Rio, atau Lee Mario, sedang mengayuh sepeda nya hendak kembali ke rumah setelah bekerja di rumah salah satu keluarga kaya di tempat ia tinggal, sebagai anak yatim piatu, Rio harus bekerja keras sendiri untuk memenuhi kebutuhan, dan biaya pendidikan nya, apalagi, ia sebentar lagi akan memasuki bangku kuliah, jadi ia harus rajin bekerja.
Di tempat lain
Bruk
"Astaga!" Kaget sepasang suami istri paruh baya itu terkejut saat mengendarai mobil mereka hendak menjual hasil kebun nya, tiba-tiba ada sesosok gadis kecil jatuh tergelincir dari atas bukit tepat di depan mobil mereka.
"Yeobo" sang istri cemas, menatap suami nya
"Aku tidak yakin kita telah menabrak nya" ragu sang suami.
"Ayo kita lihat" ajak sang istri, kedua nya pun buru-buru keluar dari dalam mobil, dan menolong sosok yang jatuh dari atas bukit tadi, yang rupanya adalah Rose, ia pingsan dengan tubuh penuh luka goresan, saat terjun dari rumah nya.
"Ayo kita bawa dia kerumah sakit" ajak sang suami.
Rose mendapatkan penangan di rumah sakit, sampai gadis itu tersadar, ia kebingungan.
"Syukurlah kamu sudah siuman" ujar wanita dan suami nya yang telah menolong Rose tadi, gadis itu tak bereaksi, wajah nya nampak bingung, ia lalu turun dari atas bangsal, membuat suami istri itu keheranan.
"Jangan pergi dulu, kamu masih butuh perawatan" sang suami berusaha menahan Rose, tapi gadis itu tak peduli.
"Nak, tolong katakan siapa nama mu?" Tanya sang istri, Rose menatap datar, ia masih sepuluh tahun, dan baru kali ini melihat dunia luar.
"Nak?" Ulang sang suami, Rose acuh, ia berlari keluar begitu saja, suami istri itu tentu juga bingung dan cemas, tapi mereka tak sanggup mengejar Rose, yang terus berlari tak tentu arah dan tak tahu hendak kemana.
Di tempat lain, Rio nampak serius dengan pendidikan nya, ia ingin mewujudkan impian nya dengan memiliki pekerjaan yang mapan, dan hidup lebih baik dari saat ini, ia adalah anak imigran dari Thailand yang melarikan diri dari negara nya karena terjadi kudeta politik, tapi sayang nya orang tua Rio tidak selamat, jadi ia hidup sebatang kara di Korea.
"Rio!" Seru teman sekolah nya, Sinb, yang di panggil menoleh.
"Kamu jadi melanjutkan kuliah di Seoul?" Tanya Sinb.
"Jadi, aku sudah mengurus semua nya" jawab Rio.
"Tempat tinggal mu?" Tanya Sinb lagi.
"Aku sudah menyewa apartemen untuk satu tahun ke depan, ada fasilitas sarapan gratis disana, aku sudah memikirkan semua nya Sinb-aa, tenang saja" balas Rio meyakinkan sang sahabat agar tak terlalu mencemaskan nya.
"Kapan kamu berangkat ke Seoul?"
"Minggu depan"
Dan akhir nya, hari yang ditunggu pun tiba, Rio berangkat ke Seoul, dan tak lupa membawa serta sepeda nya, untuk mulai mengenyam pendidikan nya di bangku kuliah, ia tinggal di apartemen murah, demi menghemat biaya, meski dengan kamar yang sempit, tapi itu tak masalah bagi nya.
Rio mengayuh sepeda nya, merasa lapar, ia pun harus keluar untuk mencari makan, padahal hari sudah malam, ia memasuk sebuah minimarket dua puluh empat jam, dan sibuk memeriksa rak berisi anekan makanan, ia mencari sesuatu yang murah, dan tentu saja ada, gimbab dengan potongan harga setengah dari harga asli nya, karena sudah malam, dan sebentar lagi akan di ganti dengan yang baru, jadi harga nya di pangkas besar-besaran.
"Ini akan mengenyangkan" batin Rio sumringah, ia mengambil tiga gimbab karena dua saja tak akan mengenyangkan nya, setelah membayar, Rio kembali ke apartemen nya.
Dan Rose, ia berada di sebuah pelabuhan tak terpakai, melamun menatap gelap nya pantai, kedinginan, kelaparan, dan kesakitan atas luka yang di derita nya, ia sengaja melarikan diri dan bersembunyi dari sang ayah, meski sejujur nya ia juga tahu Woo Bin akan dengan mudah menemukan nya.
Di kampus
"Rio, aku belum mengerjakan tugas mr Choi, bisakah aku menyerahkan nya pada mu?" Tanya seorang mahasiswa seangkatan Rio.
"Tentu, kamu tahu tarif nya bukan?" Rio balik bertanya.
"Okey" ia setuju, ya, Rio memiliki otak yang cerdas dan ulet, serta rajin, dan kepintaran nya itu ia gunakan untuk mencari uang, guna membiayai hidup nya, dan membayar apartemen, setiap tahun nya.
Rio harus pandai-pandai membagi waktu, antara jam kuliah nya, mengerjakan tugas nya, dan tugas dari para mahasiswa kaya yang malas berpikir, dan lebih memilih untuk kehilangan uang guna membayar jasa Rio.
Sepulang dari kampus, Rio berjalan menuju ke parkiran sepeda, sambil menggendong ransel nya yang berat, di tengah lorong, seorang gadis seangkatan kampus menghadang nya.
"Krystal" kaget Rio
"Aku ingin kamu mengajari ku mata kuliah mr Park" dingin gadis itu.
"Tapi. . ." Rio hendak menolak
"Aku bayar dua kali lipat" Krystal adalah anak orang kaya, ayah nya memiliki perusahaan penerbitan surat kabar lokal di Seoul, dan dia putri tunggal.
"Baiklah" pasrah Rio, uang sebanyak itu tak akan Rio sia-sia kan, bisa dibilang dia memang mengejar uang.
"Tapi aku yang ke rumah mu"
"Apartemen ku sempit, kita tak akan fokus belajar nanti"
"Tak masalah"
"Ayo" Rio tak ada pilihan, ia lalu menggantungkan sepeda nya di bagian belakang mobil milik Krystal, dan mengemudikan nya bersama sang gadis menuju ke apartemen nya untuk belajar.
#TBC