31

321 31 4
                                    






Saat Lisa ingin meletakan kantong sampah di depan pintu, karena akan ada petugas yang akan mengangut sampah-sampah di gedung apartemen itu.   Dan di tepat di depan pintu Lisa melihat  sebuah kotak  berukuran sedang dan tertera  nama nya di sana.

Dengan bingung Lisa membawa kotak itu masuk dan menimang-nimang nya dengan bingung.

"Paket siapa Lis?." Tanya Jisoo  saat melihay Lisa duduk di sofa  dengan kotak itu di tangan nya.

"Atas nama gua sih, tapi perasaan gua gak pesan paket." Jawab Lisa dengan yakin.

"Bukak aja, penasaran gua." Tiba-tiba Jennie datang dengan empat gelas cokalat panas di nampan.

"Iya Lis bukak aja." Bujuk Jisoo

Lisa mengangguk dan lansung melepas pita pengikat kotak itu.

"Tunggu!." Tiba-tiba Rosè menahan tangan Lisa yang hendak membuka paket itu sambil turun dari lantai dua.

"Biar aku aja yang membukanaya Lily." Lanjut Rosè mengambil  kotak itu dari tangan Lisa.

"Kan itu atas nama Lisa." Ujar Jennie bingung.

Rosè mengabaikan kata-kata Jisoo dan langsung membuka kotak itu.

"Sialan." Desis Rosè kesal setelah melihat isi kotak itu.

"Apan sih isinya?." Ujar Jennie penasaran merebut kotak itu. Sontak Jennie langsung kaget dengan mata membola.

"Beraninya mereka neror lo Lis." Ucap Jennie sambil menyerah kan  kotak itu pada Lisa dan Jisoo langsiung beranjak mendekat ke Lisa karena dia penasaran dengan isi nya.

Lisoo  melihat isi nya dan raut wajah Lisa langsung merah karena marah bagai mana tidak isi kotak itu terdapat surat berisi.

"Putusin Rosè, atau lo dan kedua teman lo mati"

Itu lah isi surat di kotak itu dan di bawah kertas itu ada bangakai burung dengan darah yang masih kental serta sebuah pisau.

"Berani nya mereka ngancam kita, apa mereka tidak tau siapa kita." Ucap Jennie dengan semirik nya tiba-tiba mode mafianya muncul.

"Tapi yang jadi pertanyaan nya, siapa yang mengirim ancaman ini?." Tanya Lisa bingung.

"Bukan keluarga lo kan Sè?." Tanya Jisoo.

"Bukan, semua pergerakan bahkan HP mereka gua awasi." Jawab Rosè dengan wajah datar nya tidak ada ke kagetan melihat ancaman itu.

"Lo kok biasa aja sih ngelihat ancaman itu?." Tanya Jennie bingung dan di angguki oleh Lisoo.

"Karena kotak itu selalu di kirim ke gua,  da---."

"Kok gak bilang sama kau sih Ceng?." Tanya Lisa kesal karena Rosè tidak pernah mengatakan  masalah ini pada nya.

"Maaf Lily." Ucap Rosè merasa bersalah melihat kekesalan Lisa.

"Harus nya kamu cerita dong sama aku Cheng. Kalau kamu hadapin semua ini sendiri seolah aku gak ada gunanya jadi kekasih kamu Cheng." Ucap Lisa lirih dengan raut wajah Sedih.

Buk

"Maaf Ly, maaf." Ucap Rosè langsung memeluk Lisanya dengan erat.

"Ok, kali ini aku maafin, tapi lain kali jangan di ulang." Ucap Lisa mengusap punggung Rosè lembut.

"Udah mesra-mesraan nya. Mening kita selidiki orang yang ngirim kotak itu." Ucap Jennie jengah melihat kedua mahluk itu pelukan.

"Iya, lo berdua pelukan sampek seribu tahun pun. Gak akan bisa nemuin pelaku nya." Timpal Jisoo memutar bola matanya malas.


DRAK & PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang