Seharian full, Rio tak sempat istirahat karena sibuk dengan tugas yang di berikan oleh sang atasan, padahal Krystal dulu tak begitu, dia membebaskan apa pun materi berita yang Rio dapatkan, itu yang ia unggah, bahkan untuk sekedar makan siang pun ia tak sempat
Tok tok
"Masuk" ujar Rio tanpa mengalihkan fokus nya dari laptop, rupa nya Sungjae.
"Makan siang mu, dari tuan Jung" Sungjae meletakan kantong berisi makanan diatas meja Rio.
Sore jam lima, Rio keluar dari kantor nya, wajah nya nampak lesu, dan Rose sudah menunggu nya, gadis itu merasa aneh, Rio menerima helm dari tangan Rose dan memakai nya, tanpa menunggu lama, lelaki itu langsung menaiki boncengan Rose dan memeluk nya dari belakang, Rio menyandarkan kepala nya dipunggung Rose, tak ada obrolan, dan Rio pun tertidur, saking lelah nya.
Rose sengaja melambatkan laju motor nya, untuk memberi kesempatan tidur lebih lama bagi Rio.
"Rosie"
"Hm?" Rio sudah terbangun rupa nya.
"Apa kita belum sampai?"
"Sebentar lagi" jawab Rose, karena memang motor telah memasuki area perhutanan.
"Kita sudah sampai" kata Rose kemudian, Rio lalu turun dari motor, membuka jas nya, dan menggulung lengan nya seperti biasa, bersiap untuk memasak makan malam, Rose pun menghampiri nya.
"Jika kamu lelah, kita makan ramen instan saja malam ini" ujar nya.
"Tidak, aku baik-baik saja" jawab Rio.
"Baiklah, biarkan aku membantu mu, apa yang harus aku lakukan?" Tanya Rose, Rio kemudian memberi nya interuksi.
"Biar aku lanjutkan, mandi lah dulu" Intonasi dan nada bicara Rose masih belum berubah, dingin, dan ketus meski ia sudah lumayan berbicara banyak, Rio pun mandi dan dia heran Rose sudah menyediakan baju ganti untuk nya.
Seminggu sudah Rio tinggal di rumah Rose, dan berita yang tuan Jung mau pun sudah diunggah oleh nya, hingga menimbulkan kegaduhan di pemerintahan, isu pencucian uang tak hanya melibatkan kementrian perpajakan, tapi juga beberapa petunggi kepolisian, dan ini memberi efek domino.
Dan suatu hari, Rio pulang dari kantor nya, ia hendak menuju ke mobil nya tapi Rose sudah menghadang nya.
"Rosie?" Kaget Rio.
"Ikut aku, jangan pulang sekarang, orang suruhan unnie sudah mengobrak-abrik rumah mu" beritahu Rose.
"Apa?" Rio tak percaya, tapi ia tetap menaiki motor Rose, gadis itu membawa nya mengintip dari kejauhan, dimana anak buah Jisoo telah mengetahui dimana rumah Rio berada.
"Ayo, kita minta perlindungan pada teman ku" ajak Rio.
"Tidak, aku tidak percaya mereka" tolak Rose
"Rosie, hanya polisi yang bisa melindungi kita saat ini"
"Tapi mereka juga bagian dari kelompok appa, kamu pikir bagaimana keberadaan appa bisa tidak terendus? Karena appa juga membayar mereka agar tutup mulut" jelas Rose khawatir.
"Aku tahu, tapi tidak semua polisi sekotor itu Rose, aku sudah sangat percaya pada nya, dia seperti hyung ku sendiri" bujuk Rio.
"Baiklah, aku antar kamu ke rumah nya, dan aku akan pulang untuk berkemas" ide Rose, Rio mengangguk setuju.
Rose mengantarkan Rio ke rumah Kwon Yuri, seorang perwira polisi menengah yang sudah Rio anggap seperti hyung nya sendiri, dan kebetulan Yuri baru tiba dari tempat nya bekerja.
"Hyung" sapa Rio yang sudah menunggu Yuri di teras rumah nya
"Hey, Rio, lama kita tidak bertemu, apa kabar mu?" Balas Yuri, ia memeluk sejenak sahabat nya yang sudah bagaikan dongsaeng nya sendiri itu.
"Kamu dengan siapa?" Tanya Yuri celingukan mencari keberadaan mobil milik Rio, tapi nihil.
"Sendiri hyung, rumah ku . . ." Rio terlihat gelisah, Yuri pun paham.
"Ayo masuk" ajak nya, Rio duduk di ruang tamu rumah Yuri, dan sang pemilik rumah pun mengambilkan nya kan minum.
"Minum dulu, agar kamu lebih tenang, setelah itu ceritakan apa yang terjadi" ujar Yuri.
"Gomawo hyung" Rio meneguk air putih yang diambilkan oleh Yuri.
"Nah, sekarang, katakan apa yang terjadi?" Tanya Yuri.
"Rumah ku di datangi anak buah Kim Woo Bin, hyung" Yuri terbelalak.
"Apa? Bagaimana bisa? Apa yang membuat mu terlibat dengan gembong narkoba itu?" Tanya Yuri.
"Cerita nya panjang hyung, aku bertemu dengan putri kedua nya" cerita Rio.
"Gawat" Yuri ikut panik dan cemas sekarang.
"Bersiaplah, kita pergi dari sini"
"Kenapa hyung?"
"Disini tak aman untuk mu"
"Ayo, Rio menurut saja saat Kwon Yuri mengajak nya pergi dari rumah nya"
Sedangkan Rose, ia dengan cepat mulai mengemasi laptop nya, dan semua peralatan kerja nya, tak lupa, ia selalu memakai celana panjang, jaket, dan masker untuk menyamar.
Rose melirik ponsel nya, curiga, ia pun menghentikan aktivitas nya dan menunggu kemana pergi nya gps pelacak yang Rose berikan pada Rio, ya, cincin yang Rose berikan waktu itu, bukan lah cincin biasa, melainkan sebuah gps, untuk memantau keberadaan Rio, Rose sudah merasa bahwa namja itu suatu saat akan menjadi target ayah nya, setelah terlibat saling kejaran dengan Jisoo waktu itu, tapi Rio tak pernah curiga dari mana Rose tahu rumah dan tempat nya bekerja.
Di dalam perjalanan, Rio bertanya pada Yuri "kita kemana hyung?"
"Ke tempat teraman untuk mu saat ini" jawab Yuri, mobil pun memasuki area pegunungan.
Rose terbelalak kaget, mengetahui gps di cincin yang Rio pakai menuju ke mansion sang ayah.
"Dia ke mansion Kim Woo Bin? Untuk apa? Jangan-jangan?" Pikiran Rose mulai berkecamuk, apakah kah Rio di culik, atau justru ternyata Rio adalah mata-mata sang ayah?
Gadis itu lun mulai gelisah, mondar mandir tak jelas, pikiran nya buntu, ia benar-benar kacau, Rose mengira Rio telah mengkhianati nya.
#TBC