10. Rindu

675 155 58
                                    

Semenjak itu, Rio tak lagi bertemu dengan Rose sama sekali, padahal sudah hampir seminggu, ponsel nya juga tak bisa di hubungi, ia duduk dengan gelisah sambil mengusap-usap dagu nya sendiri di ruangan nya.

"Dimana kamu Rose? Aku merindukan mu" batin nya penuh tanya, meski Rose ketus, tegas, cuek, dan kasar saat berbicara dengan nya, tapi Rio tak masalah, hal itu tak mengurangi rasa suka nya pada gadis itu.

Kriiinnggg. . .

Ponsel Rio berdering, ia langsung menyahut dan mengangkat panggilan nya.

"Hallo Rose?"

"Siapa Rose?"

"Oh, Seulgi-yaa, ada apa?"

"Ada scandal di rumah aktor ternama"

"Aku kesana"

Rio mematikan sambungan telpon nya, dan bergegas menyusul Seulgi ketempat kejadian, berharap bisa bertemu dengan Rose, seperti dugaan Rio selama ini, yang curiga jika orang yang terlibat dalam kasus pemerasan pengusaha Oh, dan pengungkapan korupsi yang dilakukan oleh menteri keuangan adalah Rose.

Rio turun dari mobil nya, dan memasuki kediaman sang aktor Seo In-Guk, polisi sedang melakukan olah kejadian perkara.

"Apa yang terjadi Seul?" Bisik Rio bertanya pada sang sahabat.

"Seo In-Guk, dia diperas oleh kekasih gelap nya, yang ternyata sudah memberi nya seorang anak, sang aktor di temukan dalam kondisi terikat dengan posisi yang berbahaya" jelas Seulgi, Rio terkejut bukan main, ia lalu keluar dan mengamati sekitar rumah sang aktor, tapi ia tak menemukan gadis yang ia lihat dalam dua kasus terdahulu nya, ia menoleh ke lantai atas, dimana Rio mendengar suara seorang namja dan yeoja yang saling berteriak karena bertengkar, mungkin Seo In-Guk dan kekasih nya, pupus sudah harapan Rio untuk bisa bertemu Rose.

Kriingg. . .

Ponsel nya berdering.

"Ya Kryst"

"Kamu dimana?"

"Rumah aktor Seo In-Guk"

"What, apa yang terjadi?"

"Dia mengalami pemerasan"

"Temui aku di hotel Hexagon, kamar nomor 567" Rio tak menjawab, ia langsung mematikan sambungan telpon nya dan menyusul Krystal ke hotel.

Wanita itu membuka kan pintu kamar nya, dan Rio pun langsung masuk sambil membuka jas nya.

"Mana laptop mu?" Tanya nya pada Krystal, wanita itu mengerutkan kening nya.

"Aku mengajak mu kemari untuk bermain, bukan bekerja" kesal Krystal.

"Tapi berita ini penting, beri aku waktu setengah jam" balas Rio, ia lalu duduk diatas ranjang, sambil memangku laptop milik Krystal untuk mengunggah berita yang masih panas, skandal Seo In-Guk, Krystal tak mau diam, ia memeluk Rio dari belakang, menopangkan dagu nya dibahu pria itu, dan mulai membuka ikat pinggang sang pegawai, tapi Rio acuh, ia tetap fokus pada pekerjaan nya.

"Wow, aku merindukan ini" bisik Krystal sambil mengendus tengkuk Rio, tangan nya mulai menyusup ke dalam sekangkangan Rio dan meraih penis nya.

"Keras sekali, Sudah tak sabar ingin memasuki ku hm?" Goda Krystal, ia menjilat telinga Rio, mengecup tengkuk dan bahu pria itu untuk merangsang nya, meski milik nya sudah tegang dan keras, Rio menyempatkan untuk menyelesaikan pekerjaan nya lebih dahulu.

Dan begitu selesai, ia langsung meletakan laptop nya, dan berbalik menyerang Krystal.

"Aww. . . Rio. . ." Teriak Krystal girang, ia senang dengan perlakuan kasar Rio hari ini, yang berbeda dari biasa nya, itu karena Rio melakukan nya dengan perasaan marah, serta kesal dilanda rindu yang tak berujung, hingga ia melampiaskan nya pada Krystal.

Rio menghentak-hentakan pinggul nya, menyemburkan sperma nya ke dalam rahim Krystal, setelah nya, ia pun beranjak dari atas tubuh wanita itu, dan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Banyak kasus terbongkar, dan Rio selalu menjadi wartawan pertama yang mengunggah berita nya, sebab dia punya Seulgi, hanya, motif nya yang masih menjadi tanda tanya besar, dan setelah adegan kejar-kejaran dengan anak buah Woo Bin waktu itu, Rose benar-benar menghilang, Rio telah kembali ke kantor nya, jari telunjuk kanan nya mengetuk-ngetuk meja, wajah nya nampak berpikir.

"Siapa wanita yang mengejar Rose waktu itu?" Batin nya bertanya.

"Apa dia salah satu korban Rose?" Tebak Rio, karena ia tak banyak tahu soal gadis itu, bahkan nama marga nya saja tidak tahu.

"Kamu kemana Rose, aku harus bagaimana agar bisa bertemu dengan mu?" Rio menyandarkan kepala nya, mendongak sambil menatap langit-langit ruang kerja nya.

Tok. . . Tok. . .

Ceklek

"Rio, ada yang mencari mu" beritahu Sungjae teman kerja Rio.

"Siapa?"

"Aku"

"Nona Sohee" Rio langsung berdiri, Sungjae menutup pintu ruangan Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona Sohee" Rio langsung berdiri, Sungjae menutup pintu ruangan Rio.

"Tamu dari mana?" Tanya Krystal yang kebetulan baru keluar dari ruangan nya, ia melihat ada seorang perempuan masuk ke ruangan Rio diantar Sungjae tadi.

"Saya kurang tahu sajangnim" jawab Sungjae jujur.

"Sudah berapa kali dia kemari?"

"Baru kali ini sajangnim"

"Kamu boleh pergi"

"Baik sajangnim, saya permisi" Krystal melirik tajam pintu ruangan Rio, ia di serang rasa cemburu.

"Silakan duduk nona" kata Rio pada Sohee, gadis yang tak kalah dingin dengan Rose dan bermata tajam.

"Tidak perlu, langsung saja, kamu sembunyikan Rose dimana?" Tuduh Sohee, Rio terkejut, ia bingung dengan pertanyaan tamu nya itu.

"Dia milik ku, hanya aku satu-satu nya orang yang paling mengerti tentang nya, kamu tak berhak untuk memisahkan kami" klaim Sohee, Rio tak habis pikir.

"Nona, aku pun juga sedang mencari keberadaan nya"

"Bohong! Terakhir aku lihat, kalian pergi bersama"

"Nona mengaku sebagai orang yang paling mengerti dia, tapi sifat nya saja anda tidak tahu, Rose bukan lah wanita yang bisa di kekang, bagaimana cara ku menyembunyikan nya, andai dia anak kecil, aku mungkin bisa mengurung nya di rumah dengan memberi mainan dan makanan yang cukup, tapi Rose adalah wanita dewasa" jelas Rio sedikit kesal, ucapan nya tentu masuk akal.

"Dia tidak bersama ku, kami baru mengenal, orang pertama yang ia datangi saat muncul lagi nanti, itu anda, jadi tak perlu takut aku akan membawa nya pergi" Rio kembali duduk, dan mengacuhkan Sohee, ia memulai pekerjaan nya lagi, gadis itu diam, sedikit senang dengan ucapan Rio, dan tanpa pamit, ia pergi begitu saja dari ruangan itu.






#TBC

Smooking GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang