22. Its Not Fine Rose

621 128 21
                                    

Rio mengalami insomnia berat, ia hanya bisa tertidur saat matahari mulai menampakan diri, guna menghibur diri, Rio pergi ne mall, ke sebuah toko buku, hendak mencari bacaan.

"Kenapa aku tak menjadi penulis saja" batin Rio menemukan ide untuk mengisi waktu luang nya saat ia mulai tak bisa tidur, ia membeli beberapa buku sebagai reverensi nya, saat Rio hendak membayar buku nya, ia bertemu dengan seorang gadis, di depan meja kasir.

"Nona Sohee" sapa Rio, ia agak terkejut dengan penampilan berbeda dari gadis itu.

Wajah Sohee langsung berubah dingin dan tajam pada Rio, ia lalu mendekati namja itu yang langsung mengulurkan tangan kanan nya hendak bersalaman, tapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Sohee langsung berubah dingin dan tajam pada Rio, ia lalu mendekati namja itu yang langsung mengulurkan tangan kanan nya hendak bersalaman, tapi. . .

"Dimana kamu menyembunyikan nya?" Tanya Sohee marah, ia mendorong dada Rio ke belakang, namja itu pun bingung.

"Kamu tahu yang ku maksud bukan? Ini sudah berbulan-bulan semenjak dia menyuruhku pergi, aku kehilangan nya, dan terakhir ku lihat Rose bersama mu, dimana dia sekarang?" Teriak Sohee histeris sambil memukuli dada Rio secara brutal, sampai menjadi pusat perhatian oleh orang-orang sekitar.

"Nona dengar dulu penjelasan ku"

"Aku hanya ingin bertemu dengan nya oppa, tolong, aku merindukan Rose ku" rancau Sohee lirih, ia pun sama kacau nya dengan Rio semenjak Rose menghilang, Sohee terjatuh di lantai toko buku, dan Rio pun segera memapah nya keluar, tak jadi membeli buku, ia membawa Sohee ke sebuah restauran dan memesankan nya minuman.

"Ini, minumlah dulu nona" ujar Rio menyerahkan segelas air putih, tak lupa Rio juga memesankan kopi untuk mereka berdua, Sohee masih terisak meski ia sudah meminum air putih nya, Rio menghela nafas.

"Aku akan menceritakan semua nya, setelah nona merasa lebih tenang, setuju?" Sohee mengangguk, Rio pun memberi nya selembar tisu.

"Aku mulai ok?" Sohee kembali mengangguk.

"Apa yang nona tahu tentang Rose?" Tanya Rio.

"Dia hanya gadis yatim piatu yang bekerja sebagai debt collector" jawab Sohee yakin.

"Apa dia pernah bercerita tentang keluarga nya?" Tanya Rio, Sohee menggeleng.

"Dia anak tunggal bukan?" Sohee malah balik bertanya.

"Rose, dia adalah putri kedua dari gembong narkoba Kim Woo Bin" jelas Rio berhasil membuat Sohee terkejut.

"Dia kabur dari rumah nya, dan hari dimana dia menyuruh nona pergi, itu adalah hari dimana unnie nya mulai mengendus keberadaan Rose" sambung Rio, wajah Sohee berubah serius, kaget, panik dan takut.

"Jangan berpikir buruk tentang Rose, karena dia mengusir nona demi keselamatan mu, andai nona masih bersama nya, bukan tak mungkin nyawa kalian yang akan menjadi taruhan nya" imbuh Rio lagi.

"Sekarang dia dimana?" Tanya Sohee dengan suara memohon.

"Aku tidak tahu nona, aku pun juga sedang mencari keberadaan nya" balas Rio, Sohee memejamkan kedua mata nya, lalu menarik nafas dalam-dalam.

"Aku merindukan aroma tubuh nya, sifat acuh nya yang diam-diam menaruh perhatian" puji Sohee, tapi Rio tak cemburu, ia hanya tersenyum menaggapi ucapan Sohee, karena ia tahu, siapa pemenang hati Rose sesungguh nya, yaitu dia, terbukti dari Rose yang lebih terbuka pada Rio dari pada Sohee padahal gadis itu yang telah lebih dahulu menemani Rose, Rio bisa saja membalas Sohe dengan satu kalimat, tapi tidak, Rio bukan tipe pria seperti itu, ia merasakan posisi yang sama dengan Sohee, patah hati dengan gadis yang dicintai.

"Kamu tidak berbohong kan?" Tanya Sohee tak percaya.

"Aku bahkan tak menyimpan nomor ponsel nya, karena tidak hafal, sedangkan ponsel lama ku hilang" ucap Rio untuk meyakinkan Sohee bahwa dia tidak berbohong.

"Kalau begitu, aku juga akan pergi dari kota ini, karena aku bertahan disini hanya untuk Rose" ujar Sohee, ia lalu berdiri dan berpamitan pada Rio.

"Nona mau kemana?" Tanya Rio.

"Mencari Rose sampai ketemu" jawab Sohee sambil keluar dari restauran.

Rio kembali ke rumah nya, ia membuka laptop nya, yang berwallpaper kan wajah Rose, foto itu ia dapatkan dari Seulgi, sebelum mereka memulai aksi nya kala itu.

Rio kembali ke rumah nya, ia membuka laptop nya, yang berwallpaper kan wajah Rose, foto itu ia dapatkan dari Seulgi, sebelum mereka memulai aksi nya kala itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio termenung lama menatap gambar Rose di laptop nya itu.

"Rio" Seulgi mengetuk pintu rumah sang sahabat, hingga membuyarkan lamunan Rio, ia lalu berdiri untuk membuka kan pintu bagi sang polisi, Seulgi langsung masuk tanpa di suruh.

"Aku mencemaskan mu, karena pasti belum makan siang?" Tebak Seulgi, ia meletakan bawaan nya diatas meja ruang tamu, lalu mengambilkan peralatan makan untuk berdua.

"Pikirkan kesehatan mu Rio, jika aku sudah menikah dengan Irene noona nanti, siapa yang akan mengirimi mu makanan seperti ini?" Nasehat Seulgi.

"Aku mau yang nasi dengan ikan" pinta Rio mengabaikan nasehat Seulgi, ia lalu menyusul nya untuk makan siang bersama.

"Apa yang sedang kamu lakukan dengan laptop mu?" Tanya Seulgi melirik layar laptop milik Rio yang masih menampakan foto Rose.

"Oh, aku sedang mencoba untuk menulis buku" jawab Rio.

"Tentang apa?"

"Rose"

"Masih tentang nya hm?"

"Sulit bagi ku untuk melupakan nya Seul, dan dengan menulis tentang nya lah rasa rindu ku akan sedikit terobati" jawab Rio.

"Aku mendukung mu asal itu memberi pengaruh baik untuk sahabat ku ini" Seulgi menyemangati Rio.

"Aku masih berpikir harus dari mana memulai nya" bingung Rio.

"Besok aku bawakan buku, atau novel, untuk reverensi, kamu bisa belajar dari sana nanti"

"Ok, aku kemarin gagal membeli buku"

"Kenapa? Bagaimana bisa?" Heran Seulgi.

"Karena aku bertemu dengan kekasih Rose, dia mendesak ku untuk memberitahu dimana Rose berada" jawab Rio.

"Kamu jawab apa?"

"Tentu saja tidak tahu"

Seulgi adalah teman satu-satu nya sebagai tempat berbagi cerita bagi Rio, mungkin ia akan gila memikirkan Rose dan patah hati nya andai tak ada Seulgi yang selalu menemani dan menyemangati nya.

#TBC

Smooking GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang