"Bagaimana kamu bisa menemukan ku disini?" Tanya Rose heran, ia masih melingkar kan lengan nya di pinggang Rio, dan mendongak menatap penuh tanya.
"Yoshi" jawab Rio
"Yoshi?" Ulang Rose takut salah dengar
"Iya, anak ku, dimana dia?" Rio celingukan mencari keberadaan sang putra, Rose langsung melepas pelukan nya, dan mundur selangkah, Rio yang tadi nya mencari keberadaan Yoshi pun langsung menatap Rose.
"Tunggu, tidak, bukan" ia paham, Rose mengira jika dia sudah menikah
"Secara biologis, dia memang anak ku, tapi aku tidak menikah dengan mommy nya" jelas Rio.
"Jadi kamu punya anak yang lain?" Tanya Rose.
"Anak yang lain? Anak ku hanya Yoshi" bingung Rio, Rose berbalik, ia pergi meninggalkan kios nya begitu saja, Rio pun di buat linglung, tapi ia mengikuti Rose di belakang nya, Lia dan Yoshi duduk di dalam mobil sang ayah dan melihat kedua orang tua mereka lewat begitu saja.
"Seperti nya mereka bertengkar" kata Yoshi, Lia tersenyum lucu.
"Rose, apa maksud mu dengan anak yang lain?" Kejar Rio, Rose terduduk di tepi pantai dan mengabaikan Rio, tak berubah meski sekarang usia mereka sudah tidak muda lagi, pria itu pun ikut duduk di depan Rose.
"Lia" singkat Rose
"Teman Yoshi?" Tanya Rio
"Iya, dia putri ku"
"Astaga, kamu sudah menikah?"
Bugh
"Aww" Rose memukul lengan Rio karena kesal dengan pertanyaan nya.
"Dia anak mu?"
"Apa? Bagaimana bisa?"
"Nama nya Julia Lee, apa masih kurang jelas?" Kesal Rose
"Lia?"
"Jangan-jangan ini rencana mereka" tebak Rio.
"Maksud mu?"
"Ah dimana mereka?" Rio hendak berdiri mencari keberadaan kedua anak itu tapi Rose buru-buru menarik tangan kanan nya, agar terduduk kembali.
"Mereka sudah besar, tak perlu di cari" ketus Rose, itu hanya modus agar bisa berduaan dengan Rio, karena ia belum puas melampiaskan perasaan rindu nya, ayah kandung Yoshi itu pun duduk kembali, tapi kini mereka berdampingan, menatap ke arah pantai.
"Sehari setelah kejadian itu, aku pergi meningglkan Seoul, harus nya, sebelum kamu di culik Yuri, aku memberitahu mu tentang kehamilan ku"
"Lalu kenapa tak kamu katakan?"
"Karena aku masih ragu, aku bimbang, aku bingung, apakah aku mencintai mu, atau Sohee"
"Tak tahu kah kamu betapa gila nya aku mencari mu Rosie? Bahkan sampai detik ini pun aku masih menunggu mu"
"Maafkan aku"
"Lalu apa jawaban mu?"
"Jawaban untuk pertanyaan yang mana?"
"Apakah kamu mencintai ku atau Sohee?"
"Mencintai mu" Rose memang acuh, cuek, ketus, dingin, kasar, tapi sekali nya bicara, dia tak akan pernah berbohong.
"Kalau begitu ayo menikah, aku sudah menunggu mu selama delapan belas tahun Rosie" lamar Rio.
"Tunggu, jelaskan dulu tentang Yoshi pada ku"
"Sebelum aku mengenal mu, aku memang menjalin hubungan dengan atasan ku di Dayli Jung, sama hal nya dengan mu, dia mengandung anak ku, dan membawa nya pergi ke LA, bersama suami nya, karena dia tahu, pelan-pelan aku menjauh setelah mengenal mu, lalu beberapa bulan yang lalu, Yoshi kecelakaan dan butuh donor darah, yang ternyata golongan nya sangat lah langka, jadi aku harus mendonorkan darah ku, disana lah aku tahu bahwa Yoshi adalah anak kandung ku" cerita Rio
"Banyak hal menyakitkan yang harus Lia alami sendiri, dan itu juga melukai perasaan ku" giliran Rose yang bercerita
"Semasa kecil nya, dia di juluki anak ajaib karena tak punya ayah, oleh teman-teman sekolah nya, dan aku tak bisa menceritakan tentang mu terlalu banyak, karena foto mu pun aku tak punya"
"Oh, putri ku" iba Rio mendengar cerita tentang Lia
"Aku akan menebus semua nya, jadi, ayo kita menikah, kamu bersedia menerima Yoshi kan?"
"Setiap manusia punya masa lalu, entah baik atau buruk, kamu menerima ku tentu aku juga akan menerima Yoshi seperti anak ku sendiri" jawab Rose yakin, jika Rio pernah punya masa lalu dengan Krystal, Rose pun juga tak beda jauh, ia punya masa lalu dengan Sohee, bahkan Rio tak mempermasalahkan itu, Rio juga tahu, Rose adalah korban kebejatan sang ayah, tapi masih tetap mencintai nya dan bahkan rela menunggu selama delapan belas tahun, orang seperti itu tak banyak tersisa di bumi, jadi Rose sangat beruntung bertemu dengan Rio, wanita itu melirik calon suami nya sambil tersenyum manis.
"Oppa" Rio langsung meringis geli, sambil menutup rapat kedua mata nya, mendengar Rose memanggil nya oppa.
"Ternyata begini rasa nya" ujar Rio, Rose tertawa lucu.
"Jantung ku tidak baik-baik saja mendengar nya" Rose lalu memeluk Rio lagi, sambil tertawa dan pria itu masih belum berani membuka kedua mata nya.
"Dulu, aku tak berani memanggil mu oppa, sebab aku takut kamu akan menyakiti hati ku, karena nyata nya, orang yang ku panggil appa justru adalah orang yang menghancurkan ku, tapi sekarang, aku yakin, oppa tak akan menyakiti ku" kata Rose sambil menyandarkan kepala nya di dada Rio.
"Sebentar lagi, kamu tak hanya bisa memanggil ku oppa saja"
"Lalu?"
"Sayang, suami, honey, terserah kamu" Rose terbahak dengan wajah memerah, Rio pun tertegun, selama ia mengenal Rose dulu, belum pernah sekali pun ia mendengar wanita itu tertawa.
"Di bumi ini, ada delapan milyar populasi manusia di dunia, tapi hanya ada satu suara tawa yang menjadi favorit ku, yaitu suara tawa mu" ucap Rio sambil menatap Rose yang langsung terdiam dari tawa nya, mereka saling bertatapan intens, sebelum akhir nya.
Cup
Kedua nya berciuman lembut, dan mesra, untuk menyampaikan rasa cinta mereka satu sama lain.
"Menurut ku, papa bisa menerima penjelasan mama mu" ujar Yoshi pada Lia yang tengah menatap orang tua nya dari teras rumah Rose.
"Entahlah oppa, aku masih ragu" Lia gusar, penasaran gugup, takut dan grogi saat harus berhadapan dengan Rio nanti.
"Oppa yakin" kata Yoshi
"Mau taruhan?" Tantang Lia
"Okey" Yoshi setuju
"Jika oppa kalah, oppa harus makan ikan" Lia menyebut taruhan nya.
"Jika oppa menang?" Tanya Yoshi.
"Terserah oppa mau apa, Lia setuju"
"Ok, deal" Yoshi mengajak sang dongsaeng berjabat tangan tanda kesepakatan di mulai.
#TBC