Begitu taksi berhenti, Roseanne segera melompat dari mobil. Dia tau Jisoo dan Jennie akan mengikutinya di belakang. Langkahnya yang buru-buru serentak berhenti ketika dia melihat seseorang yang dia kenal ternyata ada di dekat pagar.
"Lisa!" Berlari kecil, dia tersenyum begitu dia berdiri di depan Lisa.
"Sialan, mengapa kalian membawa Rosie pergi tanpa memberitahu aku?" Tembak Lisa terlihat begitu marah. Bukan pada Roseanne, melainkan pada Jennie dan Jisoo yang kini berdiri di sampingnya.
"Lisa," Roseanne kaget melihat ledakan kencannya itu. "Apa yang membuatmu marah?"
"Kau juga!" Lisa menunjuk Roseanne, menghela nafas kasar. Pada detik berikutnya, Lisa memeriksa tangan Roseanne, beralih ke wajah dan leher, memutar Roseanne dan menyampingkan rambut si pirang, melihat tengkuknya. "Bagus. Tidak apa-apa. Hanya, mengapa kau pergi dengan mereka, sih?"
Jennie tampak jenuh melihat sikap Lisa, sedangkan Jisoo memasang wajah bingung seperti Roseanne.
"Seseorang tolong ingatkan aku bahwa dia telah pergi selama beberapa jam dan membiarkan teman sekamarnya ini sendirian. Dan kita berbaik hati untuk mengajak dia pergi agar dia tidak merasa kesepian." Ujar Jennie kesal.
"Mengapa kau kesal?" Tanya Lisa melihat Jennie membalas tatapannya seolah tak percaya dia baru saja bertanya seperti itu.
"Kau memeriksa temanmu itu di seluruh badan, berpikir bahwa aku atau Jisoo akan menyakiti dia. Bukankah sudah jelas?" Ujar Jennie masih kesal.
"Oh?" Lisa spontan melepaskan tangan Roseanne yang sejak tadi dia genggam.
"Ya... Itu jahat sekali, Lisa." Gerutu Jisoo, cemberut.
"Apa kau sungguh berpikir teman-temanmu akan menyakitiku?" Tanya Roseanne tersenyum hangat.
Sejujurnya, perhatian yang Lisa berikan ini membuat perasaannya menghangat. Dia merasakan kupu-kupu sedang berterbangan di perutnya dan dia tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya. Lisa yang selalu perhatian selalu berhasil membuatnya menjadi gadis yang tidak bisa berkutik.
"Sialan dia memerah hanya karena Lisa yang perhatian." Roseanne melirik ke Jennie yang menggerutu. Tetapi itu tidak bisa menghilangkan rona merah yang menyebar di pipi sampai telinganya.
"Lisa, teman-temanmu tidak menyakitiku. Aku berjanji. Mereka hanya membawaku menonton dan makan. Lalu mengikuti Jennie belanja."
"Sungguh?" Tanya Lisa tidak yakin.
Roseanne mengangguk. Menyodorkan tangannya, memperlihatkan bahwa dia tidak memiliki setitik pun luka di tangannya. Lisa meraih tangannya dengan hati-hati, melirik ke kedua temannya dan bingung karena temannya tidak bereaksi apapun atas tindakannya terhadap Roseanne.
"Ya."
"Bagus. Apakah semua sudah selesai? Aku pegal berdiri di sini dan ingin kembali ke tempatku untuk tidur."
Lisa mengangkat bahunya santai, menarik tangan Roseanne. Tidak ingin sahabatnya curiga atas hubungannya, dia pun meraih tangan Jisoo untuk dia genggam.
"Rosé," Jisoo memanggil dengan senyum nakal lalu memperlihatkan tangannya dan Lisa yang saling menggenggam. "Lihatlah."
Roseanne tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya, sebelum menarik Jennie untuk dia genggam.
"Aku juga memiliki dua." Ujar Roseanne mengangkat kedua tangannya dan menunjukkan pada Jisoo.
Jisoo tertawa terbahak, membuat Lisa tampak bingung. Sepanjang dia berjalan, dia bingung melihat perubahan besar yang terjadi antara Roseanne, Jisoo dan Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT FOR DREAM || CHAELISA ✅
FanfictionM] Perjuangan meraih mimpi, berarti perjuangan untuk mempertahankan kamu, dan kita. Entah itu persahabatan, atau cinta. Cerita ini penuh rollercoaster WARNING : GXG STORIES!!