26. Anak Ajaib

629 136 14
                                    

Beberapa tahun kemudian, Yoshi sedang berada di rumah sakit bersalin bersama sang ayah, menemani sang mommy yang tengah melahirkan dongsaeng nya, ia yang sudah berusia sebelas tahun, duduk dengan gelisah dan cemas, juga khawatir, Joseph di ruang bersalin untum memberi dukungan pada sang istri, dan satu jam lebih telah berlalu.

Ceklek

Joseph keluar sambil mengusap peluh di kening nya, Yoshi pun langsung berdiri.

"Daddy" lirih nya takut, sang ayah langsung berlari dan menghampiri Yoshi.

Bruk

"Kamu memiliki dongsaeng yeoja, Yoshi" beritahu Joseph sambil mengangkat tubuh Yoshi dan membawa nya berputar.

"Wah, Yoshi senang mendengar nya daddy" seru nya girang.

"Terima kasih" Joseph menciumi wajah si sulung, karena merasa Yoshi membawa keberuntungan bagi nya, setelah lebih dari lima belas tahun menikah, akhir nya Joseph punya anak yang adalah darah daging nya sendiri, tapi Yoshi tak tahu menahu akan hal itu.

Krystal akhir nya di bawa keluar, berbaring diatas ranjang bersama putri kecil mereka, ia terharu menatap Yoshi yang takjub pada dongsaeng nya.

"Kulit nya lembut sekali, Yoshi takut menyentuh nya terlalu lama" kekeh nya, ia kini tumbuh menjadi namja yang tinggi, hampir menyamai sang ayah.

"Yoshi mau menggendong nya?" Tanya sang mommy.

"Yoshi tidak berani momm" tolak nya meski penasaran, Joseph pun langsung mengangkat sang bayi dan meletakan nya dipangkuan Yoshi yang tersenyum lebar sambil menutup rapat kedua matanya karena takut, grogi dan gugup.

"Its ok, Gaeul percaya oppa nya tak akan membiarkan dia jatuh" ucap Joseph

"Nama nya Gaeul daddy?"

"Iya, Gaeul Liu" jawab Joseph, antara si sulung Yoshi dan si bungsu Gaeul terpaut usia sepuluh tahun.

Di Busan, meski kecil nya cerewet, tapi setelah menginjak usia sepuluh tahun, Lia menjadi gadis yang pendiam, dan lebih banyak melamun, ia tengah berjalan di lorong kelas bersama Yeji teman sekelas nya, hendak pulang, tiba-tiba Yuqi menghadang nya.

"Minggir minggir, Lia si anak tak jelas mau lewat, kasih jalan kasih jalan" seru Yuqi mengejek, Lia menunduk malu.

"Hey, kamu tak berhak berkata begitu" tegur Yeji

"Yeji-yaa ini fakta, coba tanya siapa ayah nya? Apa dia punya?" Balas Yuqi, Yeji terdiam, tak berani melanjutkan pembelaan nya.

"Disekolah ini, hanya kamu yang tidak memiliki ayah, jadi aku akan menyebut mu anak ajaib" Yuqi tertawa terbahak-bahak bersama gank nya, Lia langsung berlari sambil menangis.

"Lia" seru Yeji berusaha mengejar sahabat baik nya itu, yang terus berlari cepat meninggalkan gedung sekolah nya, ia bahkan melewati sang mama yang menjemput nya.

"Lia" sambut sang mama, tapi sang putri tak peduli, ia tetap berlari sambil menangis, Rose lun bingung.

"Aunty" Yeji akhir nya berhenti mengejar Lia dan menghampiri Rose.

"Yeji, apa yang terjadi? Kenapa Lia menangis? Kalian bertengkar?" Cerca Rose khawatir, Yeji menggeleng.

"Kami baik-baik saja aunty, tapi. . ." Yeji ragu ingin bercerita jujur.

"Tapi apa?" Desak Rose.

"Tapi Yuqi merundung nya, dengan memanggil Lia dengan sebutan anak ajaib" jelas Yeji takut.

"Anak ajaib?" Ulang Rose

"Ya, karena Lia tidak punya ayah"

Deg

Hati Rose rasa nya seperti tertusuk duri, mendengar sang putri di rundung karena tak memiliki ayah.

"Baiklah, gomawo Yeji-yaa" pamit Rose, ia lalu menyalakan motor nya, untuk mengejar sang putri, Lia sudah di rumah dan menangis sesenggukan di kamar nya, Rose menatap ke lantai atas dimana ia mendengar suara sang putri menangis, ia lalu menyusul nya, dan duduk di tepi ranjang sang putri.

"Setiap anak di dunia, pasti memiliki seorang ayah, termasuk Lia" tutur Rose lembut.

"Mama janji, saat Lia berulang tahun yang ketujuh belas nanti, mama akan menceritakan semua nya, siapa ayah mu, karena jika mama bercerita sekarang, kamu masih terlalu muda untuk memahami nya" lanjut Rose

"Maafkan mama" lirih Rose sebelum keluar dari kamar sang putri, untuk ke pasar dan menutup kios nya.

Rose kembali pulang ke rumah, dan begitu ia mengunci pintu nya.

Bruk

Lia memeluk tubuh sang mama.

"Maafkan Lia ma"

"Tidak apa-apa, mama yang seharus nya meminta maaf" balas Rose, Lia menggeleng.

"Sekarang bantu mama memasak makan malam ne?" Lia langsung mengangguk cepat, ia kembali ceria setelah Rose berhasil meyakinkan nya jika Lia juga punya ayah seperti anak-anak yang lain.

Ditempat lain

Rio baru pulang dari kantor penerbit buku nya, entah sudah berapa ratus ribu eksemplar buku Rio terjual, ia sukses besar dengan cerita pertama nya itu.

"Kapan buku kedua mu akan terbit, ini sudah lebih dari sepuluh tahun Rio?" Tanya sang pimpinan.

"Aku tidak akan menerbitkan buku lagi, ini yang pertama dan terakhir kali nya, hanya untuk mengenang dia, jika aku rindu, dengan membaca buku ini, hidupku terasa akan baik-baik saja" balas Rio.

Malam nya Rio kembali terbangun tengah malam itu, padahal ia baru tertidur kurang dari satu jam, tapi mimpi buruk itu belum juga bisa hilang, ia lalu menyeduh kopi dan menonton tv sendiri, hari-hari nya hanya ia isi dengan membaca buku, makan dan tidur, ia bahkan tak tertarik untuk menjalin asmara atau menikah di usia nya yang menginjak empat puluh lima tahun, Rio sudah terlalu nyaman sendiri.

#TBC

Smooking GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang