Rio duduk dengan rasa penasaran yang menggunung, akan keberadaan anak nya dan apa yang terjadi dengan nya.
"Krystal pulang dengan kondisi menangis waktu itu" lanjut tuan Jung, Rio kembali mendengar nya dengan serius.
"Dia akhir nya mengakui bahwa ia sedang berbadan dua dan itu anak mu, tapi Joseph dengan berbesar hati menerima nya, dan mengajak Krystal pindah ke tempat asal nya Los Angeles, disana lah mereka hidup sekarang, tapi kemarin Yoshi mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari kampus nya, ia kehilangan banyak darah, dan golongan darah nya sangat langka, jadi kami harus membawa mu ke sana, karena Yoshi butuh tranfusi darah" Rio termenung, merasa malu, juga bersalah.
"Maafkan saya tuan Jung" ucap nya penuh sesal.
"Ingin rasa nya aku memukul mu, setelah mendengar pengakuan Krystal, tapi ini semua tak akan membalikan keadaan bukan?" Tuan Jung tersenyum kecut.
"Tidurlah, agar begitu sampai disana, tubuh mu siap untuk diambil darah nya"
"Ne tuan" tapi Rio tak bisa tidur, pikiran nya berkecamuk, penuh tanya, grogi, gugup, takut semua jadi satu.
Sebelas jam lebih dalam pesawat, akhir nya mereka pun tiba di LA jam satu siang lebih sedikit, Rio dan tuan Jung pun buru-buru keluar, dan anak buah Joseph sudah menjemput mereka di bandara.
"Kita akan langsung ke rumah sakit" beritahu tuan Jung pada Rio.
"Ne tuan"
Sejam dari bandara, mereka pun tiba di rumah sakit, Rio sedikit canggung melihat Krystal bersama suami nya.
"Appa" sambut Joseph, tuan Jung pun memeluk nya.
"Yang sabar ne, Yoshi pasti selamat" hibur tuan Jung.
"Ne appa"
"Rio" Joseph menyalami tangan mantan selingkuhan sang istri, sekaligus ayah kandung Yoshi itu
"Joseph" mereka tentu kenal, karena saat menikah dengan Krystal dulu, Rio juga hadir.
"Krys" Rio juga menyalami Krystal dengan suasana yang kikuk.
"Dokter sebentar lagi datang, sebaik nya kamu makan dulu Rio" Joseph memberikan sebuah burger dan minuman.
"Tapi. . ." Sungkan Rio karena hanya dia yang makan.
"Tidak apa-apa, karena darah mu sebentar lagi harus diambil, isi dulu perut mu" jelas Joseph, Rio menatap tuan Jung yang mengangguk meminta Rio untuk menerima pemberian Joseph.
"Kami akan bertemu dokter lebih dulu" pamit Joseph, Rio memakan burger nya, setengah jam kemudian, seorang perawat memanggil nya untuk diperiksa golongan darah nya, dan di chek kesehatan Rio, setelah cocok dan dinyatakan sehat, sang perawat pun mulai mengambil darah Rio sebanyak 500Cc, dan itu membuat nya sedikit pusing, ia berjalan menyusuri lorong sambil sesekali menggeleng, untuk mengusir rasa sakit kepala nya, meski gagal, Joseph langsung menyambut nya dan memegangi lengan Rio.
"Pusing?" Tanya nya.
"Lumayan" jawab Rio.
"Ini minum lah" Joseph menyodorkan susu pada Rio dan menuntun nya duduk di kursi tunggu ICU
"Jam empat nanti, Yoshi akan dioperasi" beritahu Joseph pada Rio.
"Joseph, sebelum nya aku ingin meminta maaf pada mu" ucap Rio tulus, setelah meminum susu untuk meredakan pusing setelah darah nya diambil tadi.
"Aku memaafkan mu" balas Joseph sambil mengangguk, tak ada dendam atau amarah mengingat usia mereka sudah sangat matang, Krystal hanya diam menatap interaksi Rio dan suami nya.
"Dan terima kasih sudah menerima kehadiran Yoshi" imbuh Rio.
"Tak ada alasan untuk menolak kehadiran Yoshi, dia tak tahu apa-apa" ujar Joseph.
"Ayo kita lihat Yoshi sebelum dioperasi" ajak Joseph, rasa bersalah kian meliputi hati Rio atas kebaikan Joseph, mereka memasuki ruang ICU dengan baju khusus, beberapa perawat juga tengah bersiap untuk membawa Yoshi ke ruang operasi, Rio melangkah pelan, perasaan nya campur aduk.
"Nama nya Yoshinori Liu, dia baru berulang tahun yang ke tujuh belas dua bulan yang lalu" ujar Joseph.
"Dia anak kandung mu" tangan Rio gemetar, ia hendak menyentuh wajah Yoshi yang tak sadarkan diri dengan alat medis yang menempel di sana sini, Rio menarik nafas nya dalam-dalam untuk menahan tangis, antar senang, terharu, khawatir, cemas dan takut.
"Aku akui dia sangat mirip dengan mu, bahkan tinggi badan nya juga sudah melebihi ku" imbuh Joseph.
"Hi boy, ini papa disini" suara Rio terdengar gemetar.
"Maaf tuan, pasien harus segera di bawa ke ruang operasi" ijin seorang perawat, Rio dan Joseph pun akhir nya keluar, ia gelisah.
"Rio, ayo aku antar ke hotel, kamu butuh istirahat" ajak tuan Jung.
"Tidak tuan, saya di sini saja menemani Yoshi" tolak Rio
"Kamu pasti lelah"
"Saya baik-baik saja tuan" Rio bersikeras.
"Baiklah" mereka berempat pun menunggu operasi yang dijalani Yoshi.
"Kita makan dulu, ayo" ajak Joseph.
"Joseph, aku. . ."
"Kamu butuh makanan untuk mengembalikan stamina tubuh mu setelah diambil darah nya tadi" paksa Joseph, Rio akhir nya bersedia, mereka ke kantin rumah sakit berdua.
"Entah, aku tak tahu harus mengatakan apalagi pada mu" Rio masih merasa tak enak tentu nya, tapi ia menelan gengsi nya sendiri, berusaha kuat meski menahan malu, demi Yoshi anak yang belum ia kenal sama sekali.
"Tak ada, semua sudah berlalu, kita sudah bahagia dengan jalan hidup masing-masing" kata Joseph.
"Aku yakin, kamu juga pasti sudah berkeluarga sekarang" tebak Joseph, Rio menggeleng.
"Apa karena istri ku?" Canda Joseph untuk mencairkan suasana yang kaku.
"Tidak, bukan" elak Rio panik, Joseph terkekeh lucu.
"Aku tidak bisa jatuh cinta lagi selain dengan Rose, gadis terakhir yang aku dekati" ucap Rio, mereka lalu saling berbagi cerita, Rio tentang Rose dan Joseph tentang Yoshi.
"Yoshi sangat bertanggung jawab, dia berkorban untuk dongsaeng nya" cerita Joseph atas kejadian yang menimpa sang putra, Rio tentu bangga mendengar nya, meski bukan dia yang membesarkan Yoshi.
"Ayo, operasi Yoshi sudah selesai" Joseph menerima telpon dari sang istri yang memberitahu jika Yoshi sudah keluar dari ruang operasi, mereka pun bergegas kembali, tapi pasien belum sadar, meski sudah di pindah ke ruang pemulihan.
#TBC