Siang harinya, Rosè langsung pulang ke rumah, di sana iya mendapati Lisa yang sedang asik menonton dan memakan cemilan.
"Eoh, kau sudah pulang Rosè.?" Tanya Lisa saat dia menyadari keberadaan Rosè.
"Ya, bagai mana denganmu?, kapan kamu pulang?." Langsung duduk di saping Lisa dan ikut makan cemilan.
"Tadi pagi. Kenapa pulang lama?, ada masalah di cafe?." Mlirik Rosè dengan ekor matanya.
"Ya sedikit, ada karyawan baru yang hampir menghancurkan dapur ku." Adu Rosè sambil menyender di bahu Lisa.
Lisa yang merasakan kepala Rosè di bahunya, membuat jantung ya ingin melompat seolah lupa di sana lah tempat nya.
"Lisa, dimana Jisoo dan Jenni?." Tanya Rosè sambil mengesek kan kepalanya di bahu Lisa.
"E. M. Mereka belumpulang, mungkin masih ada urusan di rumah." Jawab Lisa dengan gugup. Sekarang dia bisa mencium aroma shampoo Rosè.
"Lisa?." Paggil Rosè tapi matanya fokus padaa TV.
"Mm, ya?."
"Tidak, hanya ingin memanggil saja." Ucap Rosè sambil memejamkan matanya.
Ya dia sangat Lelah, pulang dini hari dari pesta, karyawan baru yang menghancurkan dapurnya, tapi dia meahan amarah nya takut jikaa dinlepas karyawan itu akan tinggal nama.
"Lisa?." Panggilnya lagi.
"Ya," Lisa menjawab Rosè sambil menoleh ke arah nya.
"Boleh aku tidur di pangkuan mu?." Tanya Rosè menatap Lisa dengan mata penuh harap.
Lisa hanya menarik napas kecil dia mendorong tubuh Rosè dari nya. Dan bergeser ke ujung sofa sambil menepuk pahanya tanda bahwa dia mengijin kan ya.
Dengan cepat Rosè lansung meletalan kepalanya di paha Lisa. Etah kenapa Rosè sangat ingin manja pada Lisa, padahal Rosè sangat tidak suka terlalundekat dengan orang lain.
Lisa kembali foku menonton TV dengan wajah datar nya, tapi jantungnya bertetak sangat cepat seolah jantung itu akan lompat keluar.
Rosè memandang wajah Lisa dari bawah, wajah itu sangat menawan, bibir Lisa yang tebal mempesona bagi Rosè.
"Lisa, elus kepala ku." Pinta Rosè dengam lembut dan menatap Lisa penuh harap.
"Kenapa kau sangat manja hari ini Rosie?." Tanya Lisa sambil terkekeh namun tanganya mengusap kepala Rosè deng lembut.
"Ntah lah, tapi rasannaya nyaman di manja oleh mu." Ucao Rosè sambil memejamkan matanya menikmati elusan lembut Lisa.
Mendengar penuturan Rosè membuat wajah Lisa seketika merah merona karena malu bercapur senang. Untung Rosè menutup matanya jadi tidak melihat wajah Lisa yang memerah.
Lisa kembali memfokuskan dirinya pada TV, tapi tangan nya tetap mengusap kepala Rosè lembut.
Sampai membuat gadis itu terlelap dan nyaman, terdengar dengkuran halus menenangkan dari Rosè.
Cekelek!
Terdengar suara pintu terbuka, Lisa menoleh kearah pintu siapa gerangan yang datang. Dia melihag Jenni dan Jisoo masuk dengan membawa kanong berwarna coklat.
"Kalian sudah pulang?." Tanya Lisa masih menoleh ke arah belakamg.
"Mmm, ya." Jawab Jenni singkat dan meltakan kantong yang dia bawa di meja makan.
"Kau sendirian Liasa?, dimana Rosè?." Tanya Jisoo karena dia tidakn melihat Rosè karena di halangi sandaran sofa.
"Tidak, Rosè sedanh tidur." Ucap Lisa sambil menunjuk ke pangkuan nya.
Jisoo yang penasaran berjalan ke arah sofa dia melihat Rosè terlelap di pangkuan Lisa sambil memeluk pingganh Lisa posesif.
"Dia terlihay lelah. Apa dia sangat sibuk mengurus cafe nya?." Tanya Jenni yang sudah duduk di sofa samping.
"Mungkin, tadi dia bilang karyawan barunya menghancurkan dapur di cafe." Jelas Lisa sambil mencomot cemilan nya.
"Oooh, lebih baik kau bawa dia ke kamar. Dia terlihat sangat lelah." Ucap Jenni.
"Mmm, baik lah." Ucap Lisa dan mengendong Rosè seperti putri tidur, sangat berhati-hati dan lembut. Dia takut Rosè akan merasa terganggu.
"Aku akan kekamar juga, badan ku sangat legket." Ucap Jisoo separti meminta ijin pada Jenni.
"Jangan lama-lama, kamu harus membatuku menyiapkan makan malam." Titah Jenni langsung berjalan ke arah dapur.
Di dalam kamar Lisa sudah membaringkan Rosè dengan lembut di kasur. Dan menatap wajah tidur Rosè yang damai.
"Rosè, aku menyukai mu. Tapi aku takut kamu tidak menyukai perempuan, dan akan membuat persahabtan kita hancur." Ucap Lisa lirih dan hampir tidak terdenagr.
Lisa meraba wajah Rosè dengan lembut dan terenyum manis.
"Mencintai mu dalam diam lebih baik dari pada harus kehilangan mu." Lirih Lisa lagi dan beranjak pergi ke luar kamar.
Tapi tangan Rosè lebih dulu melingkarkan tangan nya di pinggang Lisa, membuat Lisa terjatuh terbaring di samping Rosè memeluk Lisa seolah dia memeluk guling kesayangan nya.
Lisa kaget namun perlakuan Rosè tanpa sadar itu mampu membuat Lisa melayang mabuk kepayang, sehingga membuat Lisa senyum seperi orang bodoh.
"Mmmmmh." Rosè memeluk Lisa lebih erat dan mebempatkan kepalaka di cekeruk leher Lisa.
"Wahhh, harum sekali." Jisoo menuruni tangga dan langsung mencium masakan Jenni yang sangat harum.
"Yak!, JISOO!, apa mandi saja membutuhkan waktu 3 jam?." Jenni langsung berteriak saat mendapati Jisoo baru turun.
"Yah, tidak usah teriak-teriak. Kau membuat kupingku sakit." Protes Jisoo sambil menutup telinganya.
"Itu karena kau tidak turun membantuku memasak makan malam!." Teriak Jenni.
"Maaf." Ucap Jisoo sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Sudah lah, lebih baik panghil Lisa dan Rosè saja."
"Mereka berdua masih tidur di kamar Rosè." Ucao Jisoo langsung duduk di meja makan.
"Biarkan saja, lebih baik kita langsung makan saja." Ajak Jenni langsunh duduk di meja makan dan langsung menyantap makanan nya beserta Jisoo.
Sedangakan Rosè dan Lisa, tidur dengan nyenyak di kamar Rosè, masih saling berpelukan satu sama lain. Dengan pelukan posesif satu sama lain.
TBC...........
SELAMAY MEMBACA.
SEMOGA KALIAN SUKA.JANGAN LUPA VOTE & KOMEN.
TERIMAKASIH😇😇
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAK & PINK
General FictionMengisahkan 4 gadis yang tinggal serumah, dimana mereka sangat manis dan ramah di sekolah. Nmaun sangat dingin dan kejam di malam hari.