Fight For Dream - LAST (END)

1.8K 133 41
                                    

Roseanne POV

10 TAHUN KEMUDIAN..

"Mama! Mama! Lihatlah gambarku!" Teriakkan menggema di dalam rumah yang sudah kami huni selama 7 tahun belakangan ini.

"Lili, apa yang aku katakan untuk tidak berlarian di dalam rumah?" Aku mendengar suara istriku menegur anak kami yang berusia 5 tahun.

"Maaf mama." Lili menunduk sedih, menurunkan kertas yang ada di tangannya. Dia selalu sensitif, sepertinya itu terjadi karena selama kehamilan Lili, aku sering menangis.

Menangis karena pada saat kehamilan itu, Lisa nyaris menyerah karena penyakit kanker yang di deritanya selama hampir 5 tahun lamanya.

Percayalah, aku juga nyaris menyerah saat melihat Lisa terus kesakitan sepanjang waktu. Bahkan hingga sekarang aku di liputi rasa bersalah karena aku hendak menyerahkan nyawa Lisa.

Tidak tahu, bahwa keajaiban datang di kehidupan kami saat itu. Kalian tidak bisa menyalahkanku saat aku selalu ketakutan karena dia beberapa kali sadar dari koma, kemudian berapa bulan kemudian mengalami henti jantung terus menerus.

Itu menyiksaku juga. Aku hampir saja melepaskan Lisa pada saat itu. Tapi, bayiku lah yang menyadarkanku. Bahkan ketika dia masih berada di dalam perut, dia sudah begitu menyayangi Lisa.

--

Aku menatap sedih pada Lisa yang terpejam. Kabel dan selang menempel di tubuhnya yang dingin. Istriku bernafas dengan bantuan alat-alat itu sepanjang waktu.

"Selamat ulang tahun pernikahan yang kedua, love." Bisikku, mencium sudut bibir Lisa hati-hati.

Lisa tidak merespon. Dia telah masuk ruang ICU lagi selama hampir satu bulan.

"Hai, Lili ada di sini. Sekarang dia sudah mulai sering mengganggu jam tidurku. Apakah kau tidak ingin menegurnya?" Tanyaku terus bicara dengan Lisa meskipun aku tahu dia tidak menjawabnya.

Semakin hari nafas Lisa semakin berat. Aki tidak tahu, berapa lama lagi aku tega membiarkan Lisa tersiksa dengan kesakitan ini. Aku sungguh tidak ingin menjadi egois, tapi melepaskan Lisa akan menjadi mimpi terburuknya.

"Love, apa kau lelah? Jika kau lelah, apa kau akan marah jika aku membiarkanmu pergi atau kau malah senang jika aku melepaskanmu?" Air mata sudah basah di pipiku.

Tepat saat itu, suara nyaring di mesin membuatku tersentak. Lisa menjawabnya dan aku menangis sejadi-jadinya. Aku menggelengkan kepala saat para medis mencoba mengambil kesadaran Lisa.

"Lisa..." Aku berbisik.

Tubuhku bergetar melihat Lisa tersentak, mencari nafasnya sendiri. Aku melihat matanya menatap ke atas, rasa sakit yang tidak dapat di jelaskan.

"Rosé, maaf tapi aku rasa kau harus membiarkan Lisa pergi. Dia sudah sangat tersiksa. Kita harus melepaskan semua kabel di tubuhnya." Ujar Dokter Song, dokter yang menangani Lisa sakit selama ini.

Aku hanya bisa menghela nafas, menguatkan diriku sendiri. Tanganku melingkar di perutku, meminta kekuatan pada bayi kami.

Perlahan, aku menganggukan kepalaku. Aku tidak bisa menjadi egois lagi. Dia sangat kesakitan. Jika melepasnya akan membuat rasa sakit itu hilang, aku mungkin harus melakukannya.

FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang