Rio mendapatkan penanganan dan penjagaan khusus di rumah sakit, karena kasus besar yang lagi-lagi terjadi ikut melibatkan diri nya, kementrian keuangan dan instansi pemerintah lain nya, yaitu polisi, mengalami perombakan besar-besaran, beberapa perwira tinggi dan menengah di copot dengan tidak hormat, karena melanggar peraturan, termasuk Yuri, yang akhir nya ikut terjerat kasus hukum dengan tuduhan menerima suap dan penculikan terhadap wartawan, yaitu Rio.
Dua hari ia tak sadarkan diri di rumah sakit, karena luka di sekujur tubuh nya, juga mengalami dehidrasi karena tak ada asupan yang masuk selama dalam masa penyanderaan, seluruh harta milik Kim Woo Bin di kuasai oleh negara.
Rio mulai terbangun dari tidur panjang nya, dan orang pertama yang dia lihat adalah tuan Jung.
"Rio, kamu sudah sadar?" Tanya tuan Jung, Rio memberi isyarat bahwa dia haus, tenggorokan nya sangat kering.
"Ini, minum lah" tuan Jung membantu nya minum air putih yang sudah di sedia kan.
Rio menghela nafas lega setelah tenggorokan nya basah oleh air minum.
"Tadi aku bertemu dengan Seulgi, dia sibuk menangani kasus mu, dan menitipkan ini, dari seorang yeoja katanya" tuan Jung menyerahkan selembar surat pada Rio, ia pun buru-buru membuka nya karena penasaran.
Dear Rio
Saat kamu membuka surat ini, aku mungkin sudah pergi meninggalkan Seoul, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah kamu korban kan untuk ku, entah andai aku tak bertemu dengan mu, akan seperti apa neraka yang aku jalani, aku pergi, mencari kebahagiaan ku sendiri, dan semoga kamu pun juga akan segera menemukan kebahagian mu, dan aku meminta maaf karena telah mengambil begitu banyak kenangan indah dari mu, semoga cepat sembuh Rio.
Bye
Rose
Lemas sudah tubuh Rio diatas bangasal nya, tangan nya meremas surat itu kuat-kuat, air mata nya menetes menyadari Rose telah pergi dari Seoul, tuan Jung yang melihat nya pun tak tega, ia lalu memeluk Rio dan akhir nya pecah sudah tangis nya, ia meraung dan terisak pilu, tak rela ditinggalkan oleh gadis yang dicintai nya.
Rio menjalani perawatan selama lima hari di rumah sakit, ia akhir nya di ijinkan untuk pulang ke rumah nya, dengan tubuh yang belum seratus persen sembuh total, Rio mencoba merapikan kembali rumah yang diobrak-abrik oleh anak buah Jisoo waktu itu, Rio lalu terduduk, melamun memikirkan Rose, gadis ketus, dingin dan kasar tapi mampu menguasai hati nya sekarang.
Rio kembali ke kantor seminggu kemudian, ia menemui tuan Jung untuk menyerahkan surat pengunduran diri nya sebagai wartawan tetap di harian Dayli Jung.
"Aku tak bisa memaksa mu, tapi jika suatu saat kamu berubah pikiran, hubungi aku lagi" pesan tuan Jung.
"Baik tuan"
"Rio"
"Sungjae"
"Aku sedih kamu resign dari kantor ini" sendu sang rekan kerja.
"Kita masih bisa bertemu, aku tak akan pergi dari kota ini, tenang saja" balas Rio tersenyum paksa, karena ia masih belum bisa melupakan kesedihan nya di tinggal pergi oleh Rose, Rio lalu mengemudikan mobil nya menuju kedai kopi langganan untuk bertemu dengan Seulgi.
"Americano dan donat dengan gula" pesan Rio, ia jadi penggemar americano semenjak Rose pergi, Rio lalu menyusul ke meja Seulgi.
"Rio, kenalkan ini Jennie, sniper yang membantu mu waktu itu" ujar Seulgi, gadis itu tersenyum.
"Jennie"
"Rio, senang akhir nya bisa bertemu orang baik seperti nona" puji Rio.
"Orang baik juga akan selalu di kelilingi oleh orang baik" balas Jennie rendah hati, Rio mengangguk setuju.
"Bagaimana kasus nya Seul?" Tanya Rio.
"Kasus nya di tutup, Rose tak mendapatkan tuduhan apa-apa, karena tak ada bukti yang menunjukan bahwa dia ada di tempat kejadian perkara" jawab Seulgi yang langsung naik jabatan dua tingkat sekaligus, menjadi perwira menengah, Komisaris Besar, tentu saja Rose bersih, karena Seulgi sudah membereskan semua nya.
"Kasus dianggap penggerebekan" imbuh nya.
"Lalu kasus nona Jennie?" Tanya Rio lagi.
"Aku sudah di bebaskan dari segala tuduhan, berkat Seulgi, kasus di tinjau ulang, dan rekaman cctv juga di temukan, jadi ya, Im free now" balas Jennie, ia tentu sangat berterima kasih pada Seulgi.
"Kamu tak menyesal telah menjadi pembunuh?" Tanya Rio lagi, Jennie menggeleng.
"Aku membunuh orang yang jahat, dia salah, jadi untuk apa aku menyesal" balas Jennie, ia kembali aktif menajalani tugas nya sebagai polisi wanita, pangkat Bharada, ketiga nya lalu melanjutkan obrolan sambil menikmati kopi mereka, jika sedang begini, untuk sejenak Rio bisa melupakan Rose, tapi ketika ia kembali ke rumah, Rio akan menjadi murung kembali.
Rio menghela nafas, ia duduk termenung sambil melamun.
"Dadaku terasa nyeri setiap kali mengingat mu Rose, aku rindu, dan kemana aku harus menemukan penawar nya" batin Rio meringkuk diatas sofa rumah nya.
Rio terlelap, baru lima menit, ia langsung terjengkit kaget, peluh nya bercucuran, mengingat kejadian dimana ia disiksa anak buah Jisoo dulu, Rio kerap mengalami mimpi buruk sejak kejadian itu, ia sering terbangun tengah malam, ia lalu ke kamar mandi untuk mencuci wajah nya, lalu menyeduh kopi dan menonton tv sampai pagi menjelang.
Meski Rose memutuskan untuk pergi meninggalkan Rio, tapi perasaan pria itu pada nya tak akan pernah hilang.
#TBC