47

283 31 4
                                    










Di sebuah bangku taman, nampak Seola sedang duduk menghirup angin malam, untuk merilekskan otak nya, sembari menunggu seseorang yang dia panggil untuk bertemu di taman.


"Mau bicara apa?." Terdengar suara seseorang yang membuat Seola mambuka matanya, lalu menoleh ke arah sumber suara kemudian menyunggingkan senyum manis nya di sana.

"Duduk dulu." Pinta Seola santai mengabaikan tatapan dingin dari lawan bicaranya.

Mau tak mau orang itu mendudukan di rianya tepat di depan Seola dengan anggun.

"Apa kabar Rosè?." Sapa Seola, ya yang di tunggu Seola adalah Rosè.

"To the point aja, gua sibuk soal nya." Dingin Rosè, lenyap sudah tatapan dan sikap hangat Rosè pada Seola.

"Ah, sibuk? Atau menyibukan diri hem?." Tanya Seola dengan senyum manis, tapi sangat meyebalkan bagi Rosè.

"Langsung aja apa mau mu. Jangan buang-buang waktu. Kita sama-sama tau bahwa kita tidak sudi untuk saling ketmuan seperti ini." Rosè sudah namapak jengah dengan sikap. Seola sekarang.

"Jangan ganggu Lisa lagi, dan jangan temui Lisa lagi." Pinta Seola sudah menghilangkan senyum manis dan wajah ramah nya.

Mendengar penuturan Seola sontak membuat Rosè tertawa. Membuat Seola menautkan alis ny bingung.

"Bukan nya lo harus bilang seperti itu pada Lisa ya?." Rosè balik bertanya.

"Karena yang menganggu dan yang menemui itu bukan gua tapi Lisa. Lo juga tau kan?, jadi lo tau lah siapa yang harus lo pringatin." Lanjut Rosè santai sambil besidekap dada.

Mendengar itu Seola menjadi terdiam, menatap lurus Rosè dan di balas oleh yang di tatap. Dalam hati dia memebenarkan perkataan Rosè. Tapi dia tidak berani meneghr Lisa, karena setiap Seola membahas nya maka Lisa akan marah pada nya.

"Kenapa diam. Gak berani?." Tantang Rosè.

"Gak usah merasa menang lo. Bukti nya Lisa tetap milih gua bukan lo." Sombong Seola.

"Wow percaya diri sekali anda. Di lihat dari sisi mana pun Lisa gak pernah milih lo secara mutlak. Dia ada di samping Lo karena gua memilih meninggalkan dia. So...." kekeh Rosè dengan nada mengejek.

"Itu salah lo ninggalin dia. Lo gak iri gituh sama gua secara kan Lisa sekarang sangat memproritaskan gua." Ejek Seola.

"Iri?, sorry iri hanya untuk orang gak mampu. Ngapain gua iri sama orang yang doyan nya bekas orang. Gak level tau gak." Cubir Rosè.

"Kalu ngomong jaga tu mulut!." Sentak Seola marah karena merasa kalah pada Rosè.

"Ya terserah gua dong. Mulut mulut gua. Kok lo yang sewot ya. Ternata gak cuman doyan barang bekas ya?." Rosè kembali menngejek Seola.

Plak

"Jangan pikir gua diam karena gua takut sama lo. Gak, gua gak pernah takut sama lo." Seola menampar Rosè deengan penuh amarah, secara tak langsung membenarkan semua perkataan Rosè tentang dirinya.

"Oh ya?, lo gak pernah takut sama gua?." Rosè menaikan sebelah alis ya menatap Seola tajam. Hal itu membuat Seola bergidik ngeri pasal nya saura Rosè terasa menyeramkan.

"Gua bisa lo buat Han Mi Rae nyiksa lo lagi." Ujar Rosè dingin. Dan mentap Seola dengan mengejek.

Seola lansung terdiam dengan tubuh bergetar takut mendengar perkataan Rosè.

"Kenapa takut?." Cibbir Rosè." Katanya gak takut sama gua. Baru ngomong satu kalimat aja udah kicep lu." Ejek Rosè dengan tatapan merendahkan.

"Berani nya lo ngancam gua bangsat!!!." Sentak Seola mencengram tangan Rosè dengan kuat membuat Rosè sedikit meringis karena panas di lengan nya.

"Percaya atau tidak, guakan buat lo menderita mungkin dari teman-teman lo, atau kakek lo yang udah bunuh Appa gua." Ancam Seola terlihat pancaran penuh dendam terpendam di matanya menatap Rosè.

"Jangan jadi orang idiot yang di jadikan boneka. Yang bunuh appa lo adalah Han Mi Rae." Pringat Rosè tajam pada Seola.

"Gak usah ngebacot lo, gua lihat dengan mata kepala gua sedniri kakek lo yang membunu appa gua. Jadi gua akan buat kakek lo menderita sebelum mati." Ancam Seola penuh penekanan.


Akhirnya Rosè pun tersulut emosi nya, mendengar perkataan penuh ancaman dari  Seola.

"Jangan berani ngancem gua. Karena saat gua bergerak. Maka di situ nayawa lo melayang." Ujar Rosè dingin meremas pundak Seola kasar membuat nya meringis menahan sakit  di bahunya.

"Lo belum tau gua siapa. Tapi gue tau lo luar dalam. Jadi...... jaga nyawa lo sebelum gua cabut." Rosè melepaskan cengkeraman nya lalu menatap Seola dengan dingin sedingin es di kutup utara.

Plak
Plak
Plak

Karena merasa terancam, Seola menampar pipi Rosè tiga kali hingga meningalkan memar merah di pipi putih nya.

Tap
Set
Bruk!!!

Rosè mencengkram kerah Seola dan menariknya kemudian  menghempaskan nya kuat-kuat ke batang pohon yang tak jauh dari bangku itu.

Membuay Seola terbatuk-batuk menahas rasa perih di punggung dan pundak nya.

Gerep

Tiba-tiba tubuh Rosè terjengkakng beberapa langkah ke belakang, dan orang yang menarik Rosè berlalri memeluk Seola dan menatap Rosè tajam.

"Guq gak nyangka kamu berbuat kejam seperti ini. Yang salah itu aku, yang hiyanatin kamu  itu  aku. Seola gak salah apa-apa disini. Aku kecewa berat sama kamu, ternyata kamu gak jauh beda dengan pembully-pembully rendahan di luar sana." Maki dan hina Lisa pada Rosè. Yap!! Yang menarik Rosè adalah Lisa sang mantan terindah dan juga mantan tersakit  Rosè.

"Serah lo dah, gua gak peduli mau lo marah kek, kesel, kecewa atau apa pun itu. gua gak peduli karena lo bukan siapa-siapa gua lagi ngerti."  Ucap Rosè penuh penekanan.


Sakit!, mendengar perkataan Rosè yang gak peduli lagi pada nya, juga panghilan Rosè jadi Lo gua, membuat hati Lisa sakit dia memandang Rosè dengan tatapan penuh luka.

"Urusin pacar sialan lo ini. Bilang jangan ganggu gua lagi." Titah Rosè pada Lisa sambil melitik jijik Lisa dengan ekor matanya.  Dan pergi sambil berdecih meremeh kan.

"Ah, lo masih tetap bodoh ya Lis." Cibir Jisoo.

"Lo yang paling tau Rosè gak akan berbuat kasar jika dia gak di provoksai lebih dulu.  Dan apa? Lo bilang lo gak nyangka sama Rosè dan juga lo bilang kecewa sama Rosè?." Tanya Jennie sambil terkekeh tak menyangka dengan sikap Lisa. "Yang seharus nya marah dan kecewa itu Rosè bukan lo Lisa, sadar dong  semua yang terjadi ini adalah salah lo dan bermula dari  lo."  Tutur Jennie panjang lebar.

Membuat Lisa menunduk merasa bersalah, karena yang di katakan Jennie benar ada nya. Tapi dia menoleh kan kepalanya saat Lisa merasakan sentuhan lembut menenangkan di punggung tangan nya, ya dan dia melihat senyum manis Seola di sana.

"Tadi kita ngajak lo ke taman buat menyelesaikan perang dingin di antara kita, tapi lo malah ngacauin semuanya hanya saat melihat Rosè menghempaskan Seola. Dan lo gak tau apa yang terjadi hingga Rosè semarah itu." Jisoo mengeluarkan semua kekesalan nya pada Lisa yang membingungkan.

"Lo bukan Lisa yang kita kenal lagi." Dingin Jennie kembali menarik Jisooo pergi dari sana, dia muak dan jijik melihat kemesrsaan Seola dan Lisa.



"Siaaaal!!, kenapa jadi runyam gini sih semua nya!!!." Batin Lisa penuh kekesalan.






T
B
C
.
.
.
.
..
.
.


"Maaf  lama up nya, soal nya lagi sangat sibuk persiapan natal, soal nya saya panitia inti nya. Jadi susah buat ambil waktu untuk nulis."

😞😞😞😞🙏🙏🙏🙏

DRAK & PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang