42

261 28 3
                                    









Seola sedang duduk di bangku sebuah taman, kali ini dia.sendirian tanpa di temanak.Irene, dan Seulgi. Seola memandang ponsel nya sambil tersenyum manis.

"Kenapasihh lo manis banget sama gua?." Gumam nya menatap ponsel nya.

"Kalau lo kek gini terus, yang ada gue baper lo?." Gumam Seola lagi.

Seola tersentak kaget dari lamunan nya karena ponsel nya berbunyi dan tertera nama Lisa di sana. Senyum manis Seola langsung terpatri indah di bibir nya.

"Hallo Lis?."

"Kamu di mana Seol?, aku tungguin di depan sekolah kamu gak keluar-keluar.?." Tanya Lisa kahawatir

"Aku di taman dekat ruamah.." jawab Seola senang karena kekmkhawatiran Lisa.

"Harus nya kamu kabarin aku. Biar aku gak kahwatir." Jelas Lisa.

"Heheheh, maaf. Lain kali pasti ku kabarai." Kekeh Seola.

"Bagus lah. Kamu udah makan?. Kalau belum makam siang bareng biar aku jemput." Tawar Lisa.

"Belum. Baik lah aku tunggu di sini." Setuju Seola dan memutus kan sambungan telepon.

"Akkkkkkh, kalu gini lama-lama bisa gila aku." Erang Seola salah tingkah  sambil memukul-mukul bangku taman gemes.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gimana?." Tanya Jisoo saat iya melihat Jennie masuk ke  ruang rawat Rosè.

"Ponsel nya sibuk." Ujar Jennie lesu.

"Sebenar nya kenapa sih Lisa jadi jarang banget ngejenguk Rosè. Dia lebih lama ngehabisin waktu sama Seola?." Dengus Jisoo kesal.

"Gak tau gua. Lisa itu mau nya apa sih?." Tanya Jennie

Namun Jisoo hanya diam dia juga bingung dengan sikap Lisa yang selalu bersikap manis pada Seola bahkan lebih manis dari perlakuan nya pada Rosè.

"Kalau begitu. Kakek akan bawa Rosè  ke luar negri." Putus kakek Rosè dengan dingin.

Jensoo hanya bisa diam, mereka merasa tak enak pada kakek Rosè atas perlakuan Lisa.

"Sampai kan padanya agar jangan pernah lagi menemui Rosè." Putus kakek Rosè dan menyuruh perawat membawa Rosè ke halikopter yang akan membawa Rosè ke luar ruamh sakit.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ke adaan Joy sekarang gimana ya?." Tanya Seulgi pada Irene saat mereka sedang makan di sebuah Cafe.

"Gua juga gak tau.  Yang lebih aneh itu Joy gak di cariin sama keluarga nya kan?." Irene.

"Iya. Joy udah  dua bulan gak ada kabar. Gua jadi rada takut tau gak sama mereka ber empat." Tutur Seulgi sedikit merinding.

"Tapi gua juga kangen kumpul bareng mereka  tau gak." Ujar Irene di angguki  Seulgi.

Dan meja mereka pun menjadi hening dan sibuk berkutat dengan pikiran masing-masing, Irene yang mengaduk-aduk makanan di piring nya dam Seulgi yang menatap kosong kedepan tah apa yang di lihat nya.

"Itu bukan nya Seola sama Lisa ya?." Tanya Seulgi terkejut melihat Liseol masuk Cafe sambil gandengan tangan.

"Mana?." Beo Irene.

"Itu, yang duduk deket jendela  itu." Tunjuk Seulgi semangat.

Irene  memfokuskan pandangan nya ke arah yang di tunjuk Seulgi, dan mata nya langsung melotot melihat ada Lisa bersama Seola. Aneh fikir nya. Bukan kah se harus naya Lisa menjaga Rosè di rumah sakit?. Fikir nya.

"Iya bener. Wahhh gila si Lisa." Irene geleng-geleng kepala tak percaya.

Irene dan Seulgi makin melotot kaget dan tak percaya saat melihag Lisa menyuapi Seola dan Seola menerimanya dengan lapang dada.

Seulgi langsung menarik kursi nya dempet pada Irene dan mengekuarkan ponsel nya lalu mem videocall Jennie. Membuat Irene menyerngit  bingung.

"Tumben lo Videocall gua?." Tanya Jennie dingin saat sambungan telepon terhubung.

"Ck,  gua juga ogah nepon lu. Tapi noh lihat noh." Kesal Seulgi dan mengkamera belakang kan HP nya memperlihat kan Lisa dan Seola yanh sedang suap-suapan mesra.

"Oh, jadi itu yang membuat Lisa mematikan HP nya?." Tanya Jennie dingin.

"Liat apan sih Jen, seriub banget?." Tanya Jisoo menghampiri Jennie duduk di ruang tamu.

"Noh teman lo. Gak tau diri." Sinis Jennie menyerahkan HP nya pada Jisoo.

"Oh. Ini?." Sinis Jisoo menatap Lisa dan Seola yang bercanda dan tertawa bahagia sambil makan di Cafe lewat videocall dengan Seulgi.

"Thanks nya." Ujar Jisoo datar lalu mematikan sambungan telepon secara sepihak.

"Sialan Jisoo main matiin aja." Kesal Seulgi.

"Mungkin kecewa aja mereka sama kelakuan Lisa, yang terlihat gak tau diri." Ujar Irene  sinis,

Walau pun mereka perang dingin dengan Lisa, Jisoo, Dam Jennie. Dia tetap kesal pada Lisa dan Khasian pada Rosè yang memperjuangkan Lisa mati-matian. Tapi yang di perjuangin gak punya hati.

"Pulang yuk. Kesal gua lama-lama." Ajak Seulgi mengantongi HP nya dan meningal kan bebarapa uang di meja.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Cklek

Terdengar suara pintu terbuka, Jensoo hanya diam dan fokus menonton TV karena mereka tau siapa yang datang.

"Kok kalian di rumah?,  gak jaga Rosè?." Tanya Lisa bingung melihat Jensoo asik menonton.

"Masih peduli lo sama Rosè?." Sinis Jisoo.

"Gak usah sok peduli deh." Sewot Jennie.

Lisa menyerngitkan dahina bingung pada Jensoo.

"Maksud nya paan dah. Kenapa kalian gak jaga Rosè?." Tanya Lisa balik

"Lo kan keksaih Rosè, harus nya lo yang jagaiin dia. Walau kita sahabta nya Rosè tapi masih tetap lo yang paling harus menjaga Rosè. Bukan nya mesara-mesaraan sama si Seolanjing." Sinis Jennie kesal.

"Wajar kan gua main bentar, gua juga cepek tau gak dirumah sakit mulu jaga Rosè suntuk gua." Ucap Lisa santai gak ada rasa bersalah sedikit pun.

"Nanti lo bisa main sepuas nya gak perlu capek-capek ngejaga Rosè lagi. Karena hari ini Rosè di bawa kakek ke luar negeri." Jelas Jisoo kesal.

"Gua kecewa sama lo. Demi lo Rosè ngerelain semua yang dia punya, hati nya, tubuh nya, keluarga nya, bahkan nyawanya sendiri. Trus apa balsana lo?. Ckckck dasar gak tau diri." Sakras Jennie menunjuk Lisa tajam dan berlalu ke kamar nya.

"Nikmatai hari-hari lo. Dan gua harap Rosè pas bangun lupa sama lo." Timpal Jisoo gak ngotak lalu mengikuti Jennie dan berlalu ke kamaranya.

Meninggal kan Lisa yang menatap mereka dengan pandangan yang sulit di artikan. Lisa mengepal tangan nya kuat hingga buku-buku tangan nya memutuih.

"Maaf." Batin Lisa lalu pergi ke kamar nya. Membersihkam diri dan pergi ke ranjang nya menjemput  mimipinya.

"Gua harap, semuanya akan selesai tanpa menyakiti mu lagi. Batin Lisa

"Gua kecewa sama lo lis." Batin Jennie

"Gua harap semua akan baik-baik saja tanpa ada yang tersakiti." Batin Jisoo.








T
B
C
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

DRAK & PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang