21

442 47 2
                                    

Apa? Kamu bilang apa?. Orang di cintai?." Tanya Rosè kaget, dan tidak peecaya dengan pendengaran nya atas perkataan Lisa barusan.

Seketika Lisa gugup dan lidah nya terasa kelu, dia gak tau harus berkata jujur atau mengelak, hatinya menyuruh jujur tapi pikiranya berusaha menyangkal hal itu.

"E e e gak, aku ambil p3k dulu." Lisa berusaha menghindar.

"Gak, jawab dulu pertanyaan ku." Ucap Rosè tegas sambil menhan lengan Lisa yang ingin beranjak pergi.

"Kita harus obati dulu pipimu, nanti bengkak lo Rosè." Ujar Lisa selembut mungkin berharap Rosè terbujuk dan melupakan perkatan Lisa tadi.

"Jawab dulu Lisa. Kamu mencintai ku?." Tanya Rosè mendesak Lisa, karena dia yakin jika melepaskan Lisa saat ini maka nantinya Lisa akan semakin menghindari pertanyaan ini.

Rosè kan pengen Lisa jujur dengan perasaan nya, biar dia juga bisa jujur bahwa dia juga mencintai Lisa.

"Lisa kok diam sih." Desak Rosè melihat Lisa tetap diam.

Lisa tetap diam dan memandang Rosè dengan mata hitam nya yang menawan, melihat itu seketika terbersit rasa kecewa di hati Rosè.

"Jadi Lisa tidak memiliki perasaan lebih. Jadi selama ini hanya kesalahpahaman ku saja." Batin Rosè dalam diam memandang mata Lisa yang dari tadi memandang nya.

"Ya udah. Ambil sana kotak P3K nya." Suruh Rosè dengan setuas senyum tipis di wajah nya berusaha menahan sesak di dadanya.

"Ok." Singkat Lisa dan mengambil kota P3K di lemari dan menghampiri Rosè di. Lisa duduk di depan Rosè dan mulai membersihak sudut bibir Rosè yang merah dengan betadin.

Saat mengobati Rosè mata Lisa fokus pada bibir merah muda Rosè yang terlihat sangat menggiurkan bagi Lisa.

"I love you." Bisik Lisa dan langsung mencium bibir Rosè dengan lembut dan penuh cinta.

Rosè kaget dengan perlakuan Lisa, tadi di tanya Lisa hanya diam seribu bahasa. Sekarang tiba-tiba mencium nya, dalam ke kagetan nya Rosè bersorak ria dalam hati. Kapan lagi bisa mencium bibir Lisa pikirnya dan dengan pasti Rosè membalas pangutan bibir Lisa.

Lisa melepas ciuman nya karena kehabisan nafas, pipi mereka berdua memerah malu.

"A a ayo ki- kita susul yang lain." Ucap Rosè gugup dan salah tingkah, sedangkan Lisa masih memandang Rosè dan terkekeh melihat Rosè yang imut saat salah tingkah.

"Mau kemana kamu belum membalas pernyataan ku." Lisa menahan Rosè yang ingin berdiri dan pergi keluar.

"Hah?." Bingung Rosè.

"I love you Rosè." Ucap Lisa lembut dan memandang Rosè dalam.

Mendengar perkataan Lisa darah Rosè seolah berdeser dan mengalir cepat karena jantungnya sekarang berdetak tak karuan.

"Kamu tadi bertanya apa aku mencintai mu kan?. Ya aku mencintai mu sangat mencintai mu Rosè. Jadi bagai mana perasaan mu pada ku?." Tanya Lisa berusaha tenang padahal dia takut Rosè tidak punya perasaan lebih padanaya.

"I love yuo too." Ucap Rosè malu-malu Luca sambil menunduk.

"Trimakasih. Aku pikir aku akan di tolak." Ucap Lisa bahagia dan langsung memeluk Rosè erat, Rosè membalas memelum Lisa dengan senyum tak kalah bahagianya dengan Lisa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seperti biasanya malam ini Rosè, Lisa, Jennie, dan Jisoo duduk dalam sebuah mobil dengan memaki penutup wajah kain warna hitam. Sesang melihat tigaa mobil terparkir di depan sebuah rumah kosong pinggir hutan diama di sana ada tiga mobil milik polisi berpangkat tinggi. Dan mereka sedang duduk di dalam mobil itu seolah sedang menunggu seseorang.

DRAK & PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang