52

412 44 9
                                    







Jisoo langsung berlari ke arah Lisa dan dengan sigap menangkap tubuh Lisa yang hampir ambruk ke lantai.

Buk
Buk

Sedangkan Jennie langsung memukul perut Seola kuat hingga membuat Seola terjatuh dan melepaskan senjata nya secara tak sengaja.


"Hahahahah. Bagus Seola! Bagus!. Aku puas dengan cara kerjamau. Lihat Rosè sekarang menangis dan terlihat rapuh. Akhir nya seetelah sepuluh tahun aku melihat raut wajah hancur dan pancaran kerapuhan di mata cokalat yang indah itu. Hahahahhahahahahhahah." Tawa Han Mi Rae.



Dengan tegas Rose berjalan ke arah Seola mengambil pistol itu dan menodongkan nya ke arah Seola.


"Kau harus mati Seola." Desis Rosè tajam.

"Hahahaha. Kau ingin membunuh ku?, maka lakukan lah. Bunuh aku Rosè. Ayo tembak aku! Tembak Rosè. TEMBAK." Histeris Seola putus asa dia merasa bersalah telah menembak Lisa orang yang sangat di cintai nya.


"Rosè jangan lakukan itu Rosè." Bujuk Irene keluar dari persembunyian nya.


"Jika kau menebak Seola. Apa bedanya kau dengan dia Rosè. Biarkan pihak yang berwajib yang menangani nya Rosè." Bujuk Seulgi lagi berusaha menenangkan Rosè yang sudah telihat seperti monster sekarang.


"Asal tau saja. Aku jauh lebih buruk dari Seola. Sudah lebih puluhan orang yang mati di tangan ku. Hanya saja aku tidak pernah membunuh hanya karena emosi semata." Jelas Rosè tetap menatap Seola dan pistol itu masih tertuju pada Seola.


Membuat Irene, dan Seulgi merasa tercegat dengan ludah nya sendiri mendengar penuturan Rose.

"Jennie cepat panggil ambulance.!" Titah Lisa tegas dengan rasa khawatir yang membuncah.

Yap benar!. Yang tertembak adalah kakek Rosè. Karena saat Seola menembak bertepatan saat itu juga kakek Rosè belarai dan langsung melindungi Lisa dengan tubuhnya hingga kakek lah yang terkena tembak di dada nya.

Mendengar suara lirih Lisa membaut Rosè menoleh ke belakang, dia kembali merasa hancur melihat kakek nya Rosè yang dengan susah payah menahan agar kesadaran nya tidak hilang.


Dor
Dor
Dor
Dor
Dor
Dor
Dor
Dor
Dor
Dor
Dor

Rosè langsung menembak Seola dengan membabi buta hingga peluru di pistol itu habis tak tersisa.

"Ck!, habis." Decak Rosè kesal.


"Kemataian yang menyakitkan terlalu mudah untuk mu Seola. Maka aku akan membuat mu hidup menderita..." ujar Rosè menggantung kata-kata nya dan menatap Seola dingin yang sekarang menagis menahan sakit dan panas yang luar biasa akibat tembakn. "Maka hidup lah tanpa kedua kaki seumur hidup." Dingin Rosè. Ya Rosè memutus kan menembak ke dua kaki Seola hingga benar-benar rusak.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kakek." Ujar Rosè tangis nya kembali pecah melihat ke adaan kakek yang sekarat.

"Li--- sa. Aku per--caya--kan. Cu--- cu --- cucuku Ros---è pada---mu." Ujar Kakek dengan sisa tenaga yang tersisa sebelum sang kakek menutup matanya.

"Bawa ke mobil. Ambulance terlalu lama." Sentak Jennie di angguki mereka dengan cepata Irene dan Jennie membopong tubuh kakek. Dan Seulgi berusaha membawa Seola juga.

DRAK & PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang