Rose tak bertanya tentang tujuan putri nya yang tiba-tiba pulang bersama Yoshi, ia tak ingin membuat dua remaja itu merasa tak nyaman dengan pertanyaan nya, ia mengintip dari dalam, sengaja untuk berjaga agar mereka tak kebablasan, karena Rose belum tahu, siapa Yoshi, dan apa yang mereka bicarakan.
Kriingg. . .
Ponsel Yoshi berdering
"Papa" beritahu nya pada Lia.
"Hallo pa"
"Yoshi, kamu dimana? Kenapa belum pulang?"
"Ah, Yoshi lupa mengabari papa, Yoshi di Busan pa, mengantar Lia pulang, dia menangis karena rindu dengan mama nya, dan merengek pada Yoshi untuk minta di antar pulang pa" Yoshi menahan tawa, sedangkan Lia sudah memukuli oppa nya, karena kesal dijadikan alasan yang mengada-ada.
"Hahahaha. . . Begitu ya, lalu pulang nya bagaimana?" Rio tertawa mendengar cerita Yoshi.
"Papa sibuk tidak? Kalau tidak, bisa jemput Yoshi kan?"
"Dimana alamat nya?"
"Nanti Yoshi kirim pa"
"Baiklah, jangan tidur malam-malam ok"
"Ya pa"
Tawa Yoshi pun pecah, dan Lia semakin kesal dengan memukuli tubuh sang oppa, Rose ikut tersenyum meski tak tahu apa yang terjadi di depan sana.
Yoshi tidur di kamar Lia, sedangkan sang pemilik tidur bersama sang mama, tapi rupa nya Yoshi tak bisa terlelap, ia memikirkan besok akan seperti apa, dia pun keluar menuju ke tepi pantai sendiri, meski gelap, tapi suara deburan ombak sedikit membantu menghilangkan rasa grogi nya.
"Sebaik nya aku menghubungi daddy" batin Yoshi
"Hallo"
"Hallo dadd, Yoshi kangen" mendengar aduan si sulung, Joseph pun terkekeh senang.
"Kami juga merindukan mu boy, dongsaeng mu kemarin tampil diacara pentas seni sekolah, nanti papa kirim video nya"
"Yoshi tunggu dadd"
"Daddy"
"Ya boy?"
"Bagaimana dengan kasus Yoshi?"
"Ah iya, daddy belum sempat memberitahu mu, mereka sudah di tangkap dua hari yang lalu, jadi kamu aman sekarang, minggu depan pulang ke LA ya, daddy dan mommy akan menjemput mu"
"Ne daddy"
"Kenapa jagoan daddy tidak bersemangat sekali? Apa ada masalah?"
"Tidak dadd"
"Di kampus?"
"Bukan itu"
"Maksud ku tidak ada" Yoshi kelepasan, dan buru-buru meralat nya, tapi Joseph sudah menghabiskan waktu hampir delapan belas tahun dengan nya, semenjak masih berada di kandungan sang mommy, jadi ia tentu saja sudah hafal dengan tabiat si sulung.
"Dengan papa berarti? Ok, daddy tidak akan bertanya, sampai Yoshi bercerita sendiri"
"Daddy tidak akan marah kan?"
"Tergantung, jika Yoshi salah, daddy pasti akan marah"
"Maafkan Yoshi daddy"
"Untuk?"
"Sejujur nya, Yoshi mulai menyayangi papa"
"Hey, itu bukan suatu kesalahan, sudah seharus nya kamu menyayangi papa Rio, kenapa Yoshi takut daddy marah? Daddy justru senang, bangga, karena Yoshi sudah dewasa sekarang"