Minggunya menjadi hari yang malas, Roseanne meringkuk di sisi Lisa, sementara mereka berbaring di sofa dengan menonton film.
"Rosie?"
"Hmm?" Dia bergumam malas.
"Apakah teman-temanku sungguh tidak menyakitimu bahkan secara verbal?"
Dari suaranya yang khawatir, Roseanne paham jika itu menganggu Lisa.
"Ya. Mereka tidak menyakitiku sama sekali." Roseanne menjawab, memberi tatapan meyakinkan pada Lisa.
"Benarkah? Mengingat kau tidak nyaman dengan mereka dan terkadang kau tau? Mereka sering mengatakan hal yang berlebihan terutama Jisoo. Haruskah aku khawatir?" Tanya Lisa, belum sepenuhnya yakin jika sahabatnya itu tidak menyakiti teman kencannya.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan." Roseanne tersenyum lembut. "Mereka sangat manis, sejujurnya. Aku yakin bisa berteman dengan mereka juga."
"Benarkah?"
"Ya, Lili."
Lisa membawa Roseanne ke pelukannya lagi, mencium puncak kepalanya. Menatap layar TV lagi. Tetapi dengan pikiran yang mengembara.
"Rosie?" Lisa memanggil lagi. Roseanne tertawa kecil.
"Sepertinya banyak yang mengganggu pikiranmu, ya?" Tanyanya masih tertawa. Hanya untuk berhenti ketika melihat Lisa cemberut. "Astaga, kamu merajuk."
"Tidak, aku tidak merajuk." Ujar Lisa, masih cemberut.
"Temanmu mengatakan, jangan sampai aku melihat tingkah bayimu." Beritahu Roseanne.
"Apa? Aku tidak bertingkah seperti bayi." Elak Lisa, berbanding terbalik dengan raut wajahnya yang merengut. Itu lucu, menggemaskan.
"Baik. Kemarilah, bayi. Apa yang ingin kau katakan?" Ujar Roseanne menarik tangan Lisa yang tidak sadar sudah terlepas dari pinggang Roseanne.
"Aku bukan bayi!" Gerutu Lisa.
Alih-alih menanggapi, Roseanne kembali menyandarkan kepalanya di dada Lisa. Dia merangkak, mencium leher Lisa, diam beberapa lama di ceruk leher itu, senyumnya lebar ketika Lisa kembali memeluknya.
"Oke, kau bukan bayi."
Lisa mendesah, betapa dia merasa tenang memiliki Roseanne di pelukannya. Ini tidak mengerikan, seperti bayangannya. Dan, meskipun memiliki seseorang tidak pernah ada di dalam agenda hidupnya, ternyata tidak salah juga memiliki seseorang yang bisa dia peluk setiap hari.
Dia bukan pacar Lisa, belum. Mereka mungkin berbagi pelukan dan ciuman, mereka juga pergi berkencan. Tetapi, baik dia maupun Roseanne tidak ada yang bertanya tentang status sebagai pacar. Roseanne teman kencannya, tetapi sejauh ini hanya itu status yang mereka punya.
Ini juga masih terlalu dini untuk mereka saling bertanya mengenai status soal pacar. Lisa juga tidak tau apakah dia berani melangkah, apakah dia berani bertanya, meminta Roseanne untuk menjadi pacarnya. Dia tidak tau.
Yang terpenting, apakah Roseanne ingin menjadi pacarnya? Karena bukan tidak mungkin, si pirang hanya ingin pergi kencan tetapi tidak mau meresmikan hubungan mereka dengan kata berpacaran.
"Hai," Si pirang bergumam di dadanya.
"Maaf, kenapa?" Lisa tersadar dia sudah pergi dengan pikirannya sementara waktu.
"Apa yang mengganggu pikiranmu?"
"Oh, tidak ada." Lisa menjawab, menunduk untuk melihat Roseanne. "Kau sudah memberitahu Alice tentang kita?"
"Tidak, belum. Maksudku, aku memang berkata akan melakukannya. Tapi, ya, aku belum menemukan waktunya."
Kecuali, jika Roseanne memang tidak ingin menyebutkan soal kencan ini karena kedekatan dan kelangsungan hubungan ini menakutkan, pikir Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅
FanficM] Perjuangan meraih mimpi, berarti perjuangan untuk mempertahankan kamu, dan kita. Entah itu persahabatan, atau cinta. Cerita ini penuh rollercoaster WARNING : GXG STORIES!!