Mobil yang Yuri dan Rio naiki, telah sampai di mansion Kim Woo Bin, sang wartawan masih tak paham.
"Rumah siapa hyung?" Tanya Rio polos, menatap takjub bangunan megah itu dari dalam mobil.
"Ayo turun, aku kenalkan pada pemilik nya" ujar Yuri, Rio pun menurut, ia turun dan mengikuti langkah Yuri dari belakang, begitu pintu utama terbuka.
Deg
Seorang gadis nampak tersenyum miring menyambut kedatangan Rio dan Yuri.
"Kim Jisoo" batin Rio terkejut bukan main.
"Hyung. . ."
Dug
Brugh
Tubuh Rio jatuh terkulai diatas dingin nya lantai mansion yang baru kali ini Rio datangi, anak buah Jisoo memukul tengkuk nya dari belakang.
"Bawa dia ke bawah" perintah Jisoo tegas.
"Siap nona" patuh mereka
Rio tersadar dengan posisi terikat dan tergantung terbalik, kepala dibawah dan kaki diatas.
"Hyung!" Teriak Rio meminta tolong pada Yuri yang masih berada di sana.
"DIAMLAH!" bentak Yuri.
"Ini akibat nya karena kamu terlalu banyak bicara, tidak bisa kah kamu diam saja di balik meja kerja mu dan membuat berita hiburan, jangan cari masalah dengan polisi" kesal Yuri.
"Ini akibat dari perbuatan mu, kami jadi ikut diperiksa" lanjut nya marah, Jisoo menyerahkan satu koper uang pada Yuri.
Sekarang Rio pun paham, jika ia telah diserahkan pada Kim Woo Bin oleh Yuri, Rio menyesal kini tak mendengar kata Rose tadi, bahwa tak ada polisi yang bisa di percaya, Yuri pun pergi menyeret koper uang nya dengan angkuh.
Jisoo menghampiri Rio, sambil menyilangkan kedua tangan nya, lalu ia bertanya.
"Di mana Rose?"
"Aku tidak tahu"