D&P

566 46 0
                                    

Gsjskskebkeoelehdbehdkososhsvjwishejwosihekwie

Setelah kepergian pria itu, Lisa dan Jisoo langsung menghajar kedua bodyguard itu hingga babak belur dan terkapar di lantai. Sedangkan Jennie menyuruh anak buah nya datang ke bangunan kosong itu.

"Udah Lis, Jis. Nanti mereka mati." Ucap Rosè sambil duduk santai di kursi.

"Trus sekarang apa?." Tanya Jisoo mendusukan diri di sebelah Rosè.

"Gue udah manggil orang guw kemari. Jadi kita tunggu aja." Timpal Jennie sambil menunjukan bend pilih hitam yang di lempar Rosè tadi.

"Trus lo mau bawa ke markas lo yang di hutan itu?. Jauh banget Jen." Protes Lisa.

"Lah trus kemana, markas gue yang paling aman di sana."

"Markas gue juga jauh, markas lo gimana Jis?." Tanya Lisa lagi.

"Jauh banget dari sini, keburu pagi nati." Timpal Jisoo.

"Ya udah ketempat gue aja, cuman tiga puluh menit dari sini." Ujar Rosè menawarkan diri.

"Ya udah ketempat lo aja." Ucap Jennie di setujui oleh Jisoo dan Lisa.

Ceklek

Terdengar suara pintu terbuka, mereka hanya santai duduk di kursi melipat tangan di dada, dan mata tertuju ke arah pintu. Mereka santai karena tau siapa yang datang.

"Hai, udah siap terima telfonya." Sapa Jisoo dengan ceria.

Pria itu kaget dan bingung, bagai mana mereka bisa bebas. Karena dia yakin sudah mengikat tawanan nya dengan kencang. Di tambah ke dua orang nya terkapar lemah di lantai.

"Pasti lo bingung kan?." Timpal Rosè sambil terkekeh mengejek

"Gak usah bingung, karena dari awal kita sadar game ini kita yang pegang kendali." Timpal Lisa berdiri sambil menpuk pundak pria itu yang masih kaget.

"Nah karena tadi lo udah nampar dan nendang sahabat gue, jadi lo juga harus ngalamin." Ucap Jennie dan memukul pria itu hingga tersungkur ke lantai

"Maaf bos, kami baru sampai." Tami datang  .

"Tak apa, bagai mana di luar?."

"Kami sudah mengaman kan mereka bos." Ucap nya.

"Ya sudah,  bawa mereka semua ke tempat ku." Titah Rosè.

Tami melihat ke arah Jennie, seolah meminta ijin dan persetujuan. Jennie hanya mengagguk.

Kini mereka sudah di mobil masing-masing dan mengikuti Rosè, sebagai penunjuk jalan.

Di persimpangan Rosè berhenti di ikuti yang lain nya.

"Ada apa?." Tanyq Jennie bingung.

"Suruh anak buah lo ikut sama Juan, dan kalian ikut gue." Jawab Rosè sambil menunjuk Juan di atas motor.

Jennie menyuruh anak buah nya, sedangkan mereka memasuki kawasa cafe Rosè yang sangat cocok denga selera anak muda.

"Ayo masuk." Ajak Rosè setelah mebuka pintu.

"Wah cafe mu  bagus Rosè." Ucap Jisoo kagum.

"Bagus deh kalau kalian suka, tapi kalian belum pernah kemari kan?"

"Belum lah lo kan belum pernah ngajak kita ke mari." Timpal Jennie.

"Hahhaha Sorry, sekrang kan dah di sini." Jawab Rosè dan masuk ke ruangan nya di lantai du di ikuti ketiga gadis itu di belakang.

Rosè masuk ke ruangan pribadi nya di cafe itu. Dan langsung duduk  di mejanya.

"Kalian mandi duluan, dan pilih aja baju yang cocok untuk kalian di lemari gue." Ujar Rosè menunjuk kamar mandi dan lemari nya dengan dagu nya.


DRAK & PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang