Fight For Dream - 27

778 108 14
                                    

Absen sini yang udah baca cerita Save Me? Yang belum ayo buruan baca sekarang juga!

.
.

Roseanne POV

Fuck you, Alice. Kataku pada diriku sendiri karena sudah membuat pagiku berantakan. Aku kesal, yang bisa ku lakukan hanyalah menyalahkan Kakakku, marah dan berteriak padanya dan mematikan panggilan setelah aku puas menangis. Kakakku tidak tersinggung, hanya berusaha menenangkanku.

Terakhir saat aku berjalan di koridor menuju loker, aku mendapatkan pesan dari Kakakku, dia berpesan dan menyuruhku untuk tidak meledak, tetapi sudahlah. Aku marah dan hanya ingin mencari Lisa.

Biasanya Lisa pergi lebih awal jika memiliki kelas menari dan itu hanya terjadi dua kali dalam seminggu, itu juga sudah pasti Lisa akan meninggalkan catatan jika dia pergi lebih dulu. Dia tidak ada kompetisi, jadi dia tidak sering berada di kelas menari.

Dimana dia berada sekarang?

Aku mengerang, tanpa sengaja menutup pintu loker dengan keras, melampiaskan kekesalanku.

"Uh, setahuku pintu itu tidak punya salah sampai harus di banting." Kata seseorang. Dengan malas aku memutar tubuhku dan melihat Jennie bersandar di sudut loker lain.

"Pagi, Jennie." Aku menyapa tanpa semangat.

"Dimana Lisa?" Tanya Jennie. Aku bersandar di loker, membalas tatapannya dengan tatapan lelah.

"Bolehkah aku menanyakan hal yang sama denganmu?" Tanyaku lemah.

"Apa kalian bertengkar?" Jennie berjalan ke arahku, ekspresi khawatir tergambar di wajahnya.

Aku menggelengkan kepala. Karena ya kami tidak bertengkar. Sejujurnya aku sekarang merasa bodoh karena sudah menangis di pagi hari karena pemikiranku sendiri.

"Tidak," Kataku menghela nafas.

Jennie merapikan rambutku, membuatku tersenyum mendapati sikap manis wanita di depanku ini.

"Apa kau ingin memberitahu apa yang salah?" Tanya Jennie membuatku menatapnya ragu-ragu.

Apakah aku harus memberitahu apa yang terjadi? Tapi jika dia menertawakanku, bagaimana?

Melihat tatapan penuh perhatian yang begitu lembut dari Jennie membuatku mengangguk kecil, aku menjatuhkan diriku ke pelukan Jennie. Ada perasaan tenang saat Jennie memelukku tanpa bertanya apapun padaku.

"Aku tidak bertengkar dengan Lisa, tapi, ugh, ini sulit." Kataku, suaraku masih serak karena habis menangis.

"Tidak apa-apa. Ceritakan jika kau sudah lebih tenang, oke?"

Kami tidak bicara untuk beberapa lama. Aku menikmati pelukan Jennie sementara waktu. Ini yang aku perlukan, bukan omong kosong dari Alice yang malah membuat pikiranku bertambah buruk. Setelah aku merasakan diriku lebih tenang, aku melepaskan pelukan Jennie. Wanita itu masih menatapku khawatir tetapi juga bersikap lembut dengan mengelus tanganku.

Aku tau, sekarang adalah waktunya bercerita pada Jennie.

**

"Aku mungkin tau dimana Lisa sekarang." Kata Jennie setelah aku menyelesaikan ceritanya.

"Benarkah?" Aku tampak antusias.

"Ya, dia selalu pergi ke tempat gym atau ke ruang latihannya ketika sedang stress." Ujar Jennie, menghela nafas dan tersenyum tipis padaku. "Dengar, kau sebaiknya menjelaskan dengan baik pada Lisa sebelum dia berpikir yang tidak-tidak tenang hubungan kalian, tentang kau yang mendorong dia pergi saat kalian hendak berhubungan seks, oke?"

FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang