Author POV
.
.Berdebat, bertengkar, berteriak, menangis. Lisa lelah dengan semuanya. Lisa ingin mengalah dalam pertempuran mereka, tetapi Roseanne bahkan tak pernah membiarkan Lisa mencoba untuk bersikap lembut. Setiap ucapan yang terlontar, hanya membuat Lisa merasa sakit hati.
Bintang tidak ada yang muncul malam ini. Lisa memeluk dirinya sendiri. Setelah kejadian di bar, satu minggu berikutnya mereka memiliki intensitas panggilan. Sayangnya, semuanya hanya di penuhi oleh pertengkaran.
Setelah itu, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Roseanne kembali menghilang dan Lisa bahkan tidak pernah mencoba untuk menghubungi wanita itu.
Lisa bangun dari tempat tidur ketika hari belum terlalu cerah. Ini masih jam 7 pagi, tapi dia tidak tertidur sama sekali. Yang dia lakukan hanyalah menangis, meratapi kisah cintanya yang menyedihkan.
Apakah semuanya akan berakhir? Lisa tidak bisa memikirkan bagaimana rasa sakitnya jika hubungan yang kini berjalan nyaris 4 bulan harus kandas.
Dengan tidak adanya kabar dari Roseanne, Lisa hampir sepenuhnya merasa bahwa tidak ada lagi yang tersisa dari mereka. Dia tidak bisa menyalahkan Roseanne sepenuhnya. Karena dengan dia tidak menghubungi pacarnya, menghapus segala sesuatu tentang Roseanne, cepat atau lambat mereka mungkin saja akan melepaskan satu sama lain.
Lisa tidak tau, apakah dia sanggup berdiri terus menerus dengan hubungan tanpa kepastian seperti ini. Lisa mendesis saat kepalanya berdenyut.
Ini bukan kali pertama Lisa merasakan sakit kepala yang hebat. Pasti karena dia terus menangis sepanjang malam yang mengakibatkan sakit kepala ini. Dia sangat membutuhkan suara Roseanne.
Besok adalah ulang tahun Roseanne. Di Korea, sekarang sudah tengah malam. Tapi dia nekat menghubungi pacarnya saat dia meringkuk di atas kasur, menjambak rambutnya berharap sakit kepalanya menghilang.
"Lisa?"
Isak tangis dan jambakan pada rambutnya terhenti saat itu juga ketika dia mendengar suara pacarnya.
Ya Tuhan, mengapa merindukan seseorang sangat menyakitkan?
"Rosie..." Suara Lisa serak.
"Apa kau sedang menangis?" Tanya Roseanne menyadari suara Lisa yang berbeda.
"Kau juga menangis." Gumam Lisa, tahu betul suara pacarnya yang serak.
"Aku terkejut kau menghubungiku malam ini." Ucap Roseanne pelan. Lisa diam, dia tau bahwa sudah tiga minggu mereka tidak berbicara. Lisa berusaha menghindari pertengkaran yang terjadi terus menerus. Maka dari itu, dia lebih baik tidak menghubungi pacarnya.
"Selamat ulang tahun, Rosie." Lisa mengalihkan percakapan menyakitkan, menggumamkan hal itu pada pacarnya.
"Lili," Desah Roseanne, dan air mata Lisa jatuh lagi ketika suara lembut pacarnya memanggil dia dengan panggilan menggemaskan itu. Semuanya sekarang terdengar menyakitkan. Lisa mendesis lagi saat kepalanya berdenyut. "Kau ingat ulang tahunku."
"Aku--" Lisa menghela nafas, berharap sakit kepalanya hilang untuk saat ini. Ini kali pertama mereka tidak bicara dengan cara berteriak dan membentak satu sama lain. Lisa tidak mau merusak semuanya hanya karena sakit kepalanya yang konyol ini. "Aku tidak akan mungkin melupakan tanggal penting dalam hidupku."
Lisa mendengar isak tangis yang kencang di seberang sana membuat Lisa terus meneteskan air mata tanpa mengeluarkan suara. Menyakitkan bagaimana dia bahkan tidak bisa mengatakan bahwa dia begitu merindukan gadis yang jauh di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅
FanfictionM] Perjuangan meraih mimpi, berarti perjuangan untuk mempertahankan kamu, dan kita. Entah itu persahabatan, atau cinta. Cerita ini penuh rollercoaster WARNING : GXG STORIES!!