidak bangun dan ketakutan meskipun semalam aku tidur dengan kamar yang gelap." Kata Roseanne membalas senyum Lisa tak kalah lembut.

"Itu berarti pelukanku sangat nyaman." Lisa menjawab dengan wajah percaya diri. Roseanne mendorong perut Lisa, sempat terkejut dengan kerasnya perut Lisa.

Ugh, padahal aku semalaman memeluk perut itu. Tapi tidak bisa terlalu merasakan seberapa kerasnya itu.

Roseanne menyadarkan dirinya sendiri dalam hati. Ini bahkan masih pagi, astaga. Sejak kapan pikirannya jadi kotor begini?

"Sombong sekali, Manoban."

"Seharusnya kau mengakuinya saja, Rosie." Kata Lisa sambil menarik kepala Roseanne hingga wajahnya bersembunyi di leher Lisa.

Roseanne tidak bicara lagi. Dia mengakui itu dalam hati. Pelukan Lisa memang membuatnya nyaman. Betapa beruntungnya dia kan bisa tertidur di pelukan Lisa di saat wanita lain di luar sana berusaha keras untuk berinteraksi dengan Lisa.

Pemikiran itu saja sudah membuatnya tersenyum dalam pelukan Lisa. Keduanya menghabiskan pagi dengan keheningan dan pelukan yang nyaman. Nafas keduanya sama-sama tenang. Sampai ponsel Lisa berdering.

Lisa melepaskan pelukan Roseanne dan mematikan alarm yang menyala. Dia menghela nafas, sekali lagi mengeratkan pelukannya di sekitar Roseanne. Menghirup aroma rambut si pirang, dan perasaannya kembali tenang.

"Aku menyerah dengan latihan ini, astaga!" Rengek Lisa membuat Roseanne terkekeh. Tidak sering bisa melihat si rambut hitam itu merengek.

"Ayo bangun. Aku akan buatkan sarapan untukmu selagi kau mandi." Roseanne menepuk pelan pipi Lisa, memberi semangat.

Lisa melemparkan kepalanya ke belakang dan mengerang. Tidak sadar jika hal itu membuat wanita di pelukannya kini tegang karena suara yang Lisa keluarkan.

FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang